Pendidikan Agama Islam Kelas IX
85
Kontak komunikasi dan hubungan dagang antarnegara sebenarnya telah berkembang pesat jauh sebelum angka tahun Masehi dimulai. Peter Bellwood, seorang arkeolog dari
Australia National University telah melakukan penelitian arkeologis di Polinesia dan Asia Tenggara. Bellwood menemukan bukti-bukti bahwa jauh sebelum abad V Masehi, beberapa
c. Jalur Sosial Budaya
Jalur yang satu ini tidak kalah penting dalam upaya penyebaran Islam di Nusantara. Proses interaksi sosial antara pemeluk agama Islam
dan kaum nonmuslim menyebabkan mereka saling mengamati dan menilai. Hal ini menyebabkan komunikasi yang terjadi pun semakin
hangat dengan topik baru, yaitu seputar ajaran agama Islam. Interaksi ini membuka wacana hubungan yang lebih dekat seperti hubungan
persaudaraan dan pernikahan.
Masuknya Islam dengan jalan pernikahan memberi warna tersendiri dalam sejarah Islam Indonesia. Jadilah hubungan baik yang
terjalin di antara para muslim pendatang dengan kaum pribumi diteruskan dengan perkawinan antara wanita pribumi dengan
pedagang Islam. Melalui perkawinan ini lahirlah generasi baru muslim. Dengan demikian, sedikit demi sedikit terbentuk komunitas muslim
di kalangan warga pribumi. Beberapa di antara contoh pernikahan ulama Islam dengan wanita pribumi adalah perkawinan Raden
Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, perkawinan Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawunganten, serta perkawinan
Raja Brawijaya yang beragama Hindu dengan Putri Jeumpa yang beragama Islam kemudian menurunkan Raden Patah yang kelak
menjadi raja pertama kerajaan Islam Demak.
Tidak kalah penting dalam penyebaran Islam adalah interaksi budaya yang terjadi antara budaya pribumi dengan Islam. Budaya
pribumi yang diwarnai oleh agama Hindu dan Buddha serta kepercayaan animisme dan dinamisme bersentuhan dengan budaya
Islam yang bercorak tauhid kepada Allah. Budaya Islam yang sederhana menyebabkan rakyat yang masih sederhana dengan mudah
mencerna dan menerima muatan isi yang disampaikan. Dengan begitu, penduduk pedalaman kepulauan Nusantara dapat menerima
Islam sehingga Islam menjadi agama mayoritas di kalangan penduduk Nusantara.
Dalam menggunakan budaya, para ulama tidak serta-merta mengubah budaya pribumi menjadi budaya Islam. Tradisi budaya
yang ada di masyarakat dibiarkan terus berlanjut, tetapi disisipi dengan muatan dan ajaran Islam. Dengan demikian, muatan tradisi
yang dipandang mengandung ajaran terlarang seperti syirik dapat dihilangkan secara perlahan. Cara seperti ini terbukti ampuh untuk
mendekati rakyat jelata hingga tertarik untuk masuk Islam.
Pendidikan Agama Islam Kelas IX
86
jalur utama perdagangan telah berkembang menghubungkan Nusantara dengan Cina. Hal ini terbukti dari temuan beberapa tembikar Cina serta barang-barang perunggu dari zaman
Dinasti Han di Sumatra dan Jawa Timur. Dalam catatan kaki pada bukunya, Bellwood menulis, ”Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana keramik Cina dari berbagai
situs di Sumatra Utara. Selain itu, barang-barang perunggu Cina yang bertarikh akhir Dinasti Zhou atau sebelum tahun 221 sebelum Masehi saat ini disimpan di London dan berasal
dari kuburan di Lumajang, Jawa Timur. . . .” Temuan ini menjadi bukti bahwa pada masa sebelum Masehi hubungan Cina-Nusantara telah terjalin hingga pedalaman Nusantara.
Lebih dari itu perdagangan dengan dunia Arab dan Timur Tengah telah berjalan dalam waktu yang jauh lebih lama. Sebuah peta kuna yang dibuat oleh Claudius Ptolemius,
seorang Gubernur Yunani di Alexandria Mesir pada abad II Masehi menyebutkan bahwa di pesisir Sumatra terdapat sebuah bandar niaga bernama Borousai Barus yang dikenal
dengan hasil wewangian dari kapur barus. Dalam catatan Ptolemius, kapur barus telah diekspor ke Mesir jauh sebelum masa dia berkuasa.
Dari berbagai artefak yang ada, diyakini bahwa salah satu bahan yang digunakan untuk pembalseman para Raja Mesir menjadi mumi adalah kapur dari kayu kamper yang
diimpor dari Barus. Bahkan, dari penelitian material balsam untuk mumi Ramses II yang hidup pada masa Nabi Musa, diperoleh petunjuk bahwa material kamper yang digunakan
berasal dari material yang sama dengan yang dihasilkan di Barus. Hal ini menguatkan dugaan bahwa hubungan dagang antara pedagang Nusantara dan dunia luar telah terjalin
dalam rentang waktu yang sangat lama.
Perkembangan Islam di Nusantara merupakan salah satu bentuk perpindahan agama yang sangat cepat dibandingkan agama lainnya. Keadaan ini tentu bukan tanpa alasan.
Terdapat beberapa alasan Islam berkembang sedemikian cepat di wilayah Nusantara hingga saat ini Islam menjadi agama yang dipeluk oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Apakah faktor penyebab sehingga Islam dapat diterima dengan mudah oleh bangsa Indonesia? Diskusikan bersama teman sebangku kalian. Selanjutnya, susunlah jawaban
yang kalian temukan pada lembar tugas untuk disampaikan pada diskusi kelas.
B. Kerajaan Islam di Indonesia
Membicarakan perkembangan Islam tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kerajaan di Nusantara. Hal ini karena kerajaan di Nusantara
memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran dan perkembangan kehidupan Islam di Nusantara. Secara umum, perkembangan kerajaan di
Nusantara dimulai dari Pulau Sumatra dan Jawa. Selanjutnya, berkembang ke Pulau Sulawesi dan pulau-pulau yang lain.
1. Kerajaan Islam di Pulau Sumatra
Pada tahun 1292 seorang pengelana bernama Marco Polo berlabuh di Pulau Sumatra dan mencatat bahwa sebagian penduduk Sumatra
adalah pemeluk Islam dan sebagian penyembah berhala atau pemeluk animisme.Tercatat pula nama sebuah kerajaan yang disebut Ferlec. Akan