Dalil Naqli dan Hubungan Qada serta Qadar

Pendidikan Agama Islam Kelas IX 131 Artinya: Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab Lauh. Mah.fu -z. sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Q.S. al-H. adi - d [57]: 22 Ketetapan Allah bahkan berlaku pula untuk segala sesuatu yang terdapat di alam raya. Hal ini dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah saw. yang artinya, ”Sesungguhnya seorang kamu telah dikumpulkan kejadiannya di dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian berada di sana seperti tadi 40 hari dalam bentuk segumpal darah, selanjutnya masih berada di sana seperti tadi dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu, Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk menulis empat kalimat, yaitu tentang amal perbuatannya, rezekinya, kesengsaraannya atau kebahagiaannya. Kemudian ditiupkan roh kepadanya.” H.R. Bukhari Berdasarkan terjemah hadis di atas diketahui bahwa semenjak masih dalam kandungan ketentuan Allah Swt. terhadap sang bayi telah ditetapkan. Meskipun demikian, kita tidak boleh berpangku tangan dan bersikap apatis terhadap qada dan qadar-Nya. Hal ini karena takdir Allah Swt. ada yang mengikutsertakan usaha manusia di dalamnya.

C. Macam-Macam Takdir dan Contohnya

1. Macam-Macam Takdir

Qada dan qadar sering juga diistilahkan dengan takdir Allah. Jika kita membahas tentang takdir Allah dengan sendirinya berarti membahas tentang qada dan qadar. Demikian juga sebaliknya, pada saat membahas masalah takdir berarti membahas tentang qada dan qadar Allah Swt. Takdir menurut bahasa berarti ketetapan. Ada yang mengartikan takdir dengan meyakini adanya ketetapan Allah yang berlaku terhadap segala makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa takdir berarti hasil perpaduan dari ketetapan, baik dalam qada maupun qadar Allah. Ensiklopedi Islam 5. 1994. Halaman 47 Pemahaman takdir di sini tentu agak berlainan dengan yang terjadi dalam masyarakat. Sementara ini ada yang memahami takdir sekadar sebagai penyebab segala sesuatu sehingga seakan-akan takdir dipahami secara negatif. Seperti ungkapan, ”Sudah takdirnya kita bodoh, memang takdirnya kita tidak bisa bermain bagus,” dan beberapa ungkapan negatif yang lain. Pada dasarnya ada takdir yang mutlak berada dalam kuasa Allah Swt. dan tidak bisa dielakkan. Ada juga ketentuan Allah yang dapat berubah melalui usaha atau ikhtiar makhluk dengan izin-Nya. Dengan demikian, takdir secara garis besar dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut. Pendidikan Agama Islam Kelas IX 132

a. Takdir Mubram

Secara bahasa, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti dan tidak dapat dielakkan. Takdir mubram secara istilah dapat diartikan dengan ketetapan Allah Swt. yang pasti terjadi pada setiap makhluk sehingga tidak bisa ditolak atau ditawar-tawar lagi. Ada banyak ketetapan yang pasti terjadi, misalnya tentang peristiwa hari kiamat, jenis kelamin ataukah waktu kematian, jodoh, dan beberapa peristiwa lainnya. Atas kejadian tersebut seluruhnya telah diatur oleh Allah Swt. Manusia tidak turut menentukannya. Tidak ada manusia yang mengetahui jodoh atau memesan jenis kelamin sebelum kelahirannya.

b. Takdir Mu‘allaq

Mu‘allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Kebalikan dari takdir mubram, takdir mu‘allaq adalah ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah oleh manusia melalui usaha-usaha yang dilakukannya jika Allah Swt. mengizinkan. Dengan demikian, dalam takdir mu’allaq keputusan Allah Swt. tergantung dengan upaya atau usaha manusia sendiri tentunya dengan izin-Nya. Keberadaan takdir mu‘allaq menyebabkan manusia harus berusaha untuk menggapai cita-cita. Manusia tidak boleh hanya berdiam diri untuk mengubah nasibnya. Dalil yang menjelaskan tentang ketentuan takdir mu‘allaq adalah firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut. . . . . Innalla-ha la- yugayyiru ma- biqaumin h.atta - yugayyiru- ma- bianfusihim, Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri . . . . Q.S. ar-Ra‘d [13]: 11 Berdasarkan ayat di atas, jika kita tidak mau berusaha meng- ubah diri sendiri, Allah Swt. pun tidak akan mengubahnya. Contohnya ketetapan tentang kemampuan ilmu, banyaknya harta, terjaga kesehatan, ke- selamatan diri, dan berbagai peristiwa lain. Ketetapan Allah Swt. menyangkut hal-hal tersebut tergantung pada usaha manusia itu sendiri. Dengan demikian, Sumber: Dokumen Penulis ▼ Gambar 10.5 Besar kecilnya kekayaan yang diperoleh, dipengaruhi oleh usaha manusia. Pendidikan Agama Islam Kelas IX 133 Ayat Al-Qur’an tentang Qada dan Qadar Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang qada dan qadar Allah Swt. sebagai berikut. 1. Q.S. al-Baqarah [2] ayat 20. 2. Q.S. A - li ‘Imra-n [3] ayat 26. 3. Q.S. al-Ah.za -b [33] ayat 38. 4. Q.S. al-A’la- [87] ayat 3. 5. Q.S. al-An‘a-m [67] ayat 17-18. 6. Q.S. Fus.s.ilat [41] ayat 46. 7. Q.S. at-Taubah [9] ayat 51. 8. Q.S. Yu-suf [12] ayat 87. ikhtiar atau usaha harus dilakukan manusia kemudian berdoa memohon keberhasilan usaha tersebut. Selanjutnya, kita menyerahkan sepenuhnya hasil usaha yang telah dilakukan kepada Allah Swt. Apa pun hasil usaha yang telah ditetapkan Allah Swt. kita terima dengan ikhlas dan lapang dada.

2. Contoh Qada dan Qadar Allah

Contoh qada dan qadar Allah Swt. banyak kita temukan dalam keseharian. Misalnya ketentuan yang terjadi pada alam semesta, manusia, dan makhluk yang lain. Dengan demikian, kita perlu memahami peristiwa-peristiwa yang terkait erat dengan qada dan qadar Allah Swt. tersebut.

a. Penciptaan Alam Semesta

Allah Swt. telah menciptakan alam semesta dan Dia juga yang mengaturnya. Allah Swt. menetapkan aturan tertentu bagi alam semesta agar tetap dapat berjalan dan tidak binasa. Ini salah satu wujud takdir Allah Swt. Jika alam semesta ini berjalan berdasarkan hukum alam semata tanpa ada ketentuan dari Allah, tentu akan rusak. Contoh, matahari akan bebas terbit sehari dan terbenam dalam beberapa hari. Bumi akan bebas beredar dan berotasi untuk beberapa jam serta berhenti untuk beberapa jam kemudian. Demikian pula dengan bulan dan bintang akan berjalan dengan kehendaknya sendiri. Jika hal ini dibiarkan, alam semesta tidak akan lestari. Alam semesta akan rusak karena tanpa ada kendali yang telah ditetapkan Allah. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan makhluk, hukum alam juga selalu berjalan berdasarkan takdir Allah Swt.