Kebersihan Sebagai Syarat Ibadah

Pendidikan Agama Islam Kelas IX 121 a. menggunting kumis; b. memelihara janggut; c. bersiwak menggosok gigi; d. menghirup air ke hidung; e. memotong kuku; f. membasuh ruas jari-jari; g. mencabut bulu ketiak; h. mencukur bulu kemaluan; i. beristinja; dan j. berkumur. Dalam hadis yang lain Rasulullah saw. menjelaskan tentang lima fitrah dengan sabda beliau seperti berikut. Artinya: Lima fitrah tabiat yang bersih: mencukur rambut kemaluan, berkhitan, menggunting kumis, mencabut bulu ketiak, mengerat memotong kuku. H.R. Ah.mad

3. Kebersihan Makanan dan Harta

Islam juga mengajarkan umatnya menjaga kebersihan makanan dan minuman. Islam melarang umatnya mengonsumsi makanan dan minuman yang najis dan kotor rijs Quraisy Shihab. 1997. Halaman 142. Umat Islam diperintahkan untuk mengonsumsi makanan yang bersih. Makanan bersih yang dimaksud di sini adalah bersih secara lahir dan halal. Makanan dan minuman yang dapat membahayakan tubuh juga dilarang untuk dikonsumsi. Misalnya, Allah Swt. melarang umat Islam mengonsumsi minuman keras. Hal ini karena minuman keras dapat membahayakan tubuh dan kesehatan. Kebersihan harta juga disinggung oleh ajaran Islam. Harta harus diperoleh dengan cara yang baik dan halal. Islam melarang umatnya memperoleh harta dengan cara yang tidak bersih atau tidak halal. Misalnya, melalui riba, mencuri, merampok, dan korupsi. Setelah harta diperoleh dengan cara yang baik, Islam mengajarkan agar mengeluarkan zakat dari harta tersebut. Zakat merupakan cara penyucian atau pembersihan harta. Cara lain untuk membersihkan harta adalah melalui sedekah, infak, dan wakaf. Sumber: Dokumen Penulis ▼ Gambar 9.3 Memotong kuku merupakan cara menjaga kebersihan. Pendidikan Agama Islam Kelas IX 122 Menjaga Kebersihan Batin Selain mengajarkan kebersihan fisik, Islam juga mengajarkan kebersihan batin. Kesucian atau kebersihan batin dapat dilakukan dengan cara berakhlak yang baik dan mau bertobat. Ketika seseorang bertobat berarti telah menyucikan dirinya dari segala dosa yang dilakukan. Bertobat dilakukan dengan menyatakan telah menyesal atas perbuatan dosanya, memohon ampun kepada Allah, serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bagi dosa yang memerlukan hukum pidana, dalam Islam harus dilakukan melalui proses eksekusi yang telah diatur syariat. Allah Swt. menyukai orang- orang yang bertobat dan menyucikan diri. Perhatikan firman-Nya berikut ini. . . . . . . Innalla-ha yuh.ibbut-tawwa -bi-na wa yuh .ibbul-mutat.ahhiri - na. Artinya: . . . Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan orang yang menyucikan diri. Q.S. al-Baqarah [2]: 222 Menurut Imam al-Gazali ada tiga tingkatan kebersihan sebagai berikut. 1. Membersihkan anggota-anggota badan fisik dari hadas, najis-najis atau kotoran- kotoran serta benda-benda kelebihan yang tidak diperlukan. 2. Membersihkan hati dan sifat-sifat tercela. 3. Membersihkan rahasia batiniah dari sesuatu selain Allah. Taharah tingkatan ini adalah taharahnya para nabi dan s.iddiqi - n.

4. Kebersihan Lingkungan

Umat Islam merupakan khaira ummatin umat teladan sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt. dalam salah satu ayat Al-Qur’an. Mereka dituntut tanggung jawabnya untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Salah satunya dalam hal membiasakan hidup bersih. Kita dapat membiasakan hidup bersih dimulai dari lingkungan rumah dan sekolah. Cara menjaga kebersihan di lingkungan rumah dapat dilakukan dengan rajin menguras kamar mandi, menyapu lantai, membuang sampah di tempatnya, mengepel lantai, dan beberapa cara lainnya. Menguras kamar mandi dengan rutin dapat menghindarkan nyamuk bertelur dan berkembang biak di dalamnya. Nyamuk dapat menularkan penyakit kepada manusia seperti demam berdarah dan malaria. Lantai yang tidak pernah disapu dan dipel akan berdebu. Debu dapat menyesak- kan pernapasan dan menularkan penyakit. Rumah yang secara rutin dibersihkan menjauhkan penghuninya dari serangan penyakit.