Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Studi
104
Sedangkan butir pernyataan yang memiliki skor paling rendah yaitu nomor 32, yang menyatakan bahwa karyawan belum bisa
monomer satukan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan pribadi. Keadaan ini dapat merugikan perusahaan apabila sedang
mengalami permasalahan atau kendala, kemungkinan dimana karyawan kurang simpatik dengan permasalahan yang ada di
perusahaan sangat memungkinkan. Maka pimpinan memiliki tugas untuk menekankan kepada karyawan bahwa mereka harus monomer
satukan kepentingan perusahaan terutama bila sedang terjadi kendala, karyawan harus segera menyelesaikan dan menemukan jalan keluar
dari permasalahan yang sedang terjadi. Untuk meningkatkan kemauan dari karyawan pimpinan juga dapat memberikan insentif yang lebih
atas kerja keras yang lebih yang sudah dilakukan oleh karyawan. Hasil dari perhitungan rerata variabel X
2
menunjukkan dimana, rerata paling tinggi terdapat di departemen UNY Hotel, disusul oleh
UNY Auto Care kemudian UNY Qua, sedangkan UNY Tour and Travel memiliki nilai rerata yang rendah. Perhatian khusus ditujukan
kepada UNY Tour and Travel departemen yang memiliki rerata paling rendah, dimana mereka harus memperhatikan dan memotivasi
karyawan agar mereka mengisi waktu luang yang ada dengan menyelesaikan pekerjaan mereka, Pendekatan secara khusus dan
menarik harus dilakukan oleh pimpinan untuk menumbuhkan pola pikir bagi karyawan yaitu “time is money”, maka para karyawan
105
sangat menghargai waktu yang mereka miliki. Apabila ada waktu kosong tidak hanya mereka gunakan untuk bersantai-santai tapi
langsung dengan menyelesaikan semua tugas yang ada. Serta dari disiplin kerja tersebut budaya untuk tidak menunda-nunda pekerjaan
sangat baik apabila selalu diterapkan pada perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Aput Ivan Alindra 2015 yang menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
Budaya organisasi tidak akan menjadi efektif tanpa adanya hubungan yang baik antar karyawan. Untuk membangun budaya organisasi,
semua pelaku organisasi harusnya memiliki perasaan membutuhkan dan melaksanakan pekerjaan dengan hati yang ikhlas. Dengan
memiliki perasaan tersebut setiap karyawan akan bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi
beban kerjanya, sehingga semua karyawan bisa terlibat aktif dalam mencapai tujuan dari organisasi.