Jenis-jenis Teks Eksposisi Teks Eksposisi

Tahap Pertama dalam penulisan teks eksposisi diawali dengan memaparkan tesis yang berupa pendapat atau opini penulis sebagai pembukaan. Tahap kedua, yaitu argumentasi dimana argumen yang mendukung pernyataan penulis. Pada bagian ini, penulis dapat mengembangkan tulisan menjadi lebih kompleks. Tahap ketiga adalah penegasan ulang yang merupakan pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan tesis penulis. Aspek kebahasaan teks eksposisi, yaitu partisipan generik, baik manusia ataupun non manusia, kohesi leksikal dan gramatikal, hubungan konjungtif penambahan, temporal dan logikal, dan leksis deskriptif analis dan atitudinal hortatoris.

5. Penilaian Teks Eksposisi

Nurgiyantoro 2012: 439 mengemukakan bahwa penilaian terhadap tulisan siswa sebaiknya menggunakan rubrik penilaian yang mencakup segi komponen isi dan bahasa masing-masing dengan subkomponennya. Terdapat beberapa model teknik penilaian untuk kemampuan menulis yang sangat memungkinkan penilai untuk memperkecil subjektivitas dirinya. Sebagai contoh, penilaian analitis dan penilaian holistik. Penilaian analitis adalah penilaian hasil karangan siswa berdasarkan kualitas komponen diberi skor secara tersendiri dan skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlah skor-skor komponen tersebut. Selanjutnya, penilaian holistik adalah nilai yang tidak memperinci komponen penilaian, melainkan semuanya menjadi satu kesatuan. Selain itu, penilaian holistik dapat mempergunakan penilaian verbal seperti, sangat baik, baik dan cukup. Jadi, penilaian yang diberikan bersifat global. Dengan cara seperti ini akan diperoleh informasi komponen apa yang skornya tinggi atau rendah dan itu mencerminkan tingkat kompetensi siswa Nurgiyantoro, 2012: 443-444. Penilaian dalam penelitian ini menggunakan penilaian analitis. Kriteria penilaian untuk kemampuan menulis teks eksposisi ditentukan berdasarkan teori- teori yang berkaitan dengan hakikat menulis teks eksposisi. Dalam melakukan penilaian menulis teks eksposisi pada penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria penilaian yang terdapat pada buku guru kelas X SMAKementerian Pendidikan dan kebudayaan, karena sesuai dengan penilaian analitis. Pedoman penilaian menulis teks eksposisi dalam buku guru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 70 terdiri dari lima aspek yaitu isi, struktur, kosakata, kalimat, dan mekanik. Setiap aspek memiliki empat kriteria. Dalam hal ini, skala interval yang digunakan dalam penyekoran berbeda-beda sesuai bobot pada rinciannya. Berikut skala interval dan penyekorannya. Tabel 1: Interval Penyekoran Teks Eksposisi Aspek Sangat baik- Sempurna Cukup-Baik Sedang- Cukup Sangat kurang- Kurang Isi 27-30 22-26 17-21 13-16 Struktur 18-20 14-17 10-13 7-9 Kosakata 18-20 14-17 10-13 7-9 Kalimat 18-20 14-17 10-13 7-9 Mekanik 9-10 7-8 4 —6 1-3 Pada penilitian ini peneliti menggunakan model penilaian yang ada pada buku guru kelas X SMA karena sekolah yang menjadi objek penelitian merupakan sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Selain itu, sekolah tersebut juga berpedoman pada buku guru dan siswaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Instrumen penilaian menulis teks eksposisi dapat dilihat pada Lampiran 12.

C. Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan menulis Sagala, 2009: 74. Pendekatan proses merupakan sebuah metode dengan serangkaian tahap yang menggambarkan apa yang siswa lakukan dan pikirkan saat mereka menulis. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah membimbing siswa dalam proses menulis. Peran guru dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan siswa, tetapi membimbing siswa dalam proses menulis. Beberapa keunggulan pendekatan proses, antara lain: 1 memberi bekal cara memperoleh pengetahuan hal yang sangat penting untuk pengembangan pengetahuan masa depan, dan 2 pendahuluan bersifat kreatif dan menuntut siswa untuk aktif sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan cara memperoleh pengetahuan Sagala, 2009: 74. Menurut Tompkins dan Hoskisson 1995: 211 fokus di dalam proses menulis terletak pada apa yang dipikirkan siswa dan dilakukan dalam proses menulis. Terdapat lima tahap dalam pendekatan proses, yaitu 1 tahap prapenulisan, 2 tahap membuat draf, 3 tahap merevisi,