dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
Ilmu ekonomi pada dasarnya mempelajari upaya manusia baik sebagai individu maupun masyarakat dalam rangka melakukan pilihan
penggunaan sumber daya yang terbatas guna memenuhi kebutuhan
28
. Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial dan memiliki obyek
formal sama dengan obyek formal ilmu-ilmu sosial lainnya
29
. Terdapat beberapa rumusan tentang pengertian ekonomi yang disampaikan oleh
para ekonom. Rumusan-rumusan yang mereka sampaikan antara lain adalah sebagai berikut
30
: a. Richard G. Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi keinginan manusia yanng tidak terbatas.
b. N. Gregory Mankiw menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka.
c. Robert B. Ekelund Jr. Dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarakat
yang mempunyai
keinginan tidak
terbatas memilih
untuk mengalokasian sumber daya yang terbatas demi memenuhi keinginan
mereka. d. Paul A. Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu
studi tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang dan dipergunakan untuk
menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu.
28
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Mikro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000 Hal. 1.
29
Mohammad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama, 2009 Hal. 229.
30
Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: ESIS, 2013 Hal. 5.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan.
Penelitian ini dirujuk pada skripsi yang dilakukan oleh Achmad Saifudin 2011 dalam penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL di MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari peneliti
ini bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil belajar, serta siswa aktif dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning PBL dalam pembelajaran kimia.
Selanjutnya penelitian yang dirujuk dari skripsi Wiwin Winarsih 2012 dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning terh adap Hasil Belajar IPS Siswa”. Berdasarkana
kesimpulan dari peneliti menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tersebut harus melibatkan siswa secara aktif bukan hanya berpusat pada
guru. Dengan demikian proses belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah PBL. Penelitian model Problem Based Learning dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan Nurhikmah 2012 yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning PBL terhadap Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal”. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Adiwerna 04. Peningkatan
tersebut diketahui dari adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata
hasil belajar siswa kelas kontrol yaitu 69,12 sedangkan nilai siswa di kelas
eksperimen yaitu 76,25. Hal tersebut menunjukkan siswa yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran.
Penelitian mengenai model Problem Based Learning juga dilakukan oleh Fanny Vidhayanti Nasution 2012 yang berjudul
“Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD Mutiara Harapan Lawang”. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus I ke Siklus II. Hasil nilai aktivitas belajar siswa yang
berada pada kategori kurang dan cukup, pada siklus II hampir semua siswa berada pada kategori sangat baik dan baik. Selain meningkatkan aktivitas
belajar juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari rata- rata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 59 pada siklus I menjadi 83 pada
siklus II. Berikutnya jurnal dalam negeri mengenai Problem Based Learning
oleh Sudarman 2013 dengan judul “Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah”. Kesimpulan yang didapat PBL adalah suatu pendekatan yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk merangsang
berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi pada masalah. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual dan belajar menjadi pembelajaran yang otonom. Keuntungsn PBL adalah
mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihannya sendiri, yang
memungkinkan siswa mengeinterpretasikan dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomena tersebut.
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No. Nama Peneliti
Judul Persamaan dan Perbedaan
1. Achmad Saifudin
Skripsi: Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based
Learning PBL di MAN 12 Jakarta
Barat. Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil belajar.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini
meneliti mata pelajaran kimia sedangkan peneliti akan
meneliti terhadap mata pelajaran ekonomi.
2. Wiwin Winarsih
Skripsi: Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah penelitian ini meneliti mata pelajaran IPS
secara keseluruhan sedangkan peneliti akan meneliti terhadap
mata pelajaran ekonomi.
3. Nurhikmah
Skripsi: Keefektifan Penerapan Model
Problem Based Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti model pembelajaran Problem
Learning PBL terhadap Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04
Kabupaten Tegal.
Based Learning terhadap hasil belajar.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan Nurhikmah lebih menekankan kepada seberapa
efektif penerapan model PBL sedangkan penelitian yang
akan dilakukan lebih melihat dari hasil belajar siswa.
4. Fanny Vidhayanti
Nasution Skripsi: Penerapan
Model PBL untuk Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD
Mutiara Harapan
Lawang.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil
belajar. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah penelitian ini meneliti mata pelajaran IPA
secara keseluruhan sedangkan peneliti akan meneliti terhadap
mata pelajaran ekonomi. 5.
Sudarman Jurnal: Suatu Model
Pembelajaran untuk Mengembangkan dan
Meningkatkan Kemampuan
Memecahkan Masalah
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
model pembelajaran Problem Based Learning.
Perbedaan dengan jurnal ini adalah penelitian yang akan
dilakukan menggunakan pendekatan saintifik dalam
model pembelajaran tersebut.
C. Kerangka Berfikir
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Seorang guru ikut berperan serta dalam usaha
membentuk sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Pengertian guru profesional menurut para ahli adalah semua orang yang
mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar
sekolah. Guru adalah semua orang yang mempunyai wewenang serta
mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta membina murid. Latar belakang pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama
dengan pengalaman pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu. Adanya perbedaan latar belakang pendidikan bisa mempengaruhi
aktivitas seorang guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena tidak sedikit guru yang diperlukan di madrasah maka latar
belakang pendidikan seringkali tidak begitu dipedulikan. Jika kompetensi mempunyai arti kecakapan atau kemampuan, hal
ini erat kaitannya dengan pemilihan ilmu, kecakapan atau keterampilan menjadi seorang guru. Kompetensi adalah suatu tugas yang memiliki dan
mempunyai kecakapan atas pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dituntut karena jabatan seseorang.
Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa,
baik individual atau klasikal. Hal ini berarti bahwa guru, harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk wewenang dan kemampuan di
dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kompetensi guru adalah suatu keahlian yang wajib dipunyai oleh guru, baik dari kemampuan segi
pengetahuan, kemampuan dari segi keterampilan dan tanggung jawab pada murid-murid yang di didiknya, sehingga dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang pendidik bisa berjalan dengan baik.