E. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual belajar berbagi peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi
pembelajar yang otonom dan mandiri. Menurut Sudjana, manfaat khusus yang diperoleh dari metode
Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas
pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya
15
. F.
Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Sebagai suatu strategi pembelajaran, PBL memiliki beberapa keunggulan, diantaranya
16
: a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran. b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah
dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa.
15
Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Kontrivistik sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL Contextual Teaching Learning.
Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011 Cet ke 1, Hal. 88.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Predena, 2006 Cet ke 7, Hal. 220.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata. e. Pemecahan
masalah dapat
membantu siswa
untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan. f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. Disamping keunggulan, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya
17
: a. Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman
mengapa mereka
berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
G. Asesment dan Evaluasi
Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya sebatas dengan tes kertas dan pensil paper and paper tes tetapi termasuk menemukan
prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa. Evaluasi pembelajaran seharusnya didesain untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi
18
.
17
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Predena, 2006 Cet ke 7, Hal. 220.
18
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2013 Hal. 295.
Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran berbasis masalah fokus perhatian pembelajaran tidak pada
perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil
19
. Tugas asessment dan evaluasi yang sesuai untuk model pengajaran
berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif, misalnya asessment kinerja dan peragaan hasil. Asessment
kinerja dapat berupa asessment melakukan pengamatan, asessment merumuskan pertanyaan, asessment merumuskan sebuah hipotesis dan
sebagainya.
3. Pengertian Pendekatan Saintifik
A. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pembelajaran pada kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu
pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba mengumpulkan data, mengasosiasi menalar, dan
mengomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmia
20
. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya dan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang
19
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Kencana,
2009 Hal. 92.
20
Premendikbud Nomor 103 Tahun 2014 pasal 2 ayat 8
lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa
Pendekatan saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai hasil akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh
karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains
adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu. Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.
Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas
proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah, dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan, dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan. Model ini juga tercakup penemuan makna, organisasi, dan ide atau
gagasan, sehingga
secara bertahap
siswa belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar,
hukum-hukum, prinsip-prinsip
dan generalisasi,
sehingga lebih
memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpirkir tingkat tinggi.
Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber
belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
B. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah pokok sebagai berikut :
1. Observing mengamati
Objek Ekonomi yang dipelajari dalam IPS adalah buah pikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Mengamati objek
ekonomi dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang masing-masing mempunyai ciri berbeda, yaitu:
Mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan topik ekonomi tertentu
Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat dijelaskan serta dinilai secara ilmiah.
Melakukan pengamatan terhadap fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari tepat dilakukan ketika siswa belajar hal-hal
yang terkait dengan topik-topik ekonomi yang pembahasannya dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari secara langsung.
Fenomena yang diamati akan menghasilkan pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
pernyataan tersebut dituangkan dalam bentuk pendapat atau
menjadi pembuka dari pembahasan objek ekonomi yang abstrak. 2. Questioning menanya
Objek kajian ilmu pengetahuan sosial yang dipelajari siswa selama belajar di sekolah dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan
skill. Fakta, konsep, prinsip, skill tersebut adalah buah fikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Dalam mempelajari konsep