C. Kerangka Berfikir
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Seorang guru ikut berperan serta dalam usaha
membentuk sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Pengertian guru profesional menurut para ahli adalah semua orang yang
mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di luar
sekolah. Guru adalah semua orang yang mempunyai wewenang serta
mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta membina murid. Latar belakang pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama
dengan pengalaman pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu. Adanya perbedaan latar belakang pendidikan bisa mempengaruhi
aktivitas seorang guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena tidak sedikit guru yang diperlukan di madrasah maka latar
belakang pendidikan seringkali tidak begitu dipedulikan. Jika kompetensi mempunyai arti kecakapan atau kemampuan, hal
ini erat kaitannya dengan pemilihan ilmu, kecakapan atau keterampilan menjadi seorang guru. Kompetensi adalah suatu tugas yang memiliki dan
mempunyai kecakapan atas pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dituntut karena jabatan seseorang.
Pengertian guru profesional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan siswa,
baik individual atau klasikal. Hal ini berarti bahwa guru, harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk wewenang dan kemampuan di
dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kompetensi guru adalah suatu keahlian yang wajib dipunyai oleh guru, baik dari kemampuan segi
pengetahuan, kemampuan dari segi keterampilan dan tanggung jawab pada murid-murid yang di didiknya, sehingga dalam menjalankan tugasnya
sebagai seorang pendidik bisa berjalan dengan baik.
Hal ini guru perlu untuk mengetahui dan memahami kompetensi sebagai seorang guru. Kompetensi guru menjadi modal penting di dalam
pengelolaan pendidikan dan pengajaran yang begitu banyak macamnya. Dilihat secara garis besar ada dua segi yaitu dari segi kompetensi pribadi
serta dari kompetensi guru professional. Dengan macam-macam kompetensi itu maka pengertian guru profesional harus mampu
mengembangkan kepribadian, berinteraksi serta berkomunikasi, mampu melaksanakan bimbingan serta penyuluhan, melaksanakan administrasi
sekolah, menjalankan penelitian sederhana sebagai keperluan pengajaran, menguasai landasan kependidikan, memahami bahan pengajaran,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan mengevaluasi hasil dan proses belajar mengajar yang telah dijalankan.
Disamping kompetensi guru profesional juga harus memperhatikan berbagai macam model pembelajaran. Model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya. Sebagai salah satu contoh berdasarkan tujuan yaitu pembelajaran langsung, suatu model
pembelajaran yang baik untuk membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar seperti memahami kebutuhan dalam kegiatan ekonomi
atau topik-topik bahasan lain yang berkaitan dengan penggunaan alat. Setiap model pembelajaran membutuhkan lingkungan yang
berbeda. Misalnya pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedianya meja dan kursi yang dapat
dengan mudah untuk dipindahkan. Pada model diskusi para siswa membutuhkan
duduk bersamaan
dan berhadap-hadapan
untuk mencurahkan pendapat dari masing-masing siswa tersebut.
Dari berbagai macam model pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang menjadi kajian adalah model Problem Based Learning.
Problem Based Learning adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, keterampilan, materi dan pengaturan diri. Model pembelajaran ini yang berfokus pada pemecahan masalah dan menuntut
tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang ditumpu oleh siswa serta peran guru mendukung proses siswa pada saat memecahkan masalah.
Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran yang berorientasi agar siswa tidak
jenuh dalam belajar. Salah satunya model Problem Based Learning PBL dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa pada suatu masalah dan
diakhiri dengan penyajian analisis hasil kerja siswa. lima tahapan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1 Orientasi siswa
pada masalah, 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3 Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok,
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis masalah juga mempunyai beberapa ciri
seperti: 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah, 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, 3 Penyelidikan autentik, 4 Menghasilkan
produk dan memamerkannya, dan 5 kolaborasi. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai hasil akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting.
Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan
proses. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui
berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan scientist dalam melakukan penyelidikan ilmiah, dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
Penilaian yang dilakukan guru dalam model pembelajaran Problem Based Learning tidak hanya sebatas dengan tes kertas dan pensil tetapi
termasuk menemukan prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa.
Tugas asessment dan evaluasi yang sesuai untuk model pengajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian
alternatif, misalnya asessment kinerja dan peragaan hasil. Asessment kinerja dapat berupa asessment melakukan pengamatan, asessment
merumuskan pertanyaan, asessment merumuskan sebuah hipotesis dan sebagainya.
Disamping penilaian assesment dan evaluasi modell pembelajaran perlu diperhatikan assesment dan evaluasi dalam pendekatan saintifik.
Penilaian yang terdapat dalam pendekatan saintifik lebih menekankan agar guru lebih mendekati siswa secara menyeluruh dalam arti guru memahami
kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga guru dapat mengetahui apa yang menjadi permasalahan siswa tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima belajar. Belajar dikatakan berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku yang lebih
baik, penambahan pengetahuan, dan juga lebih terampil dari sebelumnya.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir