Bagi peneliti Manfaat Penelitian

Menurut Dewey dalam Sudjana belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengana respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik 8 . Model pembelajaran ini bercirikan penggunaan masalah dalam kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa dan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir secara kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan. PBL berfokus pada penyajian suatu permasalahan baik nyata maupun simulasi kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian, teori, konsep, maupun prinsip yang dipelajari dari berbagai ilmu lainnya. Menurut Arends, pengajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentuk dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri 9 . Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan, serta menghasilkan karya berupa peragaan. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir serta keterampilan pemecahan masalah. 8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Kencana, 2009 Hal. 91. 9 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Kencana, 2009 Hal. 92. Model pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah 10 . Pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi siswa dituntut aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan yang terakhir menyimpulkan. Kata kunci dari pembelajaran ini adalah tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik: 1 belajar dimulai dengan suatu masalah, 2 memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, 3 mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, 4 memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, 5 menggunakan kelompok kecil, dan 6 menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Berdasarkan uraian diatas, tampak jelas bahwa pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan adanya masalah yang dalam hal ini masalah tersebut dimunculkan oleh siswa maupun guru, lalu kemudian guru membimbing siswa untuk menggali pengetahhuan yang dimilikinya dan yang mereka ketahui tentang pemecahan masalah tersebut. Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi ataupun perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama 11 . Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam prosses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada peserta didik yang mengembangkan 10 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014 Hal. 209. 11 Junaedi, Strategi Pembelajaran. Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic School, 2008 Slide. 25.