Pengajuan Konsep Perencanaan Tindakan

mengembangkan sesuatu. Sehingga pada penelitian kelas pendidik berperan hanya sebagai objek penelitian, yang kadang-kadang hasilnya pun tidak dapat dimanfaatkan oleh pendidik itu sendiri. Berbeda dengan penelitian tindakan kelas PTK. Faktor pendorong pada PTK adalah keinginan untuk memperbaiki kinerja pendidik. Dengan demikian pendidik berperan sebagai subjek penelitian yang merancang penelitian serta mengimplementasikannya. 2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian Desain intervensi tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 3.1. Desain Intervensi Tindakan 3

C. SubjekPartisipasipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek atau partisipan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 12 Kota Tangerang. Dan peneliti pun berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran kimia. 3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h. 16. Perencanaan Tindakan SIKLUS I Pengamatan Refleksi Perencanaan Tindakan SIKLUS II ? Pengamatan Refleksi

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru sekaligus peneliti. Peneliti melakukan penelitian di bantu oleh guru bidang studi serta observer yang mencatat segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT. Selain mengajarkan materi, peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran dan mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar.

E. Tahap Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tahapan intervensi tindakan ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Tahap Intervensi Tindakan Penelitian awal Observasi dan wawancara Mengetahui hasil belajar kimia siswa, mengetahui kondisi siswa selama proses pembelajaran berlansung, mengetahui penggunaan sumber belajar dan bahan ajar yang disampaikan pada siswa. Hasil penelitian awal Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh bahwa proses pembelajaran masih monoton, suasana belajar tidak kondusif, siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran, kurangnya metode belajar yang dilakukan oleh guru sehingga pembelajaran masih bersifat teacher centered. Terdapat anggapan bahwa pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dimengerti karena terlalu banyak simbol, rumus dan hafalan. Diagnosa Hasil belajar kimia yang rendah karena metode belajar yang teacher centered. S ikl us I Perencanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada konsep sistem koloid, RPP, lembar observasi, tes kemampuan pemahaman.