TEMUAN HASIL PENELITIAN 1. Siklus I

c. Hasil Pengamatan 1 Lembar Observasi Siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, diperoleh persentase jumlah siswa yang memunculkan indikator Team Games Tournament TGT selama proses pembelajaran sebagai berikut : Tabel 4.2. Data Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I No. Langkah- langkah TGT Aspek yang diamati Rata- rata 1. Pembelajaran awal a. Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru 90,50 87,75 b. Memperhatikan dan menyimak aturan-aturan kelompok 85,00 2. Kelompok belajar a. Kerja sama antar kelompok 75,00 71,25 b. Mempersentasikan hasil diskusi kelompok 67,50 3. Permainan a. Melakukan permainan dengan rileks 69,00 69,50 b. Menjawab soal-soal dengan bersemangat 70,00 4. Turnamen a. Melakukan turnamen sesuai aturan 68,00 64,00 b. Mengembangkan turnamen dengan baik 60,00 5. Penutup a. Bersemangat dalam memperoleh hasil skorpenghargaan 81,50 73,50 b. Memberikan kesimpulan pelajaran 65,50 Persentase Siklus 73,20 Kategori Baik Tabel diatas menunjukan persentase dari tiap langkah-langkah TGT yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan siswa pada tindakan pembelajaran siklus I menunjukan rata-rata persentase yang diperoleh adalah 73,20 dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa telah memunculkan Kegiatan TGT dan sesuai dengan indikator. Lampiran 51. 2 Lembar Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan observasi. Hasil observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran sebagai berikut : Tabel 4.3. Data Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I No. Langkah- langkah TGT Team Games Tournament Aspek yang diamati Skala 5 4 3 2 1 1. Pembelajaran awal a. Menyampaikan materi pelajaran dengan baik √ b. Menyampaikan aturan-aturan kelompok √ 2. Kelompok belajar a. Memperhatikan jalannya belajar kelompok √ b. Mempersilahkan mempersentasikan hasil diskusi kelompok √ 3. Permainan a. Membimbing siswa melakukan permainan dengan rileks √ b. Memperhatikan siswa menjawab soal-soal √ 4. Turnamen a. Mengarahkan siswa turnamen sesuai aturan √ b. Membimbing perkembangan turnamen dengan baik √ 5. Penutup a. Mengumumkan perolehan hasil skorpenghargaan √ b. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran √ Persentase Siklus 74 Kategori Baik Tabel ini menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP berkategori baik dengan persentase 74. Pada pembelajaran awal guru menyampaiakan dengan baik, selanjutnya pada langkah kelompok belajar dan permainan guru sudah dapat mengawasi siswa dengan baik, sedangkan langkah turnamen dan penutup guru belum terlalu baikhanya cukup dalam membimbing siswa. Lampiran 55. 3 Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan. Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Catatan Lapangan Siklus I Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan Team Games Tournament TGT Tindakan Uraian Guru Siswa Pembelajaran Awal  Menyampaikan materi pelajaran masih terlalu terburu-buru karena waktu.  Menjelaskan aturan dalam model pembelajaran Team Games Tournament TGT dengan baik, agar siswa dapat memahami.  Menyimak materi yang disampaikan dengan baik dan antusias atas model pembelajaran Team Games Tournament TGT yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaranpun cukup, siswa sudah cukup aktif.  Belum terlalu paham bingung dengan aturan yang diterapkan pada TGT. Kelompok Belajar  Cukup baik dalam memperhatikan kelompok belajar.  Kurang mengkondisikan siswa untuk bekerja sama dengan baik, terlihat masih ada kelompok yang hanya mengerjakan tugas kelompoknya secara individual.  Kurang mengarahkan siswa mempersentasikan hasil diskusinya, sehingga kelompok yang lain masih cuek saat temannya mempersentasikan hasil diskusi.  Masih banyak yang belum serius dalam melakukan kerja kelompok, sebagian dari anggota kelompok masih ada yang tidak ikut berdiskusi.  Kerja sama antar anggota kelompok masing-masing terlihat cukup.  Mempersentasikan hasil diskusi masih malu-malu dan terpaku pada jawaban- jawaban yang singkat yang ada pada buku. Tanpa mencari alternatif jawabanmengaplikasikan dengan kehidupan sehari- hari. Permainan  Masih kurang cukup baik mengarahkan dan menggiring siswa untuk melakukan permainan.  Tidak semua kelompok mendapat pengawasan guru dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada di kartu soal, siswa masih cenderung bingung.  Masih kurang paham dengan aturan permainan, sehingga pada saat permainan akan dilakukan siswa masih bertanya- tanya.  Permainan yang dilakukan masih kurang kondusif.  Kurang begitu semangat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kartu soal. Karena bingung dan belum terbiasa. Turnamen  Belum cukup baik mengarahkan dan membimbing siswa pada aturan turnamen.  Cenderung belum melakukan turnamen yang benar dan sesuai dengan aturan. Penutup  Cukup baik mengumumukan perolehan hasil skor.  Masih kurang mengkondisikan  Cukup bersemangat menyimak dalam perolehan skor yang didapat.  Masih kurang bisa untuk menyimpulkan pelajaran, siswa dalam menyimpulkan pelajaran yang telah didapatkan. siswa menyimpulkan pelajaran bersama-sama. Sehingga tidak jelas apa yang mereka ungkapkan. Berdasarkan tabel diatas, pada pelaksanaan pembelajaran awal sudah terlihat baik siswa menyimak materi dan aturan dengan serius, sedangkan pada kelompok belajar sebagian masih belum serius, kerjasama hanya terlihat pada beberapa kelompok, permainan dan turnamen yang dilakukan hanya cukup sesuai dengan harapan terlihat masih ada siswa yang terkadang bertanya-tanya sehingga terjadi kegaduhan dalam kelas, dalam menyimpulkan materi guru kurang mampu membimbing dan mengkondisikan siswanya. 4 Wawancara Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I dengan beberapa siswa dari kelompok berbeda, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I No. Indikator Uraian Hasil Wawancara 1. Kesenangan Siswa Cukup merasa senang, karena proses pembelajaran Team Games Tournament TGT ini dapat mengasah kemampuan dalam menjawab pertanyaannya secara cepat. 2. Motivasi Siswa Pertama kali siswa belajar menggunakan mode TGT, siswa sedikit kesulitan siswa masih merasa bingung karena belum terbiasa sehingga motivasi siswa masih kurang baik. 3. Perubahan yang dialami Sedikit lebih dapat memahami materi pelajaran dengan lebih cepat. 4. Keaktifan Siswa Beberapa siswa sudah dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, meskipun masih ada siswa yang pasif. 5. Kekurangan dan Kelebihan model pembelajaran Team Games Tournament TGT Kekurangan metode ini adalah kurangnya waktu yang dibutuhkan dalam proses belajar sehingga kelompok turnamen kurang terawasi seluruhnya. Kelebihannya adalah suasana belajar menjadi lebih hidup. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa indikator sudah menunjukkan peningkatan aktivitas proses belajar dari sebelum dilakukannya tindakan sampai sesudah dilakukannya tindakan. Siswa sudah merasa senang dengan model pembelajaran tersebut meskipun terkadang kesulitan untuk melakukannya. Hasil wawancara lengkap Lampiran 60. d. Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari aspek kognitif pada siklus I dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut : Tabel 4.6. Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus I Rata-rata Siswa Pretest 43,05 Postest 76,00 N-Gain 0,58 Pada siklus I, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan rata- rata skor pretest 43,05. Tetapi setelah mengalami pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,00. Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus I maka data skor hasil belajar tes pemahaman siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa. Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N- Gain 0,58. Dikategorikan sedang perolehan skor N-Gain nilai 0,7 g 0,3. Namun hasil tes akhir postest siklus I hanya mencapai keberhasilan sebanyak 71,43 siswa yang mencapai nilai KKM 70 dan belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75 siswa yang harus memenuhi nilai KKM Lampiran 39. e. Refleksi Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada konsep sistem koloid mampu membuat siswa secara keseluruhan berperan aktif selama proses pembelajaran. Pada pelaksanaannya proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada konsep koloid masih terdapat kekerangannya. Sehingga perlu dilakukannya perbaikan. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I ini sebagai berikut : Tabel 4.7. Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I No. Tindakan Kekurangan Perbaikan 1. Pembelajaran Awal - Terlalu terburu-buru dalam menyampaikan materi. - Belum terlalu baik menyampaikan dan menggambar dengan baik aturan permainan yang akan dilakukan. - Lebih santai dalam menjelaskan materi. - Gambarkan kepada siswa dengan menggunakan white board bagaimana aturan permainan tersebut. 2. Kelompok Belajar - Siswa masih ada yang belum serius saat dilakukannya diskusi. - Kurang mampu mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya, terlihat siswa masih malu-malu dan kurang percaya diri dalam penyampaiannnya. - Posisi duduk dalam pembagian kelompok harus lebih diperhatikan agar lebih mudah mengawasi jalannya kegiatan. - Lebih mengarahkan bagaimana cara mempersentasikan hasil diskusi dengan baik agar kelompok- kelompok yang lain dapat mudah menyimak hasil diskusi kelompok yang mempersentasikan. 3. Permainan - Siswa masih cukup bingung dengan aturan permaianan, masih ada yang bertanya-tanya. Hal tersebut menyebabkan kurang kondusif keadaan kelas. - Harus dapat mengkondisikan siswa dalam melakukan permainan dengan rileks agar kelas tetap kondusif. 4. Turnamen - Belum cukup baik menjelaskan dan mengarahkan siswa dalam melakukan turnamen. - Aturan turnamen yang akan dilakukan gambarkan dan arahkan dengan sedemikian detail dan baik, agar siswa mengerti. 5. Penutup - Kurang membimbing siswa dalam menyimpulkan materi secara teratur. - Siswa masih menyimpulkan pelajaran dengan bersama-sama dan tidak terarah. - Bimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang diperoleh itu secara teratur agar terlihat apakah materi tersebut sampai dengan baik atau tidak. - Hindari menyimpulkan secara bergerombol, ditakutkan ada siswa yang hanya asal bunyi. f. Keputusan Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes kemampuan siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran siklus I, bahwa hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. indikator yang ditetapkan adalah sebesar 75 siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 71,43. Dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan Planning Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I yang akan merubah desain pembelajaran untuk lebih baik lagi. Perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan tes kemampuan pretest dan postest. Dalam siklus II ini pad kegiatan kelompok belajar guru lebih membimbing siswa untuk lebih aktif dalam diskusi dan mengoptimalkan kerjasama siswa dalam mengerjakan LKS yang sudah disiapkan, mengarahkan kembali dengan baik dalam pelaksanaan permainan pada saat turnamen, menyampaiakan kesimpulan dengan baik. Indikator-indikator pembelajaran dari konsep sistem koloid yang diterapkan pada siklus II diantaranya : 1 Mendeskripsikan sifat-sifat koloid efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi. 2 Menerapkan sifat-sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari. 3 Menjelaskan koloid liofob dan liofil. 4 Mendeskripsikan peranan koloid dalam berbagai bidang pada kehidupan sehari-hari. 5 Menjelaskan proses pembuatan koloid. 6 Menerapkan pembuatan koloid baik secara dispersi maupun suspensi dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitar. Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT. Apabila pada siklus II indikator keberhasilan sudah mencapai 75 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM, maka penelitian ini akan dihentikan. b. Tindakan Pada tahap ini, guru masih menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran. Langkah-langkah tindakan adalah : Tabel 4.8. Kegiatan Guru dan Siswa Siklus II Kegiatan Guru Siswa Pertemuan Pertama Pembelajaran Awal - Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. - Menjelaskan materi pelajaran tentang sifat-sifat koloid efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi. - Menjelaskan aturan dalam metode TGT, dengan memberikan gambaran yang lebih baik dengan menggunakan white board, agar siswa lebih memahami aturan permainan. Kelompok Belajar - Mengarahkan siswa bergabung dengan anggota kelompoknya. - Meminta siswa untuk mengatur posisi duduk lebih rapi. - Memberikan Lembar Kerja Siswa LKS dan meminta untuk mengerjakannya perintahnya. - Mengawasi siswa agar lebih aktif dan optimal dalam melakukan diskusi kelompok. Permainan dan Turnamen - Mengarahkan siswa berkumpul dimeja turnamen masing-masing. - Memberikan lembar skor game, serta kartu soal dan jawaban turnamen. - Mengawasi jalannya turnamen agar kelas tetap kondusif. - Menyimak penyampaian guru dengan baik. - Bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. - Merapikan posisi duduk. - Mengerjakan dengan baik perintah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa LKS. - Melakukan diskusi kelompok dengan serius. - Berkumpul dimeja turnamen yang telah ditentukan. - Mempersiapkan diri untuk melakukan permainan pada turnamen. - Melakukan turnamen dengan baik. Penutup - Meminta siswa berkumpul kembali dengan kelompok belajar. - Mengumumkan hasil skor yang diperoleh. - Membimbing siswa dengan lebih teratur dalam memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. - Kembali kekelompok belajar masing-masing. - Mendengarkan hasil skor yang diperoleh. - Menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari dengan teratur dan mandiri. Pertemuan Kedua Pembelajaran Awal - Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. - Menjelaskan materi pelajaran tentang peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan pembuatan koloid. - Menjelaskan aturan dalam metode TGT, dengan memberikan gambaran yang lebih baik dengan menggunakan white board, agar siswa lebih memahami aturan permainan. Kelompok Belajar - Mengarahkan siswa bergabung dengan anggota kelompoknya. - Memberikan Lembar Kerja Siswa LKS dan meminta untuk mengerjakannya perintahnya. - Mengawasi siswa agar lebih aktif dan optimal dalam melakukan diskusi kelompok. Permainan dan Turnamen - Mengarahkan siswa berkumpul dimeja turnamen masing-masing. - Memberikan lembar skor game, serta kartu soal dan jawaban turnamen. - Mengawasi jalannya turnamen agar kelas tetap kondusif. - Menyimak penyampaian guru dengan baik. - Bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. - Mengerjakan dengan baik perintah yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa LKS. - Melakukan diskusi dengan serius. - Berkumpul dimeja turnamen yang telah ditentukan. - Mempersiapkan diri untuk melakukan permainan pada turnamen. - Melakukan turnamen dengan baik. Penutup - Meminta siswa berkumpul kembali dengan kelompok belajar. - Mengumumkan hasil skor yang diperoleh. - Membimbing siswa dengan lebih teratur dalam memberikan kesimpulan. - Kembali kekelompok belajar masing-masing. - Mendengarkan hasil skor yang diperoleh. - Menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari dengan teratur dan mandiri. c. Hasil Pengamatan 1 Lembar Observasi Siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan siswa diuraikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.9. Data Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II No. Langkah- langkah TGT Aspek yang diamati Persentase Rata- rata 1. Pembelajaran awal a. Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru 97,50 95,50 b. Memperhatikan dan menyimak aturan-aturan kelompok 93,50 2. Kelompok belajar a. Kerja sama antar kelompok 93,50 89,50 b. Mempersentasikan hasil diskusi kelompok 85,50 3. Permainan a. Melakukan permainan dengan rileks 99,50 94,50 b. Menjawab soal-soal dengan bersemangat 89,50 4. Turnamen a. Melakukan turnamen sesuai aturan 91,50 85,25 b. Mengembangkan turnamen dengan baik 79,00 5. Penutup a. Bersemangat dalam memperoleh hasil skorpenghargaan 98,50 92,75 b. Memberikan kesimpulan pelajaran 87,00 Persentase Siklus 91,50 Kategori Sangat Baik Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT. Persentase tiap langkah menghasilkan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 91,50 dengan kategori sangat baik. Terjadi peningkatan yang sangat baik pada tahap permainan dari 69,50 menjadi 94,50 dan pada tahap turnamen dari 64,00 menjadi 85,25. Pada siklus II terlihat bahwa Kegiatan model pembelajaran Team Games Tournament TGT ada dan sangat sesuai dengan indikator. Lampiran 52. 2 Lembar Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru diuraikan pada tabel berikut : Tabel 4.10. Data Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II No. Langkah- langkah TGT Team Games Tournament Aspek yang diamati Skala 5 4 3 2 1 1. Pembelajaran awal a. Menyampaikan materi pelajaran dengan baik √ b. Menyampaikan aturan-aturan kelompok √ 2. Kelompok belajar a. Memperhatikan jalannya belajar kelompok √ b. Mempersilahkan mempersentasikan hasil diskusi kelompok √ 3. Permainan a. Membimbing siswa melakukan permainan dengan rileks √ b. Memperhatikan siswa menjawab soal-soal √ 4. Turnamen a. Mengarahkan siswa turnamen sesuai aturan √ b. Membimbing perkembangan turnamen dengan baik √ 5. Penutup a. Mengumumkan perolehan hasil skorpenghargaan √ b. Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran √ Persentase Siklus 90 Kategori Sangat Baik Tabel 4.10 menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan RPP berkategori sangat baik. Terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini terlihat pada semua tahap. Lampiran 56. 3 Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat diuraikan dalam catatan lapangan. Hasil catatan lapangan pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Catatan Lapangan Siklus II Hal-hal yang teramati dalam pelaksanaan Team Games Tournament TGT Tindakan Uraian Guru Siswa Pembelajaran Awal  Menyampaikan materi pelajaran dengan sangat baik.  Menjelaskan aturan dalam model pembelajaran TGT dengan baik.  Menyimak materi pelajaran dengan baik dan mampu berperan aktif dengan model pembelajaran TGT yang diterapkan.  Sudah memahami aturan yang diterapkan pada TGT. Kelompok Belajar  Sudah mampu mengkondisikan siswa untuk bekerja sama dengan baik.  Mampu mengarahkan siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan baik.  Sudah dapat bekerjasama dan berdiskusi kelompok dengan baik.  Mempersentasikan hasil diskusi dilakukan dengan baik, serta dapat mencari alternatif jawaban mengaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari. Permainan  Mampu membantu siswa untuk lebih memahami aturan permainan.  Dapat mengarahkan dan mengawasi jalannya permainan dengan baik.  Siswa sudah paham dengan aturan permainan yang benar.  Menjawab soal-soal dalam permainan, siswa lakukan dengan penuh semangat dan antusias. Turnamen  Dapat menguasai kondisi kelas pada saat turnamen.  Sudah dapat melakukan turnamen yang benar dan sesuai dengan aturan. Penutup  Mampu mengkondisikan siswa dalam menyimpulkan pelajaran yang telah didapatkan.  Sangat bersemangat menyimak perolehan skor yang didapat. Dapat menyimpulkan pelajaran dengan baik dan terarah. Berdasarkan tabel hasil catatan lapangan dapat disimpulkan, bahwa terdapat peningkatan tindakan siswa dalam proses pembelajaran. Terlihat disini siswa sudah mampu memahami dengan baik aturan-aturan yang diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen TGT. Sehingga proses pembelajaran yang pada siklus I yang awalnya masih cenderung belum kondusif tetapi pada siklus II proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan kondusif. Disini juga terlihat guru yang sudah mampu mengarahkan dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran dengan baik. Lampiran 59. Pada saat diskusi kelompok pada tahap kelompok belajar, yang semula pada siklus I siswa yang masih cenderung belum serius dan aktif dalam berdiskusi pada siklus II ini siswa sudah dapat bekerjasama dan berdiskusi dengan sangat baik. Hal tersebut dapat berkaitan dengan antusias siswa terhadap permainan yang akan mereka lakukan pada saat turnamen, karena motivasi mereka sangat besar untuk memenangkan turnamen. 4 Wawancara Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif, uraian hasil wawancara pada siklus II diantaranya sebagai berikut : Tabel 4.12. Hasil Wawancara pada Siklus II No. Indikator Uraian Hasil Wawancara 1. Kesenangan Siswa Menyenangkan, belajar yang dipadukan dengan permainan dan turnamen sehingga menumbuhkan sifat bersaing secara mengasyikkan. 2. Motivasi Siswa Awalnya kurang bersemangat setelah terbiasa mereka termotivasi dengan baik karena model pembelajaran ini dapat menumbuhkan sifat kecepatan, ketelitian, berjuang, dan sportifitas. 3. Perubahan kemampuan yang dialami Materi yang dipelajari lebih cepat dimengerti dan lebih mudah dipahami. Menyenangkan dan tentunya lebih tertantang dan penasaran. 4. Keaktifan Siswa Lebih aktif dalam proses pembelajaran. Jika kita tidak aktif maka nanti kita bisa kalah dalam turnamen. 5. Kekurangan dan Kelebihan model pembelajaran Team Games Tournament TGT Kekurangannya adalah perlu waktu yang cukup panjang, agar guru lebih banyak menjelaskan materi. Kelebihannya adalah pembelajaran memacu keaktifan dan semangat belajar untuk memenangkan game pada saat tournament. Berdasarkan tabel hasil wawancara, ada peningkatan tindakan siswa dari setiap indikator wawancara pada siklus I ke siklus II. Pada awalnya siswa yang belum senang terhadap model pembelajaran kemudian menjadi senang hal tersebut dapat menjadi motivasi siswa, setelah siswa termotivasi maka siswa akan berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut.Maka akan diperolehlah perubahan yang positif. Lampiran 61. d. Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut : Tabel 4.13. Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus II Rata-rata Siswa Pretest 33,90 Postest 81,81 N-Gain 0,74 Pada Siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapat rata- rata skor pretest 33.90. Akan tetapi setelah dilakukannya pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 81,81. Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus II maka data skor hasil tes pemahaman siswa dianalisi dengan N-Gain terhadap skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa. Dari selisih skor pretest dan posttest didapatkan nilai N-Gain 0,74. berdasarkan kategorisasi perolehan skor N-Gain 0,71 berkategori menunjukkan g-tinggi nilai g0,7. Hal ini menunjukkan tingkat efektifitas yang tinggi atas perlakuan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT. Tes hasil akhir postest siklus kedua telah mencapai keberhasilan sebesar 85,71 siswa yang mencapai nilai diatas KKM 70 dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 75 siswa mencapai nilai diatas KKM. Lampiran 41 e. Refleksi Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II, sudah tampak siswa mampu belajar dengan baik, aktif dan lebih kondusif dalam proses pembelajaran. Siswa yang awalnya masih belum mampu mengembangkan permainan dalam turnamen sudah mampu melakukannya dengan baik. kerjasama dan keseriusan siswa dalam berdiskusipun sudah lebih baik, sehingga guru merasa lebih mudah dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga target pembelajaran lebih mudah dicapai. Siswa yang semula mengalami kesulitan dalam memahami materi selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, sekarang sudah mampu aktif dan mengikuti dengan baik proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh dengan nilai rata-rata pada siklus I 76,00 dan pada siklus II 81,81. f. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar dan kemampuan penguasaan siswa terhadap model pembelajara kooperatif tipe Team Games Tournament TGT mengalami peningkatan dari siklus I. Dapat disimpulkan hasil yang diperoleh pada siklus II yaitu, hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid telah memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti harapkan. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah sebanyak 75 siswa memiliki nilai posttest diatas KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hasilnya, pemberian tindakan pada siklus II menunjukkan 85,71 siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT dapat dilakukan dengan baik, begitu juga dengan siswa sudah mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan pemberian tindakan berupa pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di SMA Negeri 12 Kota Tangerang kelas XI IPA 3, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada konsep sistem koloid. Hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan khususnya pada konsep sistem koloid. Awalnya proses pembelajaran yang dilakukan dikelas hanya didominasi oleh guru, dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian diberikan contoh soal lalu diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan saja. Setelah dilakukannya model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Karena di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi pelajaran. 1 Peran aktif yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar, pembelajaran akan terlaksana dengan baik apabila siswa telah melakukan sesuatu untuk dirinya. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sumber belajar dan strategi pembelajaran yang diterapkan selama pembelajaran. Pada penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1 Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 2008 h. 36 Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I, dengan materi pembahasan sistem dispersi, perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi, serta jenis-jenis koloid belum mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar yang diharapkan. Sebab kriteria ketuntasan hasil belajar yang diharapkan disini adalah 75 siswa memperoleh nilai sesuai atau diatas KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Sedangkan pada siklus I disini dari jumlah 42 siswa yang mencapai nilai sesuai atau diatas KKM hanya ada 30 siswa dengan persentase 71,43. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang memperoleh hasil belajar dibawah nilai KKM yang ditentukan. Kemungkinan terbesar mengapa masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan baik model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Sehingga masih perlu dilakukan perbaikan guna mencapai pembelajaran yang optimal. Setelah dilanjutkan dengan tindakan perbaikan dan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar, dimana 36 siswa dari 42 siswa tersebut telah memperoleh nilai sesuai atau diatas nilai KKM yang telah ditentukan dengan persentase 85,71. Sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT dapat membantu meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, kemudian siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. 2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung mampu mengubah proses pembelajaran yang awalnya hanya berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, atau akan terjadinya interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Interaksi simultan diantara para siswa terjadi pada metode TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung pada proses pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Keaktifan siswa dalam proses belajar meningkat dari siklus I ke siklus II. Keaktifan atau keikutsertaan kegiatan kelompok siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT pada siklus I ini memperoleh persentase 73,50 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung selama proses pembelajaran. Akan tetapi masih kurang atau belum cukup baik memunculkan langkah turnamen yang sesuai dengan aturan, terlihat hasil kegiatan kelompok siswa yang diperoleh dalam turnamen pada siklus I dengan persentase 64,00. Kemudian dilanjutkan dengan tindakan pembelajaran pada siklus II, guru memperbaiki kembali tindakan yang dilakukannya dengan menekankan siswa untuk lebih memahami aturan-aturan yang benar pada langkah turnamen, setelah dilakukannya pembelajaran pada siklus II dapat dilihat bahwa hasil kegiatan kelompok siswa yang dilakukan memperoleh persentase 92,75 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini mengalami peningkatan 2 Isjoni, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Bandung : Alfabeta 2010h 16 dimana langkah turnamen yang pada siklus I dengan persentase yang diperoleh 64,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 85,25. Dari penjelasan-penjelasan diatas, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung serta berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercipta dan terlaksana dengan baik, dan meningkatkan hasil belajar siswa yang memuaskan. Karena hasil belajar yang diperoleh dengan aktifitas secara langsung akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, kamauan dan kemampuan untuk belajar.