27 pada perang diantara keduanya.
Perang yang terjadi antara Sultan Aceh dengan Sultan Deli dikisahkan menggunakan emas dan perak sebagai peluru meriam yang saling mereka
tembakkan satu sama lain, ketika peluru emas dan perak ditembakkan dan berhamburan di tanah maka pasukan Sultan Deli berebut untuk mengumpulkan
emas dan perak tersebut yang berujung pada kekalahan Sultan Deli. Kekalahan Sultan Deli dalam perang tersebut berakibat pada dibawanya
Putri Hijau oleh Sultan Aceh menuju wilayah Aceh melalui jalur laut, dalam perjalanan membawa Putri Hijau ke wilayah Aceh tanpa disadari oleh Sultan Aceh
ternyata diikuti oleh dua saudara laki-laki Putri Hijau, yakni Mambang Diajat dan Mambang Diajib.
Sesampainya di pelabuhan Aceh, saudara laki-laki Putri Hijau Mambang Diajat berubah menjadi seekor naga yang kemudian membawa kembali Putri
Hijau kembali ke Deli melalui lautan sedangkan saudara laki-laki Putri Hijau lainnya yakni Mambang Diajib berubah menjadi meriam yang menembak bala
tentara Sultan Aceh tanpa henti, karena menembak tiada henti akhirnya meriam tersebut pecah dimana pecahannya terlontar hingga wilayah Karo dan pecahan
lainnya sampai di Tanah Deli. Cerita lainnya yang berkembang di masyarakat Melayu mengenai
Hamparan Perak, dahulunya didaerah tersebut terdapat hamparan air limpahan laut yang pada siang hari terkena sinar matahari dan mengakibatkan hamparan air
tersebut berkilauan layaknya perak, yang kemudian menjadi penamaan wilayah tersebut menjadi Hamparan Perak.
28 Cerita demi cerita yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Melayu
Hamparan Perak kemudian dijadikan sebagai cerita asal muasal sejarah Hamparan Perak dan keberadaan masyarakat Melayu di Kampung Hamparan Perak.
2.2.2 Letak Lokasi
Hamparan Perak merupakan salah satu kampung
1
Gambar 2
desa yang termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Hamparan Perak,
Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Jarak antara kampung Hamparan Perak dengan ibukota kecamatan terentang kurang lebih 3 Km, dan
jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten sejauh 39 Km. Sedangkan jarak dari kampung Hamparan Perak ke ibukota propinsi lebih kurang 18 Km.
Sketsa Lokasi Penelitian
Sumber : peta Kecamatan Hamparan Perak, 2014. data diolah penulis.
1 Dalam penulisan ini, wilayah Hamparan Perak disebutkan sebagai kampung dikarenakan istilah tersebut lebih sering dipergunakan dan memiliki kaitan yang kuat terhadap nilai sejarah,
sosio-kultural Hamparan Perak. Bandingkan dengan penamaan wilayah dengan istilah desa yang merupakan bentuk kebijakan masa lalu orde baru yang menyamaratakan semua istilah
wilayah kesatuan terkecil menjadi desa.
29 Kampung Hamparan Perak adalah wilayah dataran rendah yang dikelilingi
oleh kampung lainnya, dan keberadaan kampung Hamparan Perak tidak jauh dari selat Malaka yang pada masa lalu menjadi lalu-lintas perdagangan.
Adapun batas-batas kampung Hamparan perak sebagai berikut : 3.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Terjun 4.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kelambir 5.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Baharu 6.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Terjun Luas wilayah kampung Hamparan Perak lebih kurang 1200 Ha dengan
perincian luas pemukiman penduduk sekitar 20 Ha, luas areal pertanian 1130 Ha dan sisanya merupakan lahan yang dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk
bercocok tanam seperti palawija, kelapa dan beragam tanaman lainnya. Kampung Hamparan Perak terbagi kepada tujuh dusun, yakni dusun I
sampai dengan dusun VII. Dusun I dan dusun II berada pada posisi kiri dan kanan jalan lintas Medan – Hamparan Perak, kedua dusun tersebut juga menjadi pintu
masuk menuju wilayah Hamparan Perak dan sekitarnya. Untuk mencapai kampung Hamparan Perak dibutuhkan waktu kurang
lebih 40 menit dari Kota Medan, dan terdapat sarana angkutan umum yang setiap harinya menghubungkan kebutuhan transportasi masyarakat Hamparan Perak
menuju Kota Medan dan wilayah sekitar lainnya.