Simbol Warna Simbolis Pulut Kuning

76 “warna kuning itu warna khas Melayu, mau dia orang kebanyakan atau keturunan bangsawan semua menggunakan warna kuning keemasan kalau dalam acara Melayu . . . warna kuning keemasan itu mencerminkan status kehidupan yang berkilauan dan menjadi perhatian semua orang, dihormati tapi tak pula sombong harus rendah hati dan menaungi seluruhnya, bak kata orang Melayu walau disepuh si emas lancung kilat tembaga tampaklah juga yang artinya emas sebenar-benarnya emas akan berkilau bukan besi yang disepuh.” Pendapat informan ini menegaskan penggunaan simbol warna berupa kuning keemasan merupakan representasi dari sifat emas yang mengkilat sehingga dengan menggunakan warna tersebut seseorang tersebut memiliki sifat-sifat yang terpuji dan disegani, akan tetapi sifat-sifat tersebut tidak untuk menjadikan seorang individu tersebut tinggi hati atau sombong melainkan rendah diri dan menaungi individu lainnya dalam kehidupan. Warna kuning pada masakan pulut kuning juga tidak sepenuhnya kuning melainkan juga ada masakan yang diberi nama dengan pulut kuning namun memiliki warna yang putih sebagaimana disajikan pada upacara khatam Al-quran. Dalam upacara khatam Al-quran juga disediakan pulut kuning yang sebenarnya berwarna putih, dikarenakan warna putih tersebut memiliki arti sebagai kesucian, keihklasan yang diterima selama ini ketika mengikuti pelajaran membaca Al- quran hingga selesai dan kelak ilmu tersebut berguna sebagai penuntun kehidupan.

4.1.2. Simbol Penyajian

Penyajian pulut kuning dalam upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat Melayu juga tidak lepas dari makna yang terkandung didalamnya, 77 penyajian pulut kuning tidak berdiri sendiri melainkan juga memiliki kelengkapan lainnya berupa materi makanan maupun materi non-makanan. Pada bentuk materi makanan, unsur kelengkapan sebagai simbol penyajian pulut kuning meliputi : telur ayam, daging ayam, daging lembu, inti kelapa dan gula merah dan kelapa. Tiap-tiap materi kelengkapan penyajian pulut kuning tersebut memiliki makna yang saling terkait dan berarti dalam kehidupan kebudayaan masyarakat Melayu. Telur ayam sebagai materi kelengkapan penyajian pulut kuning diartikan sebagai simbol asal mula kehidupan, yang dalam kehidupan bermakna sebagai refleksi kehidupan yang telah dijalankan maupun yang akan datang. Pada penyajian pulut kuning, telur ayam pada umumnya disajikan pada wadah yang terbuat dari potongan bilah bambu yang diberi kertas atau kain kuning yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai tangkai kelopak bunga yang mekar dan diletakkan disudut bale atau tepak dan juga ditengah dari pulut kuning, hal ini juga berkaitan dengan konsepsi Melayu – Islam sehingga peniruan pola dan simbol selalu dilekatkan pada peniruan bentuk tumbuhan dan bunga. Daging ayam merupakan simbol kemakmuran, dikarenakan ayam sebagai unggas pekerja dan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Secara umum ayam juga dipelihara sebagai hewan ternak dalam kehidupan masyarakat secara luas tidak terkecuali pada masyarakat Melayu. Daging ayam pada penyajian pulut kuning pada umumnya dimasak dengan bumbu berupa potongan-potongan lengkuas, kelapa, kunyit yang digoreng. Daging ayam pada penyajian pulut kuning diletakkan diatas pulut kuning atau tepat berada ditengah-tengah bale atau