Simbol Upacara Simbolis Pulut Kuning
81 Pulut kuning dalam upacara perkawinan bermakna sebagai simbol
memasuki tahapan kehidupan yang baru dimana setelah upacara perkawinan, individu yang melaksanakan upacara telah masuk pada tahapan kehidupan
berkeluarga dan juga kehidupan antara seorang suami dan istri. Penyajian pulut kuning dalam upacara perkawinan juga menggunakan bale atau tepak dengan lima
tingkatan sebagai simbol bahwa kegiatan yang dilakukan tergolong upacara besar dengan tamu undangan yang banyak, sebagai bagian dari memperkenalkan diri
sebagai bentuk keluarga baru yang menjalani kehidupan, baik terhadap keluarga dari pihak suami maupun istri, kerabat dan tetangga.
Melahirkan adalah bagian dari perjalanan kehidupan yang penting, baik oleh ibu yang melahirkan maupun anak yang dilahirkan sebagai generasi penerus.
Pentingnya upacara melahirkan dalam kehidupan masyarakat Melayu sebagai pengingat bahwa perjuangan seorang ibu selama sembilan bulan mengandung
hingga melahirkan dan juga harapan yang disandangkan pada anak yang lahir kelak akan berbakti pada orangtua.
Kehadiran pulut kuning dalam pelaksanaan upacara melahirkan sebagai bagian dari ekspresi rasa syukur telah diberikan keturunan, rasa bahagia, dan juga
pengumuman kepada masyarakat sekitar bahwa telah lahir seorang anak dan warga baru di lingkungan sekitar. Pulut kuning pada upacara melahirkan disajikan
sebagai konsumsi bagi ibu yang telah melahirkan seorang anak yang menyimbolkan perjuangan dan harapan orangtua terhadap anak serta sebagai
pengikat hubungan antar masyarakat untuk saling tolong-menolong dan mengetahui bahwa salah satu anggota masyarakatnya telah mendapatkan
82 keturunan.
Khatam Al-quran dalam kehidupan masyarakat Melayu memiliki arti penting, hal ini dikarenakan Islam sebagai agama memiliki keterkaitan terhadap
keberadaan kebudayaan Melayu yang selalu dilekatkan terhadap agama Islam. Untuk menguatkan hubungan tersebut maka ilmu dalam membaca Al-quran
adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap individu Melayu beserta dengan kewajiban lainnya sebagai individu beragama Islam.
Khatam Al-quran adalah suatu upacara yang dilakukan ketika individu tersebut selesai membaca Al-quran dari awal hingga akhir dan memiliki
pengetahuan tentang agama Islam dan diharapkan individu tersebut dapat mengamalkan ilmu dan pengetahuan tersebut dalam kehidupan.
Pulut kuning yang disajikan dalam upacara khatam Al-quran merupakan pulut yang sebenarnya merupakan pulut berwarna kuning yang menyimbolkan
keihklasan dan pengamalan terhadap ilmu yang telah diperoleh, secara simbolis pulut tersebut diserahkan oleh Tuan Guru kepada tiap-tiap murid yang khatam
sebagai simbol selesai belajar dan restu dari Tuan Guru untuk mengamalkan ilmu sebagai amalan yang berguna dan bermanfaat pada orang banyak.
Pulut kuning yang disajikan pada upacara khatam Al-quran adalah pulut yang diberi ornamen penyajian berupa sebutir telur ayam sebagai simbol
pembaharuan dalam menjalani kehidupan dan menjalani kehidupan dengan amalan yang berguna bagi masyarakat luas.
Upah-upah adalah suatu upacara dalam kehidupan masyarakat Melayu
83 yang bersifat tidak terikat pada ruang dan waktu, dimana pelaksanaan upah-upah
dilakukan sebagai pengingat diri dan pembaharuan diri seorang individu dalam kehidupan pada masa yang akan datang, pelaksanaan upah-upah pada umumnya
dilakukan ketika seorang individu akan melakukan perjalanan panjang, ketika mendapatkan pekerjaan dan juga ketika mendapatkan kecelakaan. Hal ini
ditujukan bahwa dalam kehidupan terdapat keseimbangan antara baik dan buruk, sehat dan sakit sehingga perlu untuk menyadarkan diri terhadap kehidupan yang
dijalani selama ini. Upah-upah juga bermakna sebagai harapan dan refleksi diri individu agar pada waktu yang akan datang dapat menjadi individu yang lebih
baik dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah S.W.T. Pulut kuning pada upacara upah-upah biasanya disajikan bersama pulut
inti kelapa dan gula merah yang bermakna sebagai manfaat seorang individu dalam kehidupan dan perubahan hidup menuju arah yang lebih baik, dimana
menjadikan masa lalu sebagai pengalaman dan masa datang sebagai harapan.