Simbol Penyajian Makanan Tinjauan Pustaka

7 Wilk 1999 juga menyatakan pendapatnya mengenai simbol dalam penyajian makanan, dimana simbol penyajian makanan merupakan bentuk lain dari ekspresi identitas suatu kehidupan masyarakat, Wilk 1999:244 mengungkapkan hal tersebut sebagai : “It is an anthropological truism that food is both substance and symbol, providing physical nourishment and a key mode of communication that carries many kinds of meaning Counihan and Van Esterik 1997. Many studies have demonstrated that food is a particularly potent symbol of personal and group identity, forming one of the foundations of both individuality and a sense of common membership in a larger, bounded group. What is much less well understood is how such a stable pillar of identity can also be so fluid and changeable, how the seemingly insur-mountable boundaries between each groups unique dietary practices and habits can be maintained, while diets, recipes, and cuisines are in a constant state of flux Warde 1997:57-77.” Simbol yang terangkum dalam makanan bahan baku, teknik pengolahan dan penyajian menjadi sebentuk nilai yang melingkupi makanan tersebut sebagai bagian dari ekspresi identitas dan berkaitan pula dengan budaya yang hidup dalam masyarakat tersebut, seperti tatacara atau ritual dalam penyajian makanan.

1.2.3 Masyarakat Melayu Deli

Masyarakat Melayu Deli dalam konteks penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki dan mempergunakan nilai budaya Melayu dalam kehidupan mereka, terutama dalam hal yang berkaitan dengan kuliner pulut kuning. Penjelasan mengenai masyarakat Melayu Deli dalam hal ini berkaitan dengan identitas masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan Melayu, baik secara umum dan khusus. 8 Pemahaman dan pengertian Melayu itu selalu berbeda-beda menurut ilmuwan maupun orang awam, namun dari perbedaan itulah didapatkan makna yang luas ataupun sedikit mengikuti konsep dan defenisi yang akan dipergunakan. Menurut Hussein 1984:3-4 kata Melayu ialah kata yang bermakna luas dan agak kabur. Maksud kata yang bermakna luas itu ialah Melayu itu merangkumi suku bangsa serumpun di Nusantara yang pada dahulu kala dikenal oleh orang Eropa sebagai bahasa dan suku bangsa yang terkenal dalam bidang perniagaan. Masyarakat Melayu juga dikenal handal dan mahir dalam bidang pelayaran dan juga turut berperan dalam aktivitas pertukaran barang. Pendapat tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Melayu yang kompleks dan terdiri dari beragam suku bangsa serumpun, dimana salah satunya adalah masyarakat Melayu Deli.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, studi bahasa yang diangkat dalam penelitian ini akan dipermudah dengan perumusan masaalah yang bertujuan untuk mendapatkan fokus objek kajian dan sekaligus sebagai pembatas bagi permasalahan yang diangkat agar tidak meluas. Permasalahan yang utama dalam penelitian ini yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 2. Bagaimana bentuk penyajian pulut kuning dalam kehidupan masyarakat Melayu Hamparan Perak ? 3. Apa makna yang terkandung dalam penyajian pulut kuning pada masyarakat Melayu Hamparan Perak ?