Upah-upah Upacara Menggunakan Pulut Kuning
63 Semua bahan-bahan untuk kegiatan tepung tawar ditempatkan di atas
mangkuk besar piring tinggi yang di dalamnya terdapat isian seperti nasi putih, nasi kuning, nasi goreng, bunga rampai, ayam bakar, dan tepung beras. Semua
bahan tersebut memiliki arti dimana beras putih adalah simbol kesuburan, nasi kuning berarti harapan akan kemajuan yang baik, bunga rampai sebagai
pengharum nama orang yang melakukan ritual dan tepung beras memiliki makna kejujuran.
Mangkuk besar untuk tepung tawar terdiri dari semangkuk air, segenggam nasi putih dicampur dengan kapur yang telah diiris. Juga terdapat bahan tepung
tawar lainnya yang terdiri dari 7 jenis bahan yaitu: daun bunga kantil simbol kekuatan magis atau kekuatan gaib, pulut simbol keabadian karena teksturnya
yang lengket, daun ganada rusa simbol perisai gangguan alam, daun jejeruan simbol kelangsungan hidup karena hard dicabut, daun utuh simbol
keberuntungan, daun-dingin simbol sejuk, tenang, kesehatan, rumput sambau dan akar simbol pertahanan karena akarnya yang sulit untuk dicabut.
Acara tepung tawar juga memerlukan dupa sebagai pemantik aroma wewangian selama proses ritual, dalam ritual ini dupa memang dibakar hanya
untuk memunculkan aromanya saja. Mereka yang ingin melakukan ritual tepung tawar biasanya di atas
pahanya terlebih dahulu diletakkan kain panjang agar pada saat prosesi tepung tawar orang yang di tepung tawari tidak kotor atau basah oleh air dan tepung
tawar. Kemudian, keluarga akan mengambil tepung tawar dan dicelupkan ke dalam air dan membasuh air itu pada kedua tangannya. Setelah itu, orang jika
64 masih muda yang menjalankan ritual tepung tawar tersebut akan mengangkat
tangannya menghadap keluarga yang akan memberikan tepung tawar tersebut. Tetapi jika yang melakukan ritual tepung tawar adalah orang tua, maka pihak yang
memberikan tepung tawar yang harus mengangkat tangannya sebagai tanda hormat atau rasa syukur. Jumlah orang yang melakukan tepung tawar maksimal 7
orang dan tepung tawar dilakukan dari orang yang lebih tua dulu.
Penyajian Makanan
Bale
3
Pada acara upah-upah bale yang dipergunakan dapat disesuaikan oleh keinginan individu yang memiliki acara, sehingga bale dengan dua tingkat, tiga
maupun tujuh tingkat dapat dipergunakan walaupun terkadang disesuaikan dengan kemampuan pemilik acara.
adalah tempat untuk memberikan persembahan pulut kuning kepada tetangga. Balai ini terbuat dari kayu dengan empat kaki dan memiliki 3 tingkat
atau 7 dan setiap tingkat berisi pulut kuning sebagai simbol kesuburan dan kemuliaan. Pada tingkat atas balai biasanya ditempatkan ayam panggang sebagai
simbol pengorbanan dan juga inti kelapa parut yang dimasak dengan gula aren. Setiap tingkat balai diletakkan telur.
Setelah itu balai akan ditempatkan di tengah tempat acara sehingga mempercantik pemandangan. Biasanya dalam acara seremonial seperti
perkawinan, telur akan dibagikan untuk tamu undangan yang khusus diundang untuk hadir, contohnya seperti peserta Marhaban.
3 Wadah atau tempat menyajikan pulut kuning disebut dengan istilah bale atau tepak.
65 Tujuan dari dilakukannya upah-upah ada bermacam-macam diantaranya
untuk kebanggaan, mengambil semangat, memberi motivasi, menunjukan rasa syukur dan lain-lain. Diantara sekian banyak itu beberapa diantaranya adalah :
Upah-upah pernikahan: pernikahan yang memiliki semangat untuk membangun hidup baru. Upah-upah untuk sunat: sebagai ucapan syukur karena
telah melewati prosesi sekali seumur hidup tersebut. Upah-upah terkejut: dilakukan kepada orang yang baru saja terkena bencana, kecelakaan, sakit, dan
sebagainya. Upah-upah memanggil roh: biasanya untuk mengobati orang-orang yang sakit, sehingga gairahnya akan kembali dan memiliki semangat untuk
sembuh lagi. Upah-upah biasanya dilakukan dengan menggunakan Balai, adalah tempat
yang terbuat dari kayu memiliki kaki 4 buah dan tempat yang bertingkat. di mana ada berbagai jenis makanan dari mulai pulut kuning, ikan bakarayam panggang,
dan telur ayam kemudian pada bagiani atas terpasang kepala Balai.
Fungsi Makanan
Pada upacara upah-upah, pulut kuning disajikan sebagai simbol mengembalikan jiwa dan juga membangkitkan semangat untuk memulai suatu
kegiatan agar diridhoi oleh Allah SWT. Wak Iril 50 Tahun mengatakan :
“Upah-upah biasanya dibuat untuk mengembalikan semangat dan memulai suatu kegiatan, biar berkah ... diridhoi oleh Allah SWT,
sebabnya setiap langkah, jodoh, pertemuan dan maut adalah kehendak Allah SWT, manusia hanya menjalankan ... upah-upah
pulut kuning untuk mengingatkan bahwa tiap langkah harus dimulai kaki kanan agar baik jalannya.”
66 Dalam acara upah-upah para orang tua juga akan mengucapkan kata-kata
nasihat dan juga penyemangat kepada orang yang diupah-upah. Upah-upah dimulai dengan menyampaikan pesan atau yang biasa disebut dengan “Kata
Upah-upah”, dan diakhiri dengan menyelubungi orang yang diupah-upah dengan kain sarung. Prosesi menyelubungi kain sarung biasanya dilakukan pada bagian
akhir dari acara upah-upah sebagai tanda bahwa ritual upa-upa telah selesai.