Teknik Pengumpulan Data Hipotesis Statistik

Selain disusun sesuai prinsip dan prosedur penyusunan tes, untuk mendapatkan tes berkualitas baik maka perlu dilakukan analisis kualitas tes meliputi aspek validitas, reliabilitas, dan efektivitas butir-butir pertanyaan. Untuk mengetahui efektivitas butir-butir pertanyaan, maka dilakukan analisis tingkat kesukaran soal dan daya pembeda pada setiap butir soal.

1. Validitas

Menurut Zainal, “jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut ”. 5 Dengan kata lain validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini dilakukan validitas isi dan validitas empiris. Uji validitas isi dengan metode Content Validity Ratio CVR yaitu sebagai berikut: 6 CVR = Keterangan : CVR = Konten Validitas Rasio Content Validity Ratio Ne = Jumlah penilaipakar yang menyatakan soal esensial N = Jumlah penilaipakar Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika nilai CVR pada butir soal lebih besar dari nilai minimum yang disajikan Lawshe lihat pada lampiran, maka butir soal tersebut esensial artinya dapat digunakan dan sebaliknya jika nilai CVR lebih kecil dari nilai minimum maka butir soal tersebut tidak dapat digunakan. Peneliti melakukan pengujian validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan memberikan form uji validitas isi dengan metode CVR ini kepada 6 orang guru matematika di SMP N 3 Tangerang Selatan. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 247. 6 C.H Lawshe, A Quantitative Approach To Content Validity, Purdue University: Personnel Psychology, 1975, p.567. Terdapat delapan butir soal yang diuji dengan metode CVR dan keenam guru mengatakan bahwa kedelapan soal instrumen adalah esensial. Sehingga nilai CVR lebih besar dari nilai minimum yang disajikan Lawshe lampiran 10 atau 1 0,99. Dengan demikian kedelapan soal tersebut esensial artinya dapat digunakan sebagai instrumen pada uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kreatif. Berikut disajikan tabel rekapitulasi hasil uji CVR. Tabel 3.3 Hasil Uji CVR No Soal Kategori CVR Keterangan Esensial Tidak Esensial Tidak Relevan 1 6 - - 1 Esensial Pakai 2 6 - - 1 Esensial Pakai 3 6 - - 1 Esensial Pakai 4 6 - - 1 Esensial Pakai 5 6 - - 1 Esensial Pakai 6 6 - - 1 Esensial Pakai 7 6 - - 1 Esensial Pakai 8 6 - - 1 Esensial Pakai Sementara, komentar penilai digunakan sebagai acuan dalam perbaikan instrumen tes penelitian. Instrumen tersebut tetap digunakan esensial dengan ketentuan dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan. Perbaikan yang dilakukan diantaranya: a. Perbaikan redaksi soal. b. Perbaikan gambar agar nampak lebih jelas bahwa benda tersebut adalah gambar bangun ruang. Setelah dilakukan uji validitas isi dengan menggunakan metode CVR kemudian instrumen diujicobakan kepada 40 siswa kelas IX di sekolah penelitian. Data hasil uji coba instrumen diuji validitas empirisnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan formulasi sebagai berikut: 7 ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ 7 Zainal Arifin, op.cit., h. 254. Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah siswa X = Skor butir soal Y = Skor total Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka harus mengetahui hasil perhitungan dibandingkan product moment pada taraf signifikan sebesar 5. Jika hasil perhitungan maka soal tersebut valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Jika hasil penelitian maka soal tersebut dinyatakan tidak valid drop berarti soal tersebut tidak diikutsertakan sebagai instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 soal yang dinyatakan valid, dan 2 soal yang tidak valid.

2. Reliabilitas

Menurut Zainal, “Reliabilitas adalah tingkat suatu derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda ”. 8 Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini adalah Cronbach’s Alpha atau koefisien Alpha adalah: 9 [ ] [ ∑ ] Keterangan : = Koefisien reliabilitas R = Jumlah butir soal = Varians skor total 8 Ibid., h. 258. 9 Ibid., h. 164. = Varians skor butir soal N = Jumlah siswa ∑ = Jumlah skor jawaban responden untuk butir pertanyaan ke-i Kriteria koefisien reliabilitas menurut J.P Guilford 1956: 145 adalah sebagai berikut: 10 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 ≤ 0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,70 ≤ 0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,90 ≤ ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas instrumen pada penelitian ini adalah 0,65 dan dikategorikan memiliki derajat reliabilitas sedang. Artinya, instrumen memiliki kekonsistenan yang cukup baik dalam mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran p dihitung berdasarkan proporsi jawaban benar peserta uji. Formulasinya adalah: 11 ∑ Keterangan: p : tingkat kesukaran ∑ : jumlah skor N : jumlah skor maksimum Berikut merupakan kriteria untuk menentukan predikat tiap butir soal. 12 Tabel 3.4 Kriteria Butir Soal ITK Predikat soal 0,30 Sulit 0,31 - 0,70 Sedang 0,70 Mudah 10 Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA UPI, 2003, h. 139. 11 Zainal Arifin, op.cit., h. 272. 12 Ibid. Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan tingkat kesukaran perbutir soal dan dapat dikategorikan 1 soal sulit dan 5 soal sedang.

4. Daya Pembeda Discriminating Power

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belumkurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut: 13 Keterangan : D = Indeks daya beda = Jumlah skor siswa kelompok atas = Jumlah skor siswa kelompok bawah = Skor maksimum siswa kelompok atas = Skor maksimum siswa kelompok bawah Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: 14 D : 0,00 – 0,20 = Jelek Poor D : 0,21 – 0,40 = Cukup Statisfactory D : 0,41 – 0,70 = Baik Good D : 0,71 – 1,00 = Baik Sekali Excellent D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 , h. 213. 14 Ibid, h. 218. Dari hasil analisa data uji coba tes dapat disimpulkan pada aspek daya pembeda terdapat 4 soal yang kriterianya cukup dan 2 soal yang kriterianya baik. Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda, dan reliabilitas uji coba instrumen. Tabel 3.5 Rekapitulasi Analisis Kualifikasi Instrumen Tes No. Butir Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda KET Reliabilitas Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1 0.427 Valid 0.442 Sedang 0.217 Cukup Pakai = 0.65 Baik 2 0.596 Valid 0.6 Sedang 0.275 Cukup Pakai 3 0.563 Valid 0.419 Sedang 0.313 Cukup Pakai 4 0.540 Valid 0.331 Sulit 0.263 Cukup Pakai 5 0.212 Tidak Valid - - - - Buang 6 0.627 Valid 0.594 Sedang 0.413 Baik Pakai 7 0.670 Valid 0.475 Sedang 0.450 Baik Pakai 8 0.195 Tidak Valid - - - - Buang Berdasarkan Tabel 3.5, terdapat 6 butir soal yang valid yang dapat digunakan sebagai instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Keenam soal tersebut terdiri dari satu soal yang termasuk dalam kriteria sulit sementara lima soal yang lainnya termasuk dalam kriteria sedang. Ditinjau dari daya pembeda soal, terdapat dua soal dalam kriteria soal yang memiliki daya pembeda baik sementara empat soal yang lainnya memiliki daya pembeda cukup. Secara keseluruhan, instrumen tes ini memiliki derajat reliabilitas 0,65 termasuk dalam kriteria sedang. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dapat dilihat pada lampiran 18.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu suatu teknik analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan perhitungan matematis karena berhubungan dengan angka, yaitu dari nilai pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif matematik yang diberikan kepada siswa serta nilai N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penganalisaannya dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen melalui perhitungan statistik deskriptif dengan membuat distribusi frekuensi dan menghitung mean, median, modus, varians, simpangan baku, ketajaman serta kemiringan kurva kurtosis. Kemudian, sebelum dilakukan uji statistik inferensia dengan melakukan analisis perbandingan antara kedua kelompok tersebut perlu uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sebaran data berdistribusi nomal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Chi-Square dilakukan dengan langkah - langkah sebagai berikut: 15 a. Perumusan hipotesis H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b. Menghitung – c. Menghitung ∑ d. Menentukan pada derajat bebas db = k – 3, dimana k banyaknya kelas, k = 7 dan α = 5. e. Kriteria Pengujian Jika maka H diterima Jika maka H ditolak f. Kesimpulan : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Salah satu syarat untuk menghasilkan estimasi yang akurat dalam uji perbedaan, misalnya uji-t, data diasumsikan homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang 15 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 80-82. variansnya sama homogen. Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan uji Fisher F dengan langkah-langkah sebagai berikut: 16 a. Perumusan hipotesis Ho : Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Ha : Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama. b. Formula statistik uji F diekspresikan sebagai berikut: F = c. Menentukan taraf signifikan = 5. d. Menentukan F tabel pada derajat bebas db 1 = n 1 – 1 untuk pembilang dan db 2 = n 2 – 1 untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok. F tabel = dan F tabel = e. Kriteria pengujian Jika F hitung ≤ F tabel maka H diterima Jika F hitung F tabel maka H ditolak f. Kesimpulan F hit ≤ F tab : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama homogen. F hit F tab : Distribusi populasi mempunyai varians yang berbeda tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan pada nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan nilai N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok 16 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 118. eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas, jika data berdistribusi normal maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata hitung dari dua sampel digunakan uji t sedangkan jika tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik menggunakan uji Mann Whitney U –Test. Uji Mann Whitney U –Test adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat sebagai pengganti uji-t. Berikut langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan uji t. 17 a. Tentukan hipotesis alternatif H 1 , yaitu “Kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori.” b. Sajikan skor hasil penelitian baik kelas eksperimen X 1 maupun kelas kontrol X 2 kedalam tabel. c. Tentukan rata-rata hitung masing-masing kelas, kemudian tentukan nilai t hit dengan rumus dibawah ini: t hit = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √ , dengan √ Keterangan : ̅̅̅ : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen ̅̅̅ : rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol : varians populasi : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas kontrol d. Hitung besarnya derajat kebebasan db, degree of freedom, df. Rumus menghitung db = . Sedangkan Taraf signifikan α sebesar 5. Kemudian cari t tabel pada tabel nilai-nilai kritis t berdasarkan db dan taraf signifikan. e. Kesimpulan: Jika t hitung ≥ t tabel maka hipotesis alternatif diterima. Artinya, kemampuan berfikir kreatif matematis yang menggunakan strategi konflik 17 Burhan Nurgiyantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002, h.170 - 175. kognitif lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori. Jika t hitung t tabel maka hipotesis alternatif ditolak. Artinya, kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif tidak lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori. Sampel pada penelitian ini lebih dari 20 dan jika tidak normal maka digunakan uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney U –Test dengan sampel besar. Berikut langkah-langkahnya: 18 a. : : Keterangan: : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen. : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol. Hipotesis alternatifnya H 1 adalah “Kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori.” b. Menetapkan U kritis α = 0,05; n 1 = ukuran sampel ke- 1 terkecil; dan n 2 = ukuran sampel ke-2 sehingga diperoleh U αn 1 ;n 2 . c. Menentukan nilai statistik Mann-Whitney U, dengan langkah- langkah: 1 Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya: skor terkecil diberi ranking 1 dan yang lebih besar diberi ranking 2 dan seterusnya, jika terdapat skor sama maka digunakan ranking rata- rata. 2 Menjumlahkan ranking masing-masing sampel. 18 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 275. K 1 = jumlah ranking kelompok 1 jumlah sampel terkecil K 2 = jumlah ranking kelompok 2 3 Menghitung statistik U melalui dua rumus: Pertama U = n 1 n 2 + - K 1 Kedua U = U = n 1 n 2 + - K 2 Nilai U ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari rumus tersebut. Untuk memeriksa kebenaran hasil ini, dapat dicek dengan rumus: U terkecil = n 1 n 2 - U terbesar 4 Rata-rata = 5 Standar Error = = √ 6 Variabel normal standarnya dirumuskan: 7 Membuat kesimpulan Jika tolak Ho. Jika tolak H 1 . 4. N-Gain Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis masing-masing siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi konflik kognitif dan strategi ekspositori. Analisis hasil tes g Factor Gain yang diperoleh adalah gain ternormalisasi N-gain, perbandingan gain absolut dengan gain maksimum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasi perolehan gain siswa. Rumus g faktor N-gain sesuai dengan Hake : 19 – – 19 R.Ariesta dan Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, Januari 2011, FMIPA UNNES Semarang, h. 64. Setelah diperoleh data N-gain berdasarkan formula N-gain dari Hake, dilakukan uji prasyarat analisis dan uji kesamaan rata-rata data N-gain untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi konflik kognitif dan strategi ekspositori. Berikut ini kriteria tingkat gain menurut Hake: g ≤ 0,30 : Rendah 0,30 g ≤ 0,70 : Sedang g 0,70 : Tinggi

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistiknya adalah: 1. : : Keterangan: : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen. : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol. Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 atau α = 5 . Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut : Terima Ho jika Tolak Ho jika 2. : : Keterangan: : rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen. : rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol. Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 atau α = 5 . Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut : Terima Ho jika Tolak Ho jika 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Ir. Juanda No.1, Ciputat, Tangerang Selatan pada kelas VIII-5 sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII-7 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terdiri dari 41 siswa melakukan pembelajaran matematika dengan strategi konflik kognitif. Sementara kelompok kontrol terdiri dari 44 siswa melakukan pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori. Materi matematika yang diajarkan adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Adapun data hasil penelitian ini adalah data pretest, posttest, dan N-gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum proses pembelajaran. Pretest ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal berpikir kreatif matematis siswa pada kedua kelompok. Setelah kedua kelompok melaksanakan proses pembelajaran yang berbeda, kelompok ekspreimen menggunakan strategi konflik kognitif sedangkan kelompok kontrol menggunakan strategi ekspositori, kemudian dilaksanakan posttest. Posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir berpikir kreatif matematis siswa pada kedua kelompok. N-gain digunakan sebagai indikator efektivitas pembelajaran pada kedua kelompok. Berikut ini akan disajikan deskripsi data beserta analisis hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum perlakuan pretest, sesudah perlakuan posttest, dan N-gain dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Data Kemampuan Awal Pretest Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Data kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol. Deskripsi data kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

a. Data Kemampuan Awal Pretest Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelompok Eksperimen Data hasil pretest yang yang berasal dari kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa, diperoleh nilai terendah yaitu 8,7 dan nilai tertinggi yaitu 39,1. Nilai kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen terdapat pada lampiran 20. Selain itu, dari hasil perhitungan data pretest kelompok eksperimen juga diperoleh mean sebesar 18,04, median sebesar 16,53, modus sebesar 13,93, varians sebesar 46,23, dan simpangan baku sebesar 6,80. Perhitungan terdapat pada lampiran 22. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi data pretest siswa kelompok eksperimen. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Pretest Siswa Kelompok Eksperimen Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif f i f i 1 8.7 - 13.0 11 26.829 41 2 13.1 - 17.4 12 29.268 30 3 17.5 - 21.8 8 19.512 18 4 21.9 - 26.2 4 9.756 10 5 26.3 - 30.6 4 9.756 6 6 30.7 - 35.0 1 2.439 2 7 35.1 - 39.4 1 2.439 1 Jumlah 41 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa banyak kelas interval pada kelompok eksperimen ada 7 kelas dengan panjang interval tiap kelas adalah 4,4. Mean data pretes kelompok eksperimen adalah 18,04 terdapat pada kelas ketiga. Sekitar 18 siswa atau 43,902 siswa mendapatkan nilai lebih tinggi atau sama dengan mean kelompok. Hal ini menunjukkan nilai kemampuan awal siswa tersebar dibawah mean kelompok. Selanjutnya dapat dilihat bahwa nilai terendah pada kelas pertama sebanyak 11 siswa atau sebesar 26,829 sementara nilai tertinggi berada pada kelas ketujuh sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,43.

b. Data Kemampuan Awal Pretest Berpikir Kreatif Matematis

Siswa Kelompok Kontrol Data hasil pretest yang berasal dari kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 44 siswa, diperoleh nilai terendah yaitu 8,7 dan nilai tertinggi yaitu 39,1. Nilai kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol terdapat pada lampiran 21. Selain itu, dari hasil perhitungan data pretest kelompok kontrol juga diperoleh mean sebesar 18,25, median sebesar 17,45, modus sebesar 12,42, varians sebesar 43,92, dan simpangan baku sebesar 6,63. Perhitungan terdapat pada lampiran 23. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi data pretest siswa kelompok kontrol. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pretest Siswa Kelompok Kontrol Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif f i f i 1 8.7 - 13.0 12 27.273 44 2 13.1 - 17.4 10 22.727 32 3 17.5 - 21.8 10 22.727 22 4 21.9 - 26.2 7 15.909 12 5 26.3 - 30.6 3 6.818 5 6 30.7 - 35.0 1 2.273 2 7 35.1 - 39.4 1 2.273 1 Jumlah 44 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa banyak kelas interval pada kelompok kontrol ada 7 kelas dengan panjang interval tiap kelas adalah 4,4. Mean data pretest kelompok kontrol adalah 18,25 terdapat pada kelas ketiga. Sekitar 22 siswa atau 50 siswa mendapatkan nilai lebih tinggi atau sama dengan mean kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan jumlah siswa dengan nilai kemampuan awal berpikir kreatif matematis siswa diatas dengan dibawah nilai mean kelompok adalah sama.