kognitif lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori.
Jika t
hitung
t
tabel
maka hipotesis alternatif ditolak. Artinya, kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi konflik
kognitif tidak lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori.
Sampel pada penelitian ini lebih dari 20 dan jika tidak normal maka digunakan uji hipotesis menggunakan uji Mann Whitney U
–Test dengan sampel besar. Berikut langkah-langkahnya:
18
a. :
: Keterangan:
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen.
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol.
Hipotesis alternatifnya H
1
adalah “Kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih tinggi daripada kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang
menggunakan strategi ekspositori.”
b. Menetapkan U kritis
α = 0,05; n
1
= ukuran sampel ke- 1 terkecil; dan n
2
= ukuran sampel ke-2 sehingga diperoleh U
αn
1
;n
2
. c.
Menentukan nilai statistik Mann-Whitney U, dengan langkah- langkah:
1 Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya: skor terkecil
diberi ranking 1 dan yang lebih besar diberi ranking 2 dan seterusnya, jika terdapat skor sama maka digunakan ranking rata-
rata. 2
Menjumlahkan ranking masing-masing sampel.
18
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 275.
K
1
= jumlah ranking kelompok 1 jumlah sampel terkecil K
2
= jumlah ranking kelompok 2 3
Menghitung statistik U melalui dua rumus: Pertama U = n
1
n
2
+ - K
1
Kedua U = U = n
1
n
2
+ - K
2
Nilai U ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari rumus tersebut. Untuk memeriksa kebenaran hasil ini, dapat dicek dengan rumus:
U
terkecil
= n
1
n
2
- U
terbesar
4 Rata-rata =
5 Standar Error = = √
6 Variabel normal standarnya dirumuskan:
7 Membuat kesimpulan
Jika tolak Ho.
Jika tolak H
1
. 4.
N-Gain
Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis masing-masing siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan strategi konflik kognitif dan strategi ekspositori. Analisis hasil tes g Factor Gain yang diperoleh adalah gain
ternormalisasi N-gain, perbandingan gain absolut dengan gain maksimum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasi
perolehan gain siswa. Rumus g faktor N-gain sesuai dengan Hake :
19
– –
19
R.Ariesta dan Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 7, Januari 2011, FMIPA UNNES Semarang, h. 64.
Setelah diperoleh data N-gain berdasarkan formula N-gain dari Hake, dilakukan uji prasyarat analisis dan uji kesamaan rata-rata data N-gain untuk
mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi konflik kognitif dan strategi ekspositori.
Berikut ini kriteria tingkat gain menurut Hake: g ≤ 0,30
: Rendah 0,30 g ≤ 0,70 : Sedang
g 0,70 : Tinggi
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistiknya adalah: 1.
: :
Keterangan: : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
eksperimen. : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
kontrol. Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95 atau α = 5 . Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut :
Terima Ho jika Tolak Ho jika
2. :
: Keterangan:
: rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen.
: rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol.
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 atau
α = 5 . Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut : Terima Ho jika
Tolak Ho jika
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Analisis
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Ir. Juanda No.1, Ciputat, Tangerang Selatan pada kelas VIII-5 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas VIII-7 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terdiri dari 41 siswa melakukan pembelajaran matematika dengan
strategi konflik kognitif. Sementara kelompok kontrol terdiri dari 44 siswa melakukan pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori. Materi
matematika yang diajarkan adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Adapun data hasil penelitian ini adalah data pretest, posttest, dan N-gain dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum proses pembelajaran. Pretest ini
dilakukan untuk mengukur kemampuan awal berpikir kreatif matematis siswa pada kedua kelompok. Setelah kedua kelompok melaksanakan proses
pembelajaran yang berbeda, kelompok ekspreimen menggunakan strategi konflik kognitif sedangkan kelompok kontrol menggunakan strategi ekspositori,
kemudian dilaksanakan posttest. Posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir berpikir kreatif matematis siswa pada kedua kelompok. N-gain digunakan
sebagai indikator efektivitas pembelajaran pada kedua kelompok. Berikut ini akan disajikan deskripsi data beserta analisis hasil tes kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa sebelum perlakuan pretest, sesudah perlakuan posttest, dan N-gain dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Data Kemampuan Awal Pretest Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Data kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol.
Deskripsi data kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
a. Data Kemampuan Awal Pretest Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen
Data hasil pretest yang yang berasal dari kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa, diperoleh nilai terendah yaitu 8,7 dan
nilai tertinggi yaitu 39,1. Nilai kemampuan awal pretest berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen terdapat pada lampiran 20. Selain
itu, dari hasil perhitungan data pretest kelompok eksperimen juga diperoleh mean sebesar 18,04, median sebesar 16,53, modus sebesar
13,93, varians sebesar 46,23, dan simpangan baku sebesar 6,80.
Perhitungan terdapat pada lampiran 22.
Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi data pretest siswa
kelompok eksperimen. Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Data Pretest Siswa Kelompok Eksperimen
Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif f
i
f
i
1 8.7 - 13.0
11 26.829
41 2
13.1 - 17.4 12
29.268 30
3 17.5 - 21.8
8 19.512
18 4
21.9 - 26.2 4
9.756 10
5 26.3 - 30.6
4 9.756
6 6
30.7 - 35.0 1
2.439 2
7 35.1 - 39.4
1 2.439
1 Jumlah
41 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa banyak kelas interval pada kelompok eksperimen ada 7 kelas dengan panjang interval tiap kelas adalah 4,4.
Mean data pretes kelompok eksperimen adalah 18,04 terdapat pada kelas ketiga. Sekitar 18 siswa atau 43,902 siswa mendapatkan nilai lebih
tinggi atau sama dengan mean kelompok. Hal ini menunjukkan nilai kemampuan awal siswa tersebar dibawah mean kelompok. Selanjutnya
dapat dilihat bahwa nilai terendah pada kelas pertama sebanyak 11 siswa