Indikator Berpikir Fleksibel Flexibility “Memberikan Cara Indikator Berpikir Kebaruan Novelty “Memberikan jawaban

Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Kebaruan Novelty pada Kelompok Eksperimen 2 Cara menjawab siswa kelompok kontrol Berikut ini disajikan gambar salah satu contoh jawaban siswa pada kemampuan berpikir kebaruan Novelty pada kelompok kontrol. Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Pada Kemampuan Berpikir Kebaruan Novelty pada Kelompok Kontrol Gambar 4.12 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen siswa dapat memberikan jawaban yang unik, yaitu dengan menggabungkan 3 buah bangun ruang balok, limas segiempat, dan prisma segitiga, sedangkan berdasarkan Gambar 4.13 nampak bahwa pada kelompok kontrol, siswa memberikan sebuah bangun ruang yaitu kubus. Berdasarkan hasil persentase skor posttest siswa kelompok eksperimen sebesar 63,41 dan kelompok kontrol sebesar 32,58. Presentase skor posttest kemampuan berpikir kebaruan siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

C. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya: 1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. 2. Penelitian dilakukan hanya dalam waktu sekitar 1 bulan, sehingga pengaruh pembelajaran matematika dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis masih kurang maksimal. 3. Kontrol terbatas pada variabel strategi konflik kognitif, strategi ekspositori, dan kemampuan berpikir kreatif matematis. Variabel lain seperti minat, motivasi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi variabel di luar variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi konflik kognitif memiliki nilai rata-rata 56,41. Siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi konflik kognitif memiliki kemampuan berpikir kebaruan dan fleksibel lebih baik daripada kemampuan berpikir lancar. Kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang unik gabungan atau kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada memiliki persentase skor akhir tertinggi pada siswa yang diajarkan dengan strategi konflik kognitif. Kemudian diikuti oleh kemampuan memberikan cara penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan memberikan jawaban yang bermacam-macam. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan strategi ekspositori memiliki nilai rata-rata sebesar 38,16. Siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori memiliki kemampuan berpikir lancar dan fleksibel lebih baik daripada kemampuan berpikir kebaruan. Kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bermacam-macam memiliki persentase tertinggi pada siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori. Kemudian diikuti oleh kemampuan memberikan cara penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan memeberikan jawaban yang unik gabungan atau kombinasi dari unsur- unsur yang telah ada. 3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis kemampuan akhir posttest berpikir kreatif matematis diperoleh bahwa t hitung = 6,384 dan t tabel = 1,994 dengan taraf signifikan 5 atau  = 0,05 sehingga t hitung lebih besar dari t tabel 6,384 1,994. 4. Strategi konflik kognitif lebih efektif dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hal ini terlihat dari hasil pengujian kesamaan rata-rata N-gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menyebutkan bahwa z hitung = 5,71 dan z tabel = 1,96 dengan taraf signifikan 5, atau  = 0,05 sehingga z hitung lebih besar dari z tabel 5,71 1,96. Dengan demikian, rata-rata N-gain kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok yang menggunakan strategi konflik kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata N-gain pada kelompok yang menggunakan strategi ekspositori. Hal ini didukung oleh kriteria N- gain menurut Hake, rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen 0,468 termasuk ke dalam kategori sedang. Sementara rata-rata N-gain pada kelompok kontrol 0,223 termasuk ke dalam kategori rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti memberikan saran- saran terkait penelitian ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Strategi konflik kognitif dapat digunakan sebagai alternatif dan variasi strategi pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 2. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika pada sub pokok bahasan bangun ruang sisi datar, oleh karena itu sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada sub pokok bahasan matematika yang lainnya. 3. Langkah kerja pada LKS harus dikomunikasikan kepada siswa secara jelas dan terarah sehingga siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan baik. Selain itu perlu diperhatikan alokasi waktu serta persiapan media dan peralatan yang akan digunakan sebelum pembelajaran dimulai. Sebisa