Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan

berpikir kebaruan novelty yaitu kemampuan memberikan jawaban yang unik gabungan atau kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada. Pedoman penskoran tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil modifikasi dari Bosch dan Lee, Kang Sup, Hwang Dong-jou, serta Seo Jong Jin dengan penjelasan sebagai berikut. Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Materi Bangun Ruang Sisi Datar Aspek yang Diukur Respon Siswa terhadap Soal atau Masalah Skor Berpikir Lancar Fluency Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang tidak relevan. Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi salah. 1 Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan benar. 2 Memberikan lebih dari satu jawaban namun tidak beragam. 3 Memberikan lebih dari satu jawaban beragam. 4 Berpikir Fleksibel Flexibility Tidak menjawab atau memberikan satulebih cara tetapi semua salah. Memberikan penyelesaian dengan satu cara tetapi masih terdapat kesalahan sehingga jawaban salah. 1 Memberikan penyelesaian dengan satu cara dan jawaban benar. 2 Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara tetapi masih terdapat kesalahan dalam proses perhitungan sehingga jawaban salah. 3 Memberikan penyelesaian dengan lebih dari satu cara dan jawaban benar. 4 Berpikir Kebaruan Novelty Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. Membuat sebuah bangun ruang. 1 Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari satu bangun ruang yang sejenis. 2 Membuat bangun ruang dengan menggunakan lebih dari satu bangun ruang yang berbeda. 3 Instrumen penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan sampel prilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Oleh sebab itu, tes yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik. Selain disusun sesuai prinsip dan prosedur penyusunan tes, untuk mendapatkan tes berkualitas baik maka perlu dilakukan analisis kualitas tes meliputi aspek validitas, reliabilitas, dan efektivitas butir-butir pertanyaan. Untuk mengetahui efektivitas butir-butir pertanyaan, maka dilakukan analisis tingkat kesukaran soal dan daya pembeda pada setiap butir soal.

1. Validitas

Menurut Zainal, “jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut ”. 5 Dengan kata lain validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini dilakukan validitas isi dan validitas empiris. Uji validitas isi dengan metode Content Validity Ratio CVR yaitu sebagai berikut: 6 CVR = Keterangan : CVR = Konten Validitas Rasio Content Validity Ratio Ne = Jumlah penilaipakar yang menyatakan soal esensial N = Jumlah penilaipakar Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika nilai CVR pada butir soal lebih besar dari nilai minimum yang disajikan Lawshe lihat pada lampiran, maka butir soal tersebut esensial artinya dapat digunakan dan sebaliknya jika nilai CVR lebih kecil dari nilai minimum maka butir soal tersebut tidak dapat digunakan. Peneliti melakukan pengujian validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yaitu dengan memberikan form uji validitas isi dengan metode CVR ini kepada 6 orang guru matematika di SMP N 3 Tangerang Selatan. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 247. 6 C.H Lawshe, A Quantitative Approach To Content Validity, Purdue University: Personnel Psychology, 1975, p.567.