103
4.5.2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya di Kota Bekasi pada tahun 2001-2009 sudah didominasi oleh penggunaan lahan terbangun berupa permukiman, industri, perdagangan
dan jasa yang dikelompokkan dalam tanah pekarangan untuk bangunan dan halaman, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 16.
Tabel 16 Penggunaan lahan terbangun dan lahan RTH menurut kecamatan tahun 2001-2009
Kecamatan Tanah pekarangan untuk
Bangunan dan Halaman ha Sawah, Tegal, Kebun,
Ladang dan Huma ha 2001
2009 2001
2009
Pondok Gede 1.859
1.151 1.905
272 Jati Sampurna
- 1.581
- 245
Pondok Melati -
916 -
231 Jati Asih
956 1.653
1.460 813
Bantar Gebang 408
1.341 2.750
592 Mustika Jaya
- 2.001
- 403
Bekasi Timur 2.661
975 247
248 Rawa Lumbu
- 1.122
- 432
Bekasi Selatan 1.313
1.026 318
471 Bekasi Barat
2.329 915
115 412
Medan Satria -
871 -
327 Bekasi Utara
1.542 1.363
56 463
Kota Bekasi 11.068
14.915 6.851
4.909 ∆ 2001-2009
6,95 -5,67
Sumber : data BPS 2001 dan 2009 beberapa kecamatan pada tahun 2001 belum terjadi pemekaran wilayah
Tabel di atas menggambarkan bahwa kurang lebih 70,7 – 70,8 persen dari luas wilayah Kota Bekasi adalah
lahan terbangun, yaitu seluas 14.915 ha pada
tahun 2009. Tahun 2001-2009 laju pertambahan lahan terbangun sekitar 6,95 persen pertahun. Penggunaan lahan ini sebagian besar untuk bangunan
perumahan, kantor dan industri. Lahan RTH berupa sawah, tegalan, kebun dan
ladang seluas 6.851 ha tahun 2001 menjadi 4.909 ha tahun 2009, laju penurunan lahan RTH sekitar 5,67 persen pertahun.
Angka lahan RTH yang dijadikan kondisi awal pada model simulasi green budgeting RTH adalah
4.998 ha BPS, 2006 terdiri atas luas sawah 667 ha +
kelompok tegalan, kebun dan ladang seluas 4.331 ha. Angka initial 4.998 ha tersebut adalah data awal pada simulasi sistem penelitian ini. Hal ini
104
dimaksudkan sebagai pijakan prediksi simulasi yang sejalan dengan perubahan penggunaan lahan hasil BPS Kota Bekasi.
Arahan RTRW menetapkan beberapa Bagian Wilayah Kota BWK sebagai kawasan RTH pertanian kota Tabel 17. Dalam perkembangannya
lahan tersebut terus dikonversi menjadi ruang terbangun, baik berupa pemukiman atau industri.
Tabel 17 Pembagian BWK dan arahan pengembangan tiap Sub BWK
Bagian Wilayah Kota
Kecamatan Luas ha
Arahan Pengembangan BWK 1
Pusat Kota Bekasi Timur
Bekasi Selatan Bekasi Barat
Bekasi Utara 9.737
• Perdagangan dan Jasa regionalkota • Pemerintahan Kota
• Pendidikan • Fasilitas Kesehatan
• Perumahan Kepadatan Sedang dan Tinggi
• Jasa Industri • Terminal Tipe A dan TPU
BWK 2 Pondok Gede
Pondok Gede Jati Asih
Pondok Melati 3.946
• Perumahan Kepadatan Sedang dan Tinggi
• Perdagangan dan Jasa • Pendidikan
• Cagar Budaya BWK 3
Bantar Gebang Bantar Gebang dan
sekitarnya 4.178
• Perumahan Kepadatan Sedang dan Rendah
• Industri • Perdagangan dan Jasa lokal
• RTH Pertanian
BWK 4 Jati Sampurna
Jati Sampurna dan sekitarnya
3.188 • Perumahan Kepadatan Sedang dan
Rendah • Perdagangan dan Jasa lokal
• Pusat BWK •
RTH Pertanian holtikultura
Sumber : RTRW Kota Bekasi 2000-2010 Pemanfaatan ruang terbuka bervegetasi yang masih tersedia dan
didominasi oleh kawasan hijau pertanian dan perkebunan terletak di bagian selatan kota Kecamatan Bantar Gebang dan Jatisampurna dan sedikit di
wilayah utara kota Kecamatan Medan Satria dan Kecamatan Teluk Pucung. Kondisi lahan pertanian tersebut sebagian besar sudah terolakasikan atau
direncanakan khususnya untuk kegiatan permukiman skala besar meskipun saat ini masih belum terbangun dan masih berupa ruang terbuka hijau. BWK 3 dan
105
BWK 4 saat ini kondisi lahan pertaniannya telah terpenetrasi menjadi lahan terbangun permukiman, seperti terlihat Gambar 20.
Gambar 20 Kondisi lahan RTH pada area kawasan pertanian di Kota Bekasi yang terpenetrasi oleh kegiatan terbangun
Dalam rencana penggunaan lahan berdasarkan RTRW Kota Bekasi tahun 2000-2010, dari total lahan 21.049 hektar yang dimiliki Kota Bekasi ditetapkan
16.228,78 hektar 77 untuk berbagai kegiatan sektor pembangunan perkotaan seperti perdagangan dan jasa, industri, permukiman dan sarana umum kota,
sementara sisanya seluas 4.820,22 hektar 23 digunakan sebagai lahan RTH atau lahan tidak terbangun termasuk di dalamnya kawasan budidaya lahan
pertanian Bapeda Kota Bekasi, 2008.
4.6. Perekonomian Daerah