138
budgeting RTH. Kebijakan yang disadari dan dinilai oleh semua pihak karena kurangnya komitmen politik pro lingkungan terhadap penganggaran daerahnya
APBD Hijau khususnya penganggaran RTH green budgeting RTH.
6.2.1. Sub Model Penduduk
Komponen variabel penduduk merupakan unsur penting yang
dipertimbangkan dalam setiap perencanaan pembangunan. Pertimbangan untuk memasukkan variabel penduduk disebabkan karena fenomena kecenderungan
pertumbuhan penduduk yang selalu bertambah, permintaan lahan terbangun tinggi sementara luas lahan perkotaan tetap, yang mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan sistem karena suboptimalisasi RTH Kota. Jumlah penduduk akan terus meningkat, karena pada kondisi normal tidak ada bencana alam
pertumbuhan penduduk mengikuti kurva eksponensial Enger dan Badley 2000. Penduduk merupakan obyek sekaligus subyek pembangunan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kependudukan seyogyanya teridentifikasi dengan baik sebagai bahan
dalam merumuskan kebijakan pembangunan. Basis data yang kurang baik dalam hal pencatatan data kependudukan berimplikasi sangat luas terutama
terkait dengan arahan program dan kegiatan pembangunan. Berdasarkan hasil kajian, maka variabel penduduk yang digunakan dalam rangka pembangunan
model sistem ini tertera pada Tabel 32. Tabel 32 Variabel penduduk yang digunakan dalam pemodelan strategi
pengalokasian RTH berbasis green budgeting
NO VARIABEL
FORMULASI SATUAN
1 Jumlah Kematian
2 laju kematian x jumlah penduduk Jiwa
2 Jumlah Kelahiran
0,86 laju kelahiran x jumlah penduduk Jiwa
3 Jumlah Emigrasi
1,34 laju emigrasi x jumlah penduduk Jiwa
4 Jumlah Imigrasi
4 laju imigrasi x jumlah penduduk Jiwa
5 Penambahan Penduduk
jml kelahiran-jml kematian+jml imigrasi-jml emigrasi
Jiwa 6
Jumlah Penduduk =2.001.899.2005 penduduk awal + penambahan penduduk
Jiwa 7
Kepadatan Penduduk jumlah penduduk luas Kota Bekasi
jiwaHa 8
Indeks Angka Harapan Hidup 74,52 Angka Harapan hidup rata-rata penduduk
Tahun
Komponen penduduk dalam model ini dianggap sebagai suatu level akumulasi yang bisa bertambah dan berkurang karena dinamika angka
kelahiran dan kematian. Dinamika aliran yang menyebabkan bertambah atau
139
berkurangnya suatu level disebut flow atau rate. Pada model ini faktor kelahiran dan migrasi masuk inmigration adalah unsur rate penambah. Rate pengurang
jumlah penduduk disebabkan oleh faktor kematian dan migrasi keluar outmigration. Konstruksi sub model penduduk disajikan pada Gambar 32.
Gambar 32 Flow diagram sub model penduduk
Keterangan:
FR_EMIGRASI = Proporsi jumlah orang yang migrasi ke luar wilayah
FR_IMIGRASI = Fraksi Imigrasi per tahun
FR_FERTILITAS = Angka Kelahiran Pertahun
FR_KEMATIAN = Angka Kematian pertahun
FR_RATA2_UMUR_ HHP = Angka Harapan hidup rata-rata penduduk
FR_LS_WIL = Luas Wilayah Kota Bekasi
LJ_EMIGRASI = Laju penduduk yang pindah ke luar kawasan pertahun
LJ_IMIGRASI = Laju pertambahan penduduk karena imgrasi per tahun
LJ_KELAHIRAN = Laju pertambahan penduduk karena kelahiran pertahun
LJ_KEMATIAN = Laju kematian penduduk di Kota Bekasi
LJ_KPDTN_PDDK = Tingkat kepadatan penduduk kota Bekasi
PERTMBHN_PNDDK = Pertambahan penduduk dari beberapa faktor
NET_PERTAMBAHAN_ALAMI = Jumlah pertambahan penduduk alami PERTMBHAN_PDDK
= Angka pertambahan penduduk pertahun PENGRNGAN_PDDK
= Angka pengurangan penduduk pertahun PENDUDUK
= Jumlah penduduk kota Bekasi
140
Faktor penambah jumlah penduduk di Kota Bekasi didominasi oleh besarnya laju migrasi masuk inmigration yaitu rata-rata sebesar empat persen
per tahun bahkan pada wilayah kecamatan yang berada di pusat pemerintahan dapat mencapai lebih dari empat persen, sementara itu, kelahiran alamiah hanya
menyumbang 0,86 persen. Berkembangnya Kota Bekasi menjadi kota metropolitan baru dengan interaksi wilayah ke ibu kota yang cukup tinggi
mengindikasikan ciri sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN. Output hasil simulasi pada Sub Model Penduduk Kota Bekasi cenderung meningkat secara
linear. Berdasarkan hasil simulasi terjadi peningkatan jumlah penduduk di Kota Bekasi pada tahun awal simulasi 2005 dari 2.001.899 jiwa meningkat menjadi
4.723.169,36 jiwa pada tahun akhir simulasi 2030. Output perubahan jumlah penduduk Kota Bekasi selama periode 20 tahun simulasi ditunjukkan pada
Gambar 33 dan Tabel 33.
0 1 Ja n 2 0 0 5 0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 1 5 0 1 Ja n 2 0 2 0
0 1 Ja n 2 0 2 5 0 1 Ja n 2 0 3 0 2 . 0 0 0 . 0 0 0
2 . 5 0 0 . 0 0 0 3 . 0 0 0 . 0 0 0
3 . 5 0 0 . 0 0 0 4 . 0 0 0 . 0 0 0
4 . 5 0 0 . 0 0 0
P D
D K
_ E
X T
Gambar 33 Grafik hasil simulasi jumlah penduduk periode 2005-2030 Hasil simulasi pertumbuhan penduduk memperlihatkan kecenderungan
pertumbuhan positif positive growth naik mengikuti kurva eksponensial pada tahun simulasi 2005 sampai 2030. Kontribusi terbesar yang menyumbang
pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi berasal dari fraksi imigrasi rata-rata sebesar 4 persen.
Laju tingkat kelahiran dan laju kematian menyumbang 0,86 persen dan 2 persen. Model penduduk pada akhir tahun simulasi menekan lahan yang dimiliki
Kota Bekasi selauas 21.049 ha bila pembangunan dilakukan secara horisontal, karena semakin bertambahnya lahan permukiman terbangun dari 14.817 ha
2005 menjadi 18.831 ha 2030. Hasil simulasi pertumbuhan penduduk disajikan pada Tabel 33.
141
Tabel 33 Jumlah penduduk jiwa Kota Bekasi selama periode tahun simulasi
T ime PDDK_ EXT
LHN PMKRT B EXT 0 1 Ja n 2 0 0 5
0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 1 5
0 1 Ja n 2 0 2 0 0 1 Ja n 2 0 2 5
0 1 Ja n 2 0 3 0 2 . 0 0 1 . 8 8 9 , 0 0
2 . 3 7 6 . 8 3 0 , 7 9 2 . 8 2 1 . 9 9 6 , 9 2
3 . 3 5 0 . 5 4 0 , 0 0 3 . 9 7 8 . 0 7 6 , 0 2
4 . 7 2 3 . 1 4 5 , 7 6 1 4 . 8 1 7 , 0 0
1 4 . 3 8 9 , 1 4 1 4 . 6 0 5 , 7 2
1 5 . 4 2 3 , 5 3 1 6 . 8 2 8 , 3 4
1 8 . 8 3 1 , 9 6
Keterangan : Pddk ext = jumlah penduduk eksisting atau aktual yang diprediksi, LHN PMK-RTB EXT = lahan permukiman atau ruang terbangun RTB eksisting
Jumlah penduduk hasil prediksi simulasi pada tahun 2009 sebanyak 2.296.101 jiwa atau kurang lebih 2,3 juta jiwa simulasi dengan interval waktu 1
tahun dan tahun 2010 bertambah menjadi 2.367.830 jiwa simulasi ini menggunakan interval waktu 5 tahun. Data hasil simulasi model tersebut tidak
jauh berbeda dengan data eksisting atau data terakhir penduduk Kota Bekasi tahun 2009 berjumlah 2.319.518 jiwa hasil sensus penduduk tahun 2010
Susenas BPS, 2010. Dengan demikian unjuk kerja sub model penduduk memiliki tingkat keakurasian yang hampir sama dengan model dunia nyata real
world.
6.2.2. Sub Model Lahan RTH