Proses Hirarki Analisis TINJAUAN PUSTAKA

59 method, dan tahapan waktu time step. Keluaran hasil simulasi dapat berupa grafik waktu time graph atau tabel waktu time table Muhammadi, et al., 2001. 5 Validasi Model Validasi model adalah kegiatan membandingkan hasil simulasi dengan data empirik, sehingga model ini dapat dinyatakan sebagai model yang valid dan dapat digunakan untuk menirukan keadaan dunia nyata. Validasi utama yang dilakukan adalah uji konsistensi dimensi dan validasi output dengan menggunakan metode statistik sederhana yaitu menghitung AME absolute mean error atau AVE absolute variation error antara data hasil simulasi dengan data empirik Muhammadi, et al., 2001. 6 Uji Sensitivitas untuk Intervensi Model dan Analisis Kebijakan Kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Sebelum menentukan kebijakan yang akan diambil, maka berdasarkan model yang telah dinyatakan valid ditentukan variabel yang memiliki sensitivitas tinggi, dengan melakukan uji sensitivitas. Tujuan uji sensitivitas adalah untuk mendapatkan titik pengungkit leverage point yang digunakan sebagai titik intervensi kebijakan. Penentuan kebijakan yang optimal dapat ditempuh melalui intervensi ini Muhammadi, et al., 2001.

2.7. Proses Hirarki Analisis

Proses Hirarki Analisis PHA atau Analytic Hierarchy Process AHP pada dasarnya didesain untuk menangkap secara rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala preferensi diantara berbagai alternatif. AHP juga banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik. Pendekatan AHP menggunakan skala banding berpasangan Saaty, 1993. Skala banding berpasangan tersebut disajikan pada Tabel 4. 60 Tabel 4 Skala banding secara berpasangan Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Sumbang peran dua elemen sama besar pada sifat tersebut dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lain 5 Elemen satu lebih penting dibanding yang lain Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat mendukung satu elemen atas yang lain 7 Elemen satu jelas lebih penting dari elemen yang lain Satu elemen dengan kuat dominansinya telah terlihat dlm praktek 9 Elemen satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara dua pilihan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber: Saaty 1993 Tahapan dalam melakukan analisis data AHP Saaty, 1993 adalah sebagai berikut : 1 Identifikasi sistem, yaitu mengidentifikasi permasalahan dan solusi yang diinginkan. Dilanjutkan dengan membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria paling bawah. 2 Perbandingan berpasangan, menggambarkan pengaruh relatif setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Teknik yang digunakan berdasarkan judgement atau pendapat dari para responden yang dianggap sebagai expert stakeholder. Mereka dapat terdiri atas: 1 pengambil keputusan; 2 para pakar; serta 3 orang yang terlibat dan memahami permasalahan yang dihadapi. 3 Matriks pendapat individu, yaitu kuantifikasi pendapat dari hasil perbandingan berpasangan membentuk matriks n x n. Nilai a ij merupakan nilai matriks pendapat hasil perbandingan yang mencerminkan nilai kepentingan C i terhadap C j . 4 Matriks pendapat gabungan, merupakan matriks yang berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks pendapat individu yang nilai rasio inkonsistensinya 61 memenuhi syarat. Nilai pengukuran konsistensi yang diperlukan untuk menghitung konsistensi jawaban responden. 5 Penentuan prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama. Revisi pendapat, dapat dilakukan apabila nilai rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi 0,1. Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya responden tersebut dihilangkan. Jadi penggunaan revisi ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarnya. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian, bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna, maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu diperbaiki, atau hierarki harus distruktur ulang Marimin, 2004. Penilaian kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat Saaty, 1993. Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Skala perbandingan dalam mengekspresikan pendapat Nilai Keterangan 1 Kriteria Alternatif A sama penting dengan kriteria alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Sumber : Saaty 1993 Nilai-nilai perbandingan tersebut kemudian diolah untuk menentukan peringkat dari seluruh alternatif. AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem. Penyelesaian dengan AHP memiliki beberapa prinsip dasar yang perlu dipahami antara lain: 1 Dekomposisi, yaitu : memecah persoalan yang utuh menjadi unsur- unsurnya sehingga didapatkan beberapa tingkatan persoalan. 2 Comparative Judgement, yaitu membuat penilaian tentang kepentingan 62 relatif diantara dua elemen pada suatu tingkatan tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen yang disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison. 3 Synthesis of Priority, yaitu melakukan sintesis prioritas dari setiap matriks pairwise comparison “vektor eigen” ciri - nya untuk mendapatkan prioritas lokal. Matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, oleh karena itu untuk melakukan prioritas global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. 4 Logical Consistency, dapat memiliki dua makna, yaitu 1 obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan relevansinya; dan 2 tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.8. Tinjauan Studi-Studi Terdahulu Tentang Kajian Lahan dan RTH