21
kelamaan remaja memiliki nilai-nilai dan perilaku yang relatif sama dengan yang dimiliki oleh kelompoknya. Dalam hal ini, remaja telah menjadi bagian
dari kelompok sosial tempat ia hidup.
C. Kekerasan Dalam Pacaran
1. Pacaran
Masa remaja merupakan suatu tahap ketika kebanyakan individu mulai menjalin komitmen personal dengan lebih loyal Davis Palladino,
1997. Salah satu komitmen personal yang dijalani individu terwujud dalam hubungan pacaran. Selain dilatarbelakangi oleh hal tersebut, pacaran identik
dengan masa remaja karena pada masa ini banyak terjadi perubahan hormonal pada diri individu yang menyebabkan mereka mulai tertarik pada
lawan jenis. Selain itu, hubungan heteroseksual yang diwujudkan dalam bentuk pacaran merupakan salah satu usaha untuk memenuhi tugas
perkembangan sosialisasi pada remaja Hurlock, 1980. Hal ini senada dengan yang disebutkan Fuhrmann Yarni, 2005 yang mengatakan bahwa
salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja adalah mempersiapkan diri secara fisik, psikis, dan sosial untuk berkomitmen
dengan lawan jenis dan selanjutnya membentuk keintiman sebagai bentuk kematangan psikologis. Dowdy Howard Santrock, 2003 juga
menambahkan bahwa meskipun banyak remaja putra dan putri saling mempengaruhi secara sosial melalui teman sebaya, namun melalui
22
pacaranlah kontak yang serius antara dua orang yang berlainan jenis kelamin muncul.
Pacaran merupakan proses saling menyayangi antara dua manusia dengan jenis kelamin yang berbeda di mana didalamnya terdapat proses
saling mengenal, memahami, dan sekaligus proses belajar membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah Imran
dalam Yarni, 2005. Namun terdapat perbedaan dalam memandang fungsi pacaran pada remaja awal, pertengahan, dan akhir. Tidak semua remaja
memandang pacaran sebagai proses persiapan untuk menikah. Hanya remaja akhir saja yang memandang pacaran atau kencan sebagai sarana untuk
mencapai keakraban, kebersamaan, dan sosialisasi. Bagi remaja awal dan pertengahan, kencan atau pacaran dipandang sebagai sarana untuk mencari
kesenangan, keakraban, dan status sosial Berk, 2007. Arsih 2006 juga menambahkan bahwa pacaran saat ini tidak lebih dari sekedar trend. Pacaran
digunakan sebagai sarana untuk mencari teman having fun atau sebagai sarana pemenuhan harga diri. Bahkan yang lebih parah, pacaran kadang
hanya digunakan sebagai penyaluran hasrat biologis semata. Padahal, pacaran biasanya dimulai pada masa pubertas atau remaja awal Dickinson
dalam Santrock, 2003. Oleh karena itu, kemungkinan munculnya masalah- masalah dalam hubungan pacaran rentan terjadi pada masa tersebut,
misalnya kenakalan remaja dan penurunan prestasi akademik Berk, 2007 ataupun timbulnya kekerasan dalam pacaran Hickman, Jaycox, Aronoff,
2004; Smith, White, Holland, 2003. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Kekerasan Dalam Pacaran
a. Pengertian kekerasan Untuk mendefinisikan konsep kekerasan
, Poerwandari 2004
menggunakan dua penekanan, yaitu pada sisi intensi dan sisi akibat. Dari sisi intensi, kekerasan didefinisikan sebagai tindakan yang secara
sengaja dilakukan untuk memaksa, menaklukkan, mendominasi, mengendalikan, menguasai, dan menghancurkan melalui cara-cara fisik,
psikologis, deprivasi, ataupun gabungan-gabungannya dalam bermacam- macam bentuk. Dari sisi akibat, kekerasan didefinisikan sebagai tindakan
yang tidak disengaja, bukan intensional, tetapi didasarkan oleh ketidaktahuan, kekurang pedulian, atau alasan-alasan lain yang
menyebabkan subjek secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam upaya pemaksaan, penaklukan, penghancuran, dominasi, dan perendahan
manusia lain. Menurut WHO, kekerasan violence merupakan penggunaan
kekuatan atau kekuasaan, ancaman atau berupa tindakan langsung, secara sengaja pada seseorang atau sekelompok orang yang dapat
menyebabkan atau memungkinkan timbulnya luka, kematian, luka emosional, dan pertumbuhan yang terhambat Krug et.al, 2002. Dari
definisi tersebut, terlihat bahwa kekerasan lebih ditekankan pada sisi intensi.