23
2. Kekerasan Dalam Pacaran
a. Pengertian kekerasan Untuk mendefinisikan konsep kekerasan
, Poerwandari 2004
menggunakan dua penekanan, yaitu pada sisi intensi dan sisi akibat. Dari sisi intensi, kekerasan didefinisikan sebagai tindakan yang secara
sengaja dilakukan untuk memaksa, menaklukkan, mendominasi, mengendalikan, menguasai, dan menghancurkan melalui cara-cara fisik,
psikologis, deprivasi, ataupun gabungan-gabungannya dalam bermacam- macam bentuk. Dari sisi akibat, kekerasan didefinisikan sebagai tindakan
yang tidak disengaja, bukan intensional, tetapi didasarkan oleh ketidaktahuan, kekurang pedulian, atau alasan-alasan lain yang
menyebabkan subjek secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam upaya pemaksaan, penaklukan, penghancuran, dominasi, dan perendahan
manusia lain. Menurut WHO, kekerasan violence merupakan penggunaan
kekuatan atau kekuasaan, ancaman atau berupa tindakan langsung, secara sengaja pada seseorang atau sekelompok orang yang dapat
menyebabkan atau memungkinkan timbulnya luka, kematian, luka emosional, dan pertumbuhan yang terhambat Krug et.al, 2002. Dari
definisi tersebut, terlihat bahwa kekerasan lebih ditekankan pada sisi intensi.
24
Dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku atau ancaman, baik disengaja atau
tidak, yang merugikan pihak lain, baik dari segi fisik maupun emosional.
b. Pengertian Kekerasan Dalam Pacaran 1 Pengertian
Umum KDP
WHO dalam Krug et.al 2002 membagi kekerasan menjadi 3 kategori, yaitu kekerasan terhadap diri sendiri
self-directed violence, kekerasan kolektif
collective violence, dan kekerasan interpersonal interpersonal violence. Dari ketiga kategori tersebut,
kekerasan dalam pacaran KDP termasuk dalam kategori kekerasan interpersonal.
Secara umum, kekerasan dalam pacaran dilihat sebagai sebuah pola dalam penggunaan kekuasaan dan kontrol yang dilakukan seseorang
terhadap pasangannya Bernstein, et.al., 2004. Menurut Wolfe, et.al dalam Fredland, et.al, 2005 kekerasan dalam pacaran merupakan usaha
untuk mengontrol atau mendominasi pasangan secara fisik, seksual, ataupun psikologis yang dapat mengakibatkan luka. Sedangkan menurut
Riffka Annisa WCC 2006, kekerasan dalam pacaran diartikan sebagai segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan di luar hubungan
pernikahan yang sah berdasar UU Perkawinan 11974, pasal 2 ayat 2, termasuk kekerasan yang dilakukan oleh mantan suami dan mantan
pacar pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kekerasan dalam pacaran dapat terjadi pada siapa saja. Usia, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, atau latar belakang ekonomi
tidak membatasi seseorang untuk menjadi korban atau pelaku kekerasan. Selain itu, kekerasan dalam pacaran juga tidak terbatas pada pasangan
heteroseksual, namun juga dapat terjadi pada pasangan dengan jenis kelamin yang sama Alfonso Madera, 2004; Bernstein, et.al., 2000.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu jenis kekerasan interpersonal yang berupa
penggunaan kekuasaan dan kekuatan yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya di luar hubungan pernikahan yang sah tanpa memandang
jenis kelamin dan latar belakang pelaku danatau korban.
2 Perbandingan KDP dengan Konsep Lain yang Sejenis
Terdapat konsep lain yang sejenis dengan konsep kekerasan dalam pacaran. Konsep tersebut adalah kekerasan dalam rumah tangga serta
bullying. Konsep kekerasan dalam rumah tangga KDRT menurut Undang-
Undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga didefinisikan sebagai:
“Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga pasal 1, ayat 1”.