55
data-data yang sudah dikategorisasikan. Data-data tersebut akan diorganisasikan sesuai dengan masing-masing kelompok diskusi.
2. Pengkodean data
Pengkodean data dilakukan untuk mengorganisasi dan mensistematisasi data-data yang ada sehingga dapat memunculkan gambaran menyeluruh
tentang topik penelitian, dalam hal ini pengetahuan remaja tentang kekerasan dalam pacaran. Langkah pengkodean yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Mendengarkan kaset rekaman secara berulang-ulang segera setelah satu
diskusi selesai dijalankan. Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh insight dari diskusi tersebut. Insight tersebut nantinya akan digunakan
sebagai bahan diskusi untuk kelompok selanjutnya. 2. Menyusun transkip verbatim segera setelah diskusi selesai dilakukan.
Khusus untuk kelompok diskusi 2, peneliti tidak bisa membuat transkip verbatim secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena tanpa peneliti
sadari, tape recorder tidak merekam jalannya diskusi dengan semestinya. Oleh karena itu, kurang lebih hanya separuh dari proses diskusi yang
terekam dalam tape recorder. Untuk separuh data diskusi yang tidak terekam, peneliti menggunakan catatan dari asisten moderator sebagai data
yang nantinya akan diproses lebih lanjut. 3. Membaca berulang-ulang transkip verbatim tersebut sebelum melakukan
koding untuk memperoleh gambaran umum tentang tema. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Setelah peneliti berhasil mengidentifikasi tema-tema yang muncul, tema- tema tersebut dikategorikan dengan seksama.
5. Membaca dan mencermati tema-tema yang ada sehingga diperoleh pola hubungan dari masing-masing tema serta antar tema.
6. Melakukan keabsahan data sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Interpretasi
Langkah selanjutnya setelah pengkodean adalah interpretasi data. Kalve Poerwandari, 2005 menjelaskan interpretasi sebagai upaya memahami data
secara lebih luas dan mendalam. Interpretasi ini akan dilakukan berdasarkan kategori-kategori yang muncul dalam proses focus groups discussion.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang banyak terjadi pada remaja serta menimbulkan dampak negatif yang tidak ringan. Untuk mencegah
semakin merebaknya fenomena ini, diperlukan langkah-langkah preventif yang strategis. Salah satu dasar yang dapat digunakan untuk menyusun langkah-
langkah preventif tersebut adalah dengan mengetahui bagaimana pemahaman atau pengetahuan remaja tentang kekerasan dalam pacaran, khususnya pada remaja
awal. Dengan demikian, tindakan prevensi yang dilakukan dapat lebih menyasar pada kebutuhan para remaja khususnya yang termasuk dalam kategori remaja
awal. Berikut akan dijabarkan pengetahuan remaja tentang kekerasan dalam
pacaran sebagai hasil dari focus group discussion. Dalam penelitian ini, remaja yang menjadi partisipan penelitian merupakan remaja yang termasuk dalam
kategori remaja awal sehingga hasil penelitian sebaiknya dibaca dalam koridor remaja awal. Berkaitan dengan hasil penelitian, penjabaran hasil akan dibagi
dalam dua bagian, yaitu hasil utama dan hasil tambahan. Hasil utama merupakan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah, sedangkan hasil tambahan
merupakan hasil lain yang didapat dari penelitian ini di luar yang sebenarnya ingin diketahui oleh peneliti. Peneliti memutuskan untuk memasukkan hasil
tambahan ke dalam analisis penelitian ini karena walaupun bukan merupakan hal yang sebenarnya ingin digali melalui penelitian ini, namun hasil tambahan