Tujuan khusus Tujuan Penelitian 1.

9

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi Hati

Hati merupakan kelenjar terberat pada tubuh manusia dengan bobot sekitar 1,4 kg pada orang dewasa. Ukuran hati adalah yang terbesar kedua setelah kulit dari keseluruhan organ yang dimiliki manusia. Hati terletak di bagian atas rongga abdominal, di bawah diafragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hipokondria kanan dan sebagian epigastrium abdomen Tortora and Derrickson, 2014. Ukuran hati meningkat seiring dengan pertumbuhan dari bayi menuju dewasa. Periode pertumbuhan ini mencapai puncaknya dan berhenti sekitar usia 18 tahun, kemudian terjadi penurunan bobot hati pada usia paruh baya. Rasio bobot hati dengan berat badan mengalami penurunan seiring dengan pertumbuhan dari bayi menuju dewasa. Pada bayi, hati memiliki bobot sekitar 5 dari berat badan sedangkan pada saat dewasa, bobot hati mengalami penurunan menjadi 2 dari berat badan. Selain dipengaruhi usia, ukuran hati juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh Standring et al., 2008. Pada umumnya hati berwarna coklat kemerahan, namun dapat bervariasi tergantung dengan kandungan lemak. Peningkatan kandungan lemak di hati menyebabkan hati menjadi lebih berwarna kekuningan. Tekstur hati dapat lembut ataupun keras, beberapa hal yang mempengaruhi hal ini adalah volume darah di hati dan kandungan lemak Standring et al., 2008. Hati memiliki permukaan diafragmatik yang konveks pada daerah anterior, superior, dan beberapa daerah posterior dan permukaan diafragmatik yang cenderung rata, serta permukaan viseral yang konkaf pada daerah postero- inferior yang terpisah dengan anterior oleh batas inferior tajam Gambar 1. Permukaan diafragmatik dilapisi oleh peritoneum, kecuali pada bagian posterior di daerah yang disebut dengan istilah daerah telanjang bare area dari hati, yang letaknya menempel langsung dengan diafragma. Permukaan viseral hati juga dilapisi oleh peritoneum, kecuali di tempat terletaknya kandung empedu dan porta hepatis. Porta hepatis adalah celah melintang di tengah permukaan viseral yang memberikan jalur untuk vena portal hepatik, arteri hepatik, saraf pleksus hepatik, duktus hepatik, dan pembuluh limfatik Moore et al., 2015. Gambar 1. Permukaan Hati Moore, Agur, and Dalley, 2015 Berdasarkan anatominya, dilihat dari fitur eksternal, hati dideskripsikan memiliki dua lobus utama, yakni lobus kanan yang lebih besar serta lobus kiri, yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis Gambar 1. Ligamen falsiformis merupakan suatu lipatan mesenterium yang membujur dari permukaan bawah diafragma di antara lobus kanan dan lobus kiri hingga ke bagian atas hati, membantu menahan hati di dalam rongga abdominal. Ligamen koroner kanan dan kiri juga membantu menangguhkan posisi hati pada diafragma Tortora and Derrickson, 2014. Pada lobus kanan terdapat dua lobus yang lebih kecil yaitu lobus kaudata yang terletak di bagian belakang atas dan lobus kuadrate yang terletak dibagian depan bawah. Pada permukaan viseral, sagital fisura kanan dan kiri serta porta hepatis membatasi kedua lobus ini Gambar 2. Sagital fisura kanan merupakan suatu galur memanjang yang terbentuk oleh lekukan untuk kandung empedu di bagian depan dan galur untuk vena cava inferior di bagian belakang. Sagital fisura kiri merupakan galur memanjang yang terbentuk oleh celah untuk ligamen bulat di bagian depan dan celah untuk ligamen venosum di bagian belakang. Ligamen bulat Gambar 2. Lobus Anatomis Hati dan Fisura Hati Moore et al., 2015

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 123

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121