Hasil penentuan waktu pencuplikan darah
Hasil uji Tuckey HSD menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT pada jam ke 24 berbeda bermakna p=0,002 dengan jam ke 0. Aktivitas serum ALT pada
jam ke 0 66,8 ± 0,84 UL menggambarkan keadaan normal tikus sebelum terpapar CCl
4
, sehingga peningkatan aktivitas serum ALT pada jam ke 24 184,0 ± 16,5 UL menunjukkan adanya kerusakan hati akibat CCl
4
. Kerusakan hati menyebabkan enzim yang terdapat di hati seperti ALT keluar dari sel hati yang rusak dan masuk
ke dalam sirkulasi darah sehingga aktivitas serum ALT yang terukur mengalami peningkatan, selain itu aktivitas ALT di hati 1000 kali lebih besar daripada aktivitas
di serum, sehingga semakin banyak sel hati yang mati maka aktivitas serum ALT akan meningkat Herlong and Mitchell Jr, 2012. Peningkatan aktivitas serum ALT
Gambar 19.
Aktivitas serum ALT pada jam ke 0, 24 dan 48 jam setelah induksi CCl
4
ini termasuk dalam peningkatan ringan yang dapat menggambarkan terjadinya akumulasi lipid hati Poynard and Imbert-Bismut, 2012.
Aktivitas serum ALT pada jam ke 48 ketika dibandingkan dengan jam ke 0 dengan uji Tuckey HSD menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna p=0,968,
sedangkan perbandingan antara jam ke 24 dan 48 menunjukkan hasil berbeda bermakna p=0,001. Dari uji statistik tersebut diketahui bahwa aktivitas serum
ALT setelah jam ke 24 terdapat penurunan dan telah kembali normal pada jam ke 48 62,3 ± 15,6 UL. Menurut Herlong dan Mitchell Jr. 2012, aktivitas serum
ALT akan kembali mengalami penurunan hingga rentang normal ketika tidak terdapat kerusakan sel lebih lanjut. Kecepatan dari penurunan aktivitas tersebut
bergantung pada eliminasinya dari sirkulasi darah. ALT pada manusia dikatabolisme oleh hati dan menghasilkan waktu paruh plasma 47 ± 10 jam.
Pada penelitian ini aktivitas serum AST juga diukur sebagai parameter pendukung karena AST paling banyak terdapat di hati dan merupakan salah satu
penanda biokimia kerusakan sel hati. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas variansi dengan uji Levene menunjukkan bahwa aktivitas
serum AST kelompok orientasi terdistribusi normal p0,050 dan variansi sama p=0,107, sehingga pengujian dilakukan menggunakan One-Way Anova dan
dilanjutkan dengan uji Tuckey HSD. Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan ada perbedaan bermakna antar kelompok p=0,000.
Hasil uji Tuckey HSD menunjukkan bahwa aktivitas serum AST pada jam 24 dibandingan dengan jam ke 0 berbeda bermakna p=0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas serum AST pada jam ke 24 setelah induksi CCl
4
669,6 ± 8,4 mengalami peningkatan dari keadaan normalnya pada jam ke 0 154,2 ± 2,1 UL. Sama halnya dengan ALT, peningkatan ringan aktivitas serum AST
terjadi akibat kerusakan sel hati menyebabkan AST dari sel hati masuk ke sirkulasi darah dan juga aktivitas AST di hati 1000 kali lebih besar daripada aktivitas di
serum, sehingga semakin banyak sel hati yang mati maka aktivitas serum AST akan meningkat Herlong and Mitchell Jr, 2012. Peningkatan ringan aktivitas serum
Gambar 20.
Aktivitas serum AST pada jam ke 0, 24 dan 48 jam setelah induksi CCl
4
AST merupakan penanda terjadinya perlemakan hati Poynard and Imbert-Bismut, 2012.
Aktivitas serum pada jam ke 48 dibanding dengan jam ke 24 berbeda bermakna p=0,000, yang artinya setelah jam ke 24 terdapat penurunan aktivitas
serum AST menuju normal karena kerusakan sel hati lebih lanjut tidak terjadi setelah jam ke 24. Pada jam ke 48 aktivitas serum AST masih berbeda bermakna
p=0,014 dibanding dengan jam ke 0 yang berarti penurunan aktivitas serum AST sudah terjadi namun belum mencapai normal. Aktivitas serum AST akan kembali
normal ketika telah tidak ada kerusakan sel lebih lanjut, yang kecepatan penurunannya akan dipengaruhi oleh kecepatan eliminasi dari sirkulasi darah. Pada
manusia AST dikatabolisme di hati dan menghasilkan waktu paruh plasma 17 ± 5 jam Herlong and Mitchell Jr., 2012.
Pada jam ke 24, baik aktivitas serum ALT ataupun AST mengalami peningkatan ringan yang menandakan adanya perlemakan hati. Pada jam ke 48,
aktivitas serum ALT dan AST kembali turun menuju normal, dengan aktivitas serum ALT secara statistik menunjukkan hasil sudah kembali normal, sedangkan
aktivitas serum AST menunjukkan hasil belum kembali normal. Nilai AST pada jam ke 48 belum kembali normal dapat disebabkan oleh adanya kerusakan organ
lain, karena berbeda dengan ALT yang dominan berada di hati, AST selain di hati juga banyak ditemukan di jaringan jantung, dan otot rangka, serta terdapat juga di
ginjal, otak, pankreas, paru-paru, leukosit, dan eritrosit Poynard and Imbert- Bismut, 2012. Hati memiliki kemampuan regenerasi sel yang sangat baik Burt et
al. , 2012 sehingga ketika aktivitas serum ALT telah kembali normal, aktivitas
serum AST belum kembali normal karena pengaruh kerusakan jaringan lain yang belum tentu memiliki kemampuan regenerasi sebaik hati.
Hasil yang diperoleh dari uji pendahuluan ini mendukung pernyataan Janakat dan Al-Merie 2002 serta Dongare et al. 2013. Waktu pencuplikan pada
jam ke 24 dipilih karena mampu memberikan kenaikan ringan serum ALT dan AST, yang menggambarkan terjadinya perlemakan pada tikus. Pada jam ke 48 hati
diduga telah kembali normal sehingga tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan FHEMM dalam mencegah peningkatan aktivitas
serum ALT dan AST. Pengambilan darah tikus tiap kelompok perlakuan yang diberi FHEMM disesuaikan dengan hasil uji pendahuluan ini, sehingga darah tikus
diambil melalui sinus orbitalis pada jam ke 24 setelah tikus diinduksi CCl
4
.