Karbon Tetraklorida PENELAAHAN PUSTAKA

pada lingkungan, namun pada konsentrasi yang tinggi CYP3A, berkontribusi signifikan. Radikal CCl 3 • yang dihasilkan cukup reaktif untuk berikatan secara kovalen dengan CYP2E1, baik pada sisi aktif enzim ataupun pada heme group yang menyebabkan inaktivasi. Inakticasi CYP2E1 tersebut diduga memberikan sinyal yang mirip untuk penghilangan proteolitik secara efektif Weber, et al., 2003. Radikal CCl 3 • bereaksi dengan berbagai senyawa biologis yang penting seperti asam amino, nukleotida, dan asam lemak, serta protein, asam nukleat, dan lipid, atau dengan memisahkan hidrogen yang sebagian besar dari asam lemak tidak jenuh untuk membentuk kloroform. Laju dari reaksi ini dapat mengalami peningkatan ketika terjadi dengan oksigen. Karsinogenik terjadi ketika CCl 4 bereaksi dengan DNA. Reaksi CCl 3 • dengan protein dan lipid menyebabkan penurunan sintesis protein dan gangguan pada metabolisme lipid sehingga berkontribusi pada terjadinya steatosis Weber, et al., 2003. Radikal CCl 3 • dengan adanya oksigen akan dikonversi menjadi radikal CCl 3 OO •. Radikal ini lebih reaktif dari radikal CCl 3 • sehingga waktu hidup radikal ini sangat singkat karena radikal ini bereaksi cepat dengan substrat yang sesuai untuk bereaksi dengan pasangan elektronnya. Radikal CCl 3 OO • jauh lebih mungkin untuk melepas hidrogen dari asam lemak tidak jenuh, sehingga memulai proses peroksidasi lipid. Pelepasan hidrogen dari asam lemak memulai serangkaian reaksi kompleks yang berhenti ketika molekul asam lemak tidak jenuh terdisintegrasi sempurna dengan pembentukan aldehid, karbonil lain, dan alkana. Seluruh proses ini disebut peroksidasi lipid Weber, et al., 2003. Kejadian pertama setelah dosis toksik CCl 4 dapat diobservasi atau dideteksi secara biokimia disekitar RE. Setelah satu menit pemberian, CCl 4 berikatan kovalen dengan lipid mikrosomal dan protein dengan rasio 11:3. Konjugasi diena yang merupakan indikator peroksidasi lipid dapat dideteksi di lipid dalam 5 menit. Dalam 30 menit setelah pemberian, sintesis protein ditekan, yang menggambarkan adanya perubahan pada ribosom dan RE kasar, serta hilangnya ribosom dapat dideteksi dengan mikroskopi elektron. Diantara satu hingga tiga jam Gambar 12. Mekanisme toksisitas CCl 4 Weber et al., 2003 setelah pemberian dengan CCl 4 , akumulasi trigliserida di hepatosit dideteksi dengan adanya droplet lemak dan terjadi hilangnya aktivitas enzim di RE secara terus menerus. Perlemakan hati dapat terjadi karena penghambatan sintesis protein, yang diketahui menghasilkan penurunan produksi kompleks lipoprotein yang bertanggungjawab terhadap pemindahan lipid keluar dari hepatosit. Kerusakan RE menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mensintesis protein Timbrell, 2008.

H. Macaranga tanarius L. 1.

Taksonomi Menurut Integrated Taxonomic Information System atau ITIS 2015 taksonomi dari Macaranga tanarius L. adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Viridiplantae Infrakingdom : Streptophyta Superdivision: Embryophyta Division : Tracheophyta Subdivision : Spermatophytina Class : Magnoliopsida Superorder : Rosanae Order : Mealpighiales Family : Euphorbiaceae Genus : Macaranga Thouars Species : Macaranga tanarius L. Müll. Arg.

2. Nama lain

Macaranga tanarius L. memiliki nama yang berbeda pada daerah yang berbeda. Nama daerah yang lebih dikenal diantaranya adalah hairy mahang Inggris; kuyonon, himindang, dan binunga Filipina; ka-lo, kundoh, mahang puteh, dan tampu Malaysia; hu chang lek, mek, pang, dan lo khao Thailand; serta mara, tutup ancur, hanuwa, dan mapu Indonesia Orwa et al., 2009.

3. Penyebaran

Macaranga tanarius L. berasal dari beberapa negara termasuk Australia, Brunei, Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Di wilayah ini, Macaranga tanarius L. lebih sering ditemukan di hutan sekunder, terutama di daerah penebangan dan juga ditemukan di semak-semak, belukar, kebun pedesaan, dan vegetasi pantai. Macaranga tanarius L. tumbuh di tiga jenis tanah yaitu tanah liat, tanah lempung, dan pasir serta biasanya ditemukan didataran rendah Orwa et al., 2009. Selain di negara asalnya, Macaranga tanarius L. dibudidayakan dan tersebar di daerah- daerah tropis di dunia Starr, Starr, and Loope, 2003.

4. Budidaya

Macaranga tanarius L. dibudidayakan untuk berbagai kegunaan. Pohon yang kecil ditanam sebagai pohon hias di taman dan proyek-proyek reboisasi di Hawai dan daerah tropis hangat lain di dunia Starr et al., 2003. Di Sumatra, buah Macaranga tanarius L. ditambahkan ke dalam sari palem ketika direbus menjadi kristal, untuk meningkatkan kualitas gula yang dihasilkan. Di Indonesia dan juga di Filipina, getah dari kulit kayunya digunakan sebagai lem untuk membuat alat musik. Cabang dan daunnya juga digunakan untuk membuat minuman fermentasi di Filipina. Tanaman ini juga dapat menjadi kayu bakar yang baik, merupakan bahan papan yang berkualitas tinggi, kayunya juga cukup kuat untuk dijadikan tangga sementara oleh petani cabe ketika panen, serta kulitnya mengandung tanin yang digunakan untuk membuat jaring ikan yang kuat dan di Indonesia dimanfaatkan untuk pewarna hitam, selain itu Macaranga tanarius L. direkomendasikan sebagai pohon naungan untuk meningkatkan regenerasi alami pada hutan gundul Orwa et al., 2009. 5. Deskripsi tanaman Macaranga tanarius L. merupakan pohon berumah dua dengan tinggi biasanya 4-10 m, dapat lebih rendah atau lebih tinggi mencapai 20 m. Daunnya Gambar 13 berbentuk seperti perisai, bulat telur atau lebih lonjong berukuran 8- 32 x 5-28 cm, dengan bentuk daun berseling, agak membundar, dengan stipula membulat ataupun kurus lonjung, panjang 1-3 cm, cepat berganti. Perbungaan Gambar 13. Daun Macaranga tanarius L.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 123

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 121