Kelompok kontrol CMC Pengaruh pemberian FHEMM jangka panjang 6 hari terhadap kadar
peningkatan aktivitas serum ALT dan AST, serta hasil pemeriksaan histopatologinya menunjukkan hasil sel hati normal.
Pada penelitian ini digunakan model perlemakan hati terinduksi CCl
4
dengan dosis tunggal, karena perlemakan hati terjadi pada tahap awal kerusakan hati terinduksi CCl
4
. Perlemakan hati pada tikus terinduksi CCl
4
ditandai dengan adanya peningkatan ringan aktivitas serum ALT dan AST. Toksisitas CCl
4
terutama merupakan dampak dari metabolitnya. Karbon tetraklorida diaktivasi oleh
CYP2E1, CYP2B1 atau CYP2B2 serta mungkin juga oleh CYP3A untuk membentuk radikal bebas CCl
3
•. Dengan adanya oksigen CCl
3
• dapat membentuk radikal yang lebih reaktif yaitu CCl
3
OO •. Beberapa penelitian telah dilakukan
untuk menguji hipotesis mengenai mekanisme terjadinya perlemakan hati oleh CCl
4
Weber et al., 2003. Salah satu mekanisme yang berperan dalam terjadinya perlemakan hati
adalah adanya inhibisi sekresi lipoprotein ke sirkulasi. Hal ini dikaitkan dengan terjadinya gangguan fungsi akibat aparatus Golgi hati di tahap awal keracunan CCl
4
akut. Aparatus Golgi memiliki peranan fundamental dalam sintesis, maturasi, dan sekresi VLDL yang berfungsi membawa lipid keluar dari hati. Terjadinya
akumulasi lemak di hati ini paralel dengan terjadinya perubahan fungsi membran plasma, sehingga toksisitas ini ditandai dengan meningkatnya ALT dan AST di
darah Weber et al., 2003. Mekanisme kerusakan utama yang disebabkan oleh metabolit CCl
3
OO •
adalah melalui proses peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid mempengaruhi permeabilitas mitokondria, RE, dan plasma membran Weber et al., 2003.
Rusaknya RE diketahui juga berkontribusi menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mensintesis protein dan menghasilkan penurunan jumlah produksi kompleks
yang juga berdampak pada perlemakan hati Timbrell, 2008. Selain mekanisme perlemakan hati yang telah disebutkan, CCl
4
menyebabkan berbagai kerusakan di hati melalui beberapa mekanisme lainnya dengan menyerang molekul-molekul seluler. Metabolit-metabolit CCl
4
yang menyerang molekul seluler akan menghasilkan ROS, termasuk O
2 -
, H
2
O
2
, dan radikal hidroksil. Banyaknya jumlah ROS yang terbentuk akan menyebabkan
kondisi stres oksidatif, yaitu kondisi disaat kapasitas pertahanan tubuh tidak mampu untuk menetralisir ROS. ROS juga menyebabkan mekanisme pertahanan
antioksidan semakin melemah. Konsentrasi intraseluler GSH, aktivitas SOD dan catalase
CAT akan berkurang, serta juga menyebabkan berkurangnya sistem detokfikasi yang diproduksi oleh GSH Bhattacharjee and Sil, 2007.
Mekanisme kerusakan yang disebabkan oleh CCl
4
dan manifestasi klinis yang dihasilkan mirip dengan mekanisme dan manifestasi klinis perlemakan hati
akibat peranan stres oksidatif Pacana and Sanyal, 2015. Oleh karena itu, kondisi tikus betina galur Wistar yang terinduksi CCl
4
dapat menggambarkan kondisi perlemakan hati pada tikus. Hasil pengukuran ALT dan AST pada penelitian ini
juga mendukung pernyataan tersebut. Hasil pengukuran aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi CCl
4
adalah 156,1 ± 7,7 UL, sedangkan aktivitas serum AST pada tikus terinduksi CCl
4
adalah 674,3 ± 5,5 UL. Jika dibandingkan dengan hasil kontrol CMC, secara statistik
aktivitas serum ALT berbeda bermakna p=0,000. Aktivitas serum AST jika