11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan hakikat pendidikan karakter, hakikat daya juang, hakikat layanan bimbingan klasikal, dan hakikat
experiential learning.
Masing- masing pokok pikiran tersebut dijelaskan sebagai berikut:
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan
Prayitno 2011 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhak mulia, dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendapat lain Mulyasana, 2012
mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan
bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha sengaja yang dilakukan dalam proses membantu mengembangkan pribadi manusia sejalan dengan watak, bakat,
kemampuan, kebiasaan, dan supaya menjadi pribadi yang baik. Kepribadian yang baik menjadi penting dan perlu ditanamkan sejak dini dengan tujuan
supaya sejak dini sudah ditanamkan karakter yang baik. artinya, baik dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku.
12
2. Pengertian Karakter
Marzuki 2011 mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai- nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas
manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan. Dimana nilai-
nilai tersebut diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya
dan adat istiadat. Prayitno 2011 menjelaskan bahwa karakter merupakan sifat
pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi Menjadikan
pribadi berkarakter harus berpijak pada nilai-nilai seperti olah pikir, olah hati, olah raga, dan olah rasa serta karsa. Oleh sebab itu, pendidikan karakter
hendaknya dilakukan secara komprehensif dan integral, baik di sekolah, di rumah maupun dilingkungan sekitar.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan keunikan khas yang dibawa setiap
individu berdasarkan budaya, adat istiadat, hukum, berpenampilan, bertutur kata, dan bertindak sesuai nilai dan norma yang dianggap baik. Karakter
tidak cukup hanya sebatas pemahaman, namun perlu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik.
13
3. Pengertian Pendidikan Karakter