Hasil Belajar Belajar dan Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang merupakan suatu proses mental yang diperoleh siswa berupa informasi, trampil, prosedur, ide-ide, dan nilai-nilai. Hordward Kingsley dalam Sujana membagi tiga macam hasil belajar, yakni: a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, c sikap dan cita-cita. 26 Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penguasaan dan penghargaan yang terdapat dalam diri pribadi individu yang belajar. Gagne dalam Dahar, mengemukakan lima macam hasil belajar yaitu: 27 1 Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditujukan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dilakukannya seperti memecahkan masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai sains. 2 Strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukkan secara kompleks dalam situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. 3 Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditujukan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. 4 Informasi verbal. 5 Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik yang digabungkan dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrument musik atau instrument dalam pelajaran sains. 26 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Rosdakarya, 2005, Cet. ke-10, h. 22. 27 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar …, h. 135-140. Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom dalam Sujana, secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah kejiwaan tersebut saling terkait dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. 28 Hal ini disebabkan karena muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa life skill. 29 1 Ranah Kognitif Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Kemampuan-kemampuan yang termasuk ke dalam domain kognitif oleh Bloom, dkk. dikategorikan ke dalam 6 jenjang kemampuan, yakni: 1jenjang kemampuan ingatan, 2jenjang kemampuan pemahaman, 3jenjang kemampuan penerapanaplikasi, 4jenjang kemampuan analisis, 5jenjang kemampuan sintesis, dan 6jenjang kemampuan evaluasi. C 6 Evaluasi evaluation C 5 Sintesis synthesis C 4 Analisis analysis C 3 Penerapan application C 2 Pemahaman comprehention C 1 Hafalan recall Gambar 2.1. Penjenjangan Domain Kognitif Pada tahun 2001 Rin W. Anderson dan David R. Krathwohl dalam Sofyan, dkk., melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom menjadi 1 remember, 2 understand, 3 apply, 4 analyze, 5 evaluate, dan 6 create. 30 2 Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti 28 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar …, h. 22. 29 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, Cet. I, h. 13. 30 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 14. perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. 31 Hasil belajar afektif oleh David Krathwohl, dkk. dalam Sofyan, diklasifikasikan ke dalam lima jenjang secara hierarkis 32 , yaitu: Taksonomi Kratwohl 5.0 Chracracterization Internalisasi 4.0 Organization 3.0 Valuing 2.0 Responding 1.0 Receiving Gambar 2.2. Penjenjangan Domain Afektif a Receivingattending Receivingattending yaitu kepekaan dalam menerima ransangan stimulus dari luar kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. b Responding Responding yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. c Valuing Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang menunjukkan derajat internalisasi dan komiten. d Organization Organization organisasi yaitu konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. e Characterization Characterization merupakan ranah afektif yang tertinggi yaitu karakterisasi nilai. Hasil belajar pada peringkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan rasa sosialisasi. 31 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar …, h. 29-30. 32 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 20. 3 Ranah Psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill atau kemampuan bertindak individu. 33 Simpson dalam Sofyan menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. 34 Trowbridge dan Bybe dalam Sofyan, mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: 35 a Moving bergerak. b Manipulation memanipulasi. c Communicating berkomunikasi. d Creating menciptakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 36 Alam Lingkungan Sosial Luar Kurikulum Instrumental Gurupengajar Sarana dan Fasilitas Faktor Administrasi Fisiologi Kondisi Fisik Kondisi panca indra Dalam Bakat Minat Psikologi Kecerdasan Motivasi Kemampuan kognitif Gambar 2.3. Faktor-faktor Proses dan Hasil Belajar Ikhtisar di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ada dua yaitu faktor dari luar dan dalam. Berdasarkan faktor dari luar, terdapat instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasiloutput yang 33 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar …, h. 30. 34 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 23. 35 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 24. 36 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan..., h.107. dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pengajar. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan tujuan intruksional khusus yang diukur melalui tes atau ujian dan direpresikan oleh skor hasil tes. Makin banyak penguasaan tujuan instruksional khusus yang dikuasai, makin tinggi hasil belajar.

3. Kesetimbangan Kimia

a. Konsep Kesetimbangan Dinamis

Ditinjau dari arahnya, reaksi kimia dapat dibagi dua yaitu reaksi irreversibel dan reaksi reversibel. Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi reversibel dimana zat-zat hasil reaksi produk dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat asalnya pereaksi, 37 contohnya: 3H 2g + N 2g → 2NH 3g laju makin berkurang 2NH 3g → 3H 2g + N 2g laju makin bertambah Gambar 2.4. perubahan kosentrasi pereaksi dan hasil reaksi menuju keadaan setimbang untuk reaksi: 38 3H 2g + N 2g ⇌ 2NH 3g Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung dua arah, yaitu hasil reaksi dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan produk konstan. 39 Menurut fase zatnya reaksi kesetimbangan dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. 40 37 Maria Suharsini dan Dyah Saptarini, Kimia dan Kecakapan Hidup, Jilid 2A, Jakarta: Ganeca Exact, 2005, h. 162. 38 Charles W. Keenan, dkk., Ilmu Kimia untuk Universitas, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1984, edisi ke-6, h. 557. 39 Sandri Justiana, dkk., Kimia 2, Jakarta: Yudistira, 2009, h. 101. 40 Micheal Purba, Kimia SMA untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 137. Hukum kesetimbangan atau hukum aksi massa yaitu : “Hasil kali konsentrasi seimbang zat-zat di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi zat-zat di ruas kiri, masing-masing dipangkatkan koefisien reaksinya, mempunyai harga tetap pada suhu tetap ”. 41 Misalkan reaksi kesetimbangan: mA + nB ⇌ pC + qD K c = C p D q [A] m [B] n , dan K p = pC p pD q [pA] m [pB] n

b. Pergeseran Kesetimbangan

Hendry Louis Le Chatelier mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang dikenal dengan asas Le Chatelier: Bila terdapat suatu kesetimbangan dilakukan dengan tindakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. 42 Adapun faktor-faktor dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan antara lain: Tabel 2.1. Faktor-faktor Pergeseran Kesetimbangan Faktor-faktor Pergeseran Kesetimbangan Konsentrasi Suhu VolumeTekanan Katalis -Konsentrasi diruas kanan ditambah, reaksi bergeser ke arah kiri. -Konsentrasi zat di ruas kiri ditambah, reaksi bergeser kearah kanan. -Konsentrasi zat di ruas kanan dikurangi, reaksi bergeser kearah kanan. -Konsentrasi zat di ruas kiri dikurangi, reaksi bergeser kearah kiri. -Suhu dinaikkan reaksi bergeser kearah reaksi endoterm. -Suhu diturunkan reaksi bergeser kearah reaksi eksoterm. -Tekanan diperbesar reaksi bergeser ke ruas dengan mol gas yang lebih kecil. -Tekanan diperkecil reaksi bergeser ke ruas dengan mol gas yang lebih besar. Mempercepat terjadinya reaksi kimia yaitu dengan menurunkan energi aktivitas. 41 Sandri Justiana, dkk., Kimia 2 …, h. 104. 42 Micheal Purba, Kimia SMA untuk Kelas XI …, h. 146-147.