Reliabilitas Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Trusworthiness Studi

dipercaya dan konsisten. 7 Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrumen dengan menggunakan rumus Kude Richardo atau KR-20, yaitu: 8 r ii = k k −1 x S t 2 − p i q i S t 2 Di mana: k = jumlah item dalam instrumen p i = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada item i q i = 1 - p i S t 2 = varians total Adapun kriteria pengujiannya: r ii : 0,91-1,00 = Sangat tinggi r ii : 0,71-0,90 = Tinggi r ii : 0,41-0,70 = Cukup r ii : 0,21-0,40 = Rendah r ii : 0,21 = Sangat rendah Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk soal tes kemampuan pemahaman siswa diperoleh hasil uji reliabilitas soal untu siklus I sebesar 0,86 dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk siklus II hasil uji reliabilitas soal sebesar 0,91 dengan kategori sangat tinggi. Lampiran 13 dan 20 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran menunjukkan sulit atau tidaknya suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangnya 0,0-1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran menggunakan rumus: 9 P = B N Keterangan: P : Proporsi Indeks Kesukaran B : Jumlah siswa yang menjawab benar N : Jumlah peserta tes 7 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h.105. 8 Sugiyono, Statistikan untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. ke-14, h. 359-360. 9 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 103-104. Kriteria indeks kesulitan soal adalah: 10 Tabel 3.4. Pedoman Kriteria Indeks Kesulitan Soal Skor Indeks Kesulitan Soal Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal pada soal tes kemampuan pemahaman diperoleh pada siklus I terdapat 23,33 sukar, 53,33 sedang dan 23,33 mudah. Pada siklus II terdapat 33,33 sukar, 50,00 sedang dan 16,67 mudah. Lampiran 16 dan 23: 4. Daya Beda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus: 11 � = � − � 0,5 � Keterangan: D : Daya beda. Ba : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas. Bb : Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah. N : Jumlah peserta tes kelompok atas dan bawah. Klasifikasi daya Pembeda: D : 0,00 – 0,20 : jelek poor D : 0,20 – 0,40 : cukup satisfactory D : 0,40 – 0,70 : baik good D : 0,70 – 1, 00 : baik sekali excellent D : negatif : tidak baik dan sebaiknya dibuang 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar …, h. 137. 11 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi …, h. 104. Berdasarkan uji daya beda soal terhadap soal tes kemampuan siswa diperoleh hasil pada siklus I untuk kategori jelek sebesar 36,67, cukup sebesar 53,33 dan baik sebesar 10. Sedangkan pada siklus II untuk kategori jelek sebesar 40, cukup sebesar 36,67 dan baik sebesar 23,33. Lampiran 18 dan 25

K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi, kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan wawancara.

1. Tes Hasil Belajar

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Gain skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektifitas perlakuan daripada perolehan skor atau posttest. Rumus Gain menurut Meltzer adalah: 12 Indeks Gain = skor tes akhir −skor tes awal skor maksimum −skor tes awal Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi: g-tinggi : nilai g 0,7 g-sedang : nilai 0,7 ≥ g ≥ 0,3 g-rendah : nilai g 0,3 12 David E. Meltzer, Normalized Learning Gain: A Key Measure Of Student Learning, Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa 50011, 2002, tersedia: http:www.physicseducation.netdocsAddendum_on_normalized_gain.pdf , 27 September 2010.

2. Data Observasi

a. Data Observasi Kegiatan Guru Data hasil olah kegiatan guru diolah secara kualitatif. Skor rata-rata kegiatan guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal yaitu baik, cukup baik, sedang, dan kurang baik. b. Data Observasi Kegiatan Siswa Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator. Pada pengolahan data ini digunakan rumus: 13 P = F n x 100 Keterangan: P = Angka presentasi, F = Frekuensi siswa yang memunculkan indikator, n = Jumlah responden, 100 = Bilangan tetap rumus presentase. Adapun kriteria pengujian: 14 P = 80 - 100 = Sangat baik P = 70 - 79 = Baik P = 60 - 69 = Cukup P = 50 - 59 = Kurang P = 0 - 49 = Gagal 13 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2009, h. 43. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. ke-10, h. 153.