Hasil Penelitian yang Relevan

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dan adanya respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terpimpin, baik pada siklus I maupun siklus II termasuk kategori positif. 47 Penelitian yang dilakukan Milla Listiawati, dkk. dengan judul “Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah dengan Pendekatan Inkuiri p ada Konsep Bioteknologi Di SMP Kelas IX”. Dalam penelitian dapat disumpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri bebas dan inkuiri terstruktur memberikan tanggapan yang sama dan positif terhadap sikap ilmiah. Sedangkan untuk penguasaan konsep terdapat respon yang positif terhadap pembelajaran Bioteknologi. 48 Penelitian yang dilakukan oleh Watcharee Ketpichainarong, dkk., dengan judul “Enhanced learning of biotechnology students by an inquiry-based cellulose laboratory ”. Dalam penelitian ini inkuiri berdasarkan laboratorium memberikan manfaat yang signifikan untuk mengajar dan belajar sains bagi siswa. Metode ini dilakukan dengan berbagai pengetahuan yang konteks dan keterampilan- keterampilan. Dilihat dari hasil tes pemahaman konseptual dan pemetaan konsep, siswa memperoleh pengetahuan yang signifikan pada interaksi enzim-substrat dan aplikasinya. Keberhasilan inkuiri berdasarkan laboratorium ini disebabkan karena metode ini menarik bagi siswa. Para siswa memberikan respon yang positif pada strategi ini seperti yang ditunjukkan oleh hasil kuesioner, refleksi dan wawancara. 49 Penelitian yang dilakukan oleh Chih- Chung Tsai, dkk., dengan judul “The Design Ideas of “Nested Inquiry-Based Instruction Model” in Physical Science”. Untuk menjelaskan model instruksi ini digunakan pembelajaran “Asam-Basa”. Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini memberikan 47 Ni Ketut Rapi, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No.XXXXI, Januari 2008. 48 Milla Listiawati, dkk., Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah dengan Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Bioteknologi Di SMP Kelas IX, dalam Metamorfosa, Vol. 2 No. 1, April 2007. 49 Watcharee Ketpichainarong, dkk., Enhanced learning of biotechnology students by an inquiry-based cellulase laboratory, in International Journal of Environmental Science Education, Vol.3, No.3, July 2008, h. 169-187, tersedia: http:www.ijese.comIJESE_v5n2_Pintip.pdf , 27 September 2010. prioritas yang berbeda kepada siswa dengan menekankan fakta bahwa para peserta dapat memperoleh pengetahuan dengan berinteraksi satu sama lain. Dalam model ini peran siswa berubah dari “penerima” menjadi “pencipta”. Sehingga pembelajaran mereka akan mengalir sesuai dengan arus utama penyelidikan ilmiah. Dan tanggapan guru terhadap pembelajaran inkuiri cukup positif, sehingga mengajar dan belajar menjadi lebih kompleks dan bertekanan. 50 Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Naufal Umar, dan Sajap Maswan, dengan judul “The effects of a Web-based Guided Inquiry Approach on Students’ Achievement ”. Penelitian ini menunjukkan bahwa inkuiri terpimpin memiliki potensi untuk menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif. Secara keseluruhan, penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin yang berfokus pada pemecahan masalah melalui eksplorasi, pengembangan konsep dan aplikasi, memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa di lingkungan WBL. 51 Penelitian yang dilakukan oleh Phillip Alexander Towndrow, dkk., dengan judul “Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing”. Dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dibuat sebagai sumber belajar dan alat pembelajaran yang dapat melayani keperluan tambahan penilaian formatif. Penelitian ini menguraikan strategi generatif untuk meningkatkan pertanyaan yang merupakan langkah awal yang penting dalam setiap proses inkuiri. Dan menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas pertanyaan siswa meningkat dari waktu ke waktu. Sehingga terdapat peningkatan kemampuan inkuiri dalam penulisan SRJ. 52 50 Chih-Chung Tsai, dkk., The Design Ideas of “Nested Inquiry-Based Instruction Model” in Physical Science, in Proceeding of the 2 nd NICE Symposium, Taipei, TAIWAN, July 30-31, 2007, tersedia: http:dochoonho.sunchon.ac.krNICE22ndNICE-Papers2ndNICE-oral0005720Chih- Chung20Tsai20et20al.pdf , 27 September 2010. 51 Irfan Naufal Umar, dan Sajap Maswan, The effects of a Web-based Guided Inquiry Approach on Students’ Achievement, in JOURNAL OF COMPUTERS, VOL. 2, NO. 5, July 2007, tersedia: http:www.academypublisher.comjcpvol02no05jcp02053843.pdf , 27 September 2010. 52 Phillip Alexander Towndrow, Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal Writing, in Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education, Vol. 4 No. 3, 2008, h. 279-283, tersedia: http:www.ejmste.comv4n3EURASIA_v4n3_Towndrow.pdf , 27 September 2010. D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Gambar 2.5. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar kimia siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar kimia siswa, yaitu: 1 proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah, 2 siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia, 3 guru belum optimal memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, 4 pelajaran kimia merupakan pelajaran yang dianggap sulit atau susah dipahami 1. Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah. 2. Siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kimia. 3. Guru belum optimal memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. 4. Pelajaran kimia merupakan pelajaran yang dianggap sulit atau susah dipahami oleh siswa. 5. Pengelolaan dan pendayagunaan laboratorium yang belum dioptimalkan. Hasil belajar kesetimbangan kimia yang rendah Kesetimbangan Kimia Standar Kompetensi: 3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar: 3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. 3.4.Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan. 3.5.Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Inkuiri Praktikum Diskusi Hasil Belajar oleh siswa, dan 5 pengelolaan dan pendayagunaan laboratorium yang belum dioptimalkan. Hal ini berlangsung selama proses pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil atau kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperhatikannya setelah menempuh proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu indikator yang menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Menurut Feronika, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya faktor eksternal, faktor internal dan faktor pendekatan belajar. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu dan strategi penyampaian yang menarik dan menyenangkan agar materi yang disampaikan mudah dipahami, pembelajaran lebih bermakna serta membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peran siswa yaitu inkuiri. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang melakukan investigasipenyelidikan berdasarkan permasalahan yang diajukan guru, sehingga siswa memperoleh dan memberikan informasi berdasarkan pada faktor-faktor yang diperolehnya dari penelitian mereka. Dalam kegiatan inkuiri siswa dituntut untuk mampu mengembangkan dan menggunakan mentalnya untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip dari masalah yang dihadapinya. Mereka akan bersikap seperti ilmuwan dalam memperoleh suatu teori. Sehingga keterlibatan langsung dalam proses belajar mengajar yang aktif adalah salah satu indikator keberhasilan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Melalui pendekatan inkuiri ini siswa dimotivasi untuk berbuat, melibatkan diri dengan aktivitas sendiri. Diusahakan kadar keterlibatan siswa semaksimal mungkin. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakan, khususnya untuk mata pelajaran kimia. Tujuan inkuiri dapat dicapai apabila siswa dilatih untuk mengobservasi, mencatat data, mengartikan data, menyusun hipotesis, melakukan ekperimen, melaporkan kegiatan ilmiah dan menyampaikan hasil penemuannya baik secara tertulis ataupun lisan. Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran maka pembelajaran milik mereka dan siswa menjadi lebih akrab dengan konsep-konsep yang mereka temukan. Sehingga lebih mudah diingat serta lebih lama melekat dalam ingatan mereka. Dengan demikian penerapan pendekatan inkuiri dapat membuat siswa untuk menemukan sendiri makna pada konsep kesetimbangan kimia dan membantu siswa untuk memahami secara mendalam konsep tersebut. Sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA MA. Al-Falah VI Jakarta, tepatnya di Jl. KH. Tohir, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2010 pada semester 1 ganjil.

B. Metode dan Disain Intervensi TindakanRancangan Siklus

Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Dengan menggabungkan batasan pengertian dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan dan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. 1 Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi kimia di sekolah dengan pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Observasi dilakukan oleh guru bidang studi kimia. Penelitian tindakan kelas PTK yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan planning, pelaksanaan acting, pengamatan observing dan refleksi reflecting. Hubungan antara keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan yang berulang. 1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet. I, h. 3.