Siklus II Temuan Hasil Penelitian

b. Tindakan Pada tahap ini, guru masih menerapkan pendekatan inkuiri dengan metode paktikum dan diskusi yang telah disusun dalam RPP. Langkah- langkah tindakan sebagai berikut: Tabel 4.8. Kegiatan Guru dan Siswa Siklus II Kegiatan Guru Siswa Pertemuan Pertama Merumuskan Masalah - Menstimulus siswa, agar terdapat pertanyaan. - Memberikan kesempatan untuk siswa dalam proses pengumpulan data informasi dengan membaca sumber-sumber yang berkaitan yang terdapat di perpustakaan sekolah. - Mengemukakan pertanyaan masalah yang dihadapi. - Mencari data informasi dan memahami tentang permasalahan yang telah diberikan. Pertemuan Kedua Melakukan Percobaan - Meminta siswa untuk menyiapkan alatbahan yang tertera pada LKS. - Meminta siswa untuk merancang dan melakukan praktikum sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan. - Meminta siswa untuk mengamati perubahan yang terjadi dengan teliti. - Meminta siswa untuk membandingkan literatur dengan hasil temuan. - Meminta siswa untuk mencatat data sesuai hasil pengamatan, dan membuat tabel hasil pengamatan. Menganalisis dan Menyajikan Hasil - Meminta tiap kelompok berdiskusi untuk menterjemahkan dan menganalisis data hasil pengamatan. - Meminta siswa untuk menyajikan pemahaman baru melalui diskusi kelas. - Menyiapkan alat dan bahan secara berkelompok. - Menggunakan metode dan prosedur praktikum sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan. - Mengamati perubahan yang terjadi dengan teliti. - Membandingkan literatur dengan hasil temuan. - Mencatat data sesuai hasil pengamatan. - Diskusi kelompok untuk menterjemahkan dan menganalisis data hasil pengamatan. - Menyajikan pemahaman baru melalui diskusi kelas. Pertemuan Ketiga Mengkomunikasikan - Melalui diskusi kelas, guru memimpin tiap kelompok untuk mempersentasikan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan. - Tiap kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan kesimpulan dalam power point di depan kelas. - Meminta siswa membandingkan hasil yang mereka peroleh dan memberikan tanggapan terhadap kesimpulan kelompok siswa yang lain. - Mengarahkan diskusi dengan cara mengklarifikasi kesimpulan yang kurang tepat. - Meminta siswa untuk mengumpulkan laporan tertulis. - Memberikan tanggapan terhadap kesimpulan kelompok siswa yang lain. - Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang dianggap belum jelas. - Mengumpulkan laporan tertulis. Pertemuan Keempat Memberikan evaluasi berupa posttest Mengerjakan soal dengan baik dan sungguh-sungguh c. Hasil Pengamatan 1 Lembar Observasi Siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan siswa di uraikan pada tabel berikut: Tabel 4.9. Data Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II No. Tahapan Inkuiri Aspek Tiap Tahapan yang Diamati Skala 4 3 2 1 1. Merumuskan Masalah a. Mengajukan pertanyaan yang mengarah pada penyelidikan √ 81,25 b. Mencari data informasi dan memahami tentang permasalahan yang telah diberikan √ c. Melakukan diskusi kelompok untuk merumuskan hipotesis √ d. Menyampaikan hipotesis √ 2. Melakukan Percobaan a. Menyiapkan alat dan bahan secara berkelompok √ 83,33 b. Melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk di LKS √ c. Mengamati perubahan yang terjadi dengan teliti √ d. Membandingkan literatur dengan hasil temuan √ e. Mencatat data sesuai hasil pengamatan √ f. Membuat tabel hasil pengamatan secara cermat dan terorganisasi √ 3. Menganalisis dan Menyajikan hasil a. Diskusi kelompok untuk menterjemahkan dan menganalisis data hasil pengamatan √ 75,00 b. Menyajikan pemahaman baru √ c. Membuat kesimpulan √ 4. Komunikasi a. Tiap kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan kesimpulan di depan kelas √ 87,50 b. Memberikan tanggapan terhadap kesimpulan kelompok siswa yang lain √ c. Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang dianggap belum jelas √ d. Mengumpulkan laporan tertulis √ Rata-rata 81,77 Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri. Persentase tiap indikator menghasilkan rata-rata persentase sebesar 81,77 dengan kategori sangat baik. Rata-rata hasil persentase pada siklus I dan II dari semua indikator meningkat dari 60,42 menjadi 81,77 Lampiran 38. Pada siklus II ini, siswa paling aktif dan dapat terbentuknya suatu konsep dalam mengikuti pembelajaran yang berdasarkan penemuan yang berkategorikan sangat baik. 2 Lembar Observasi Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kegiatan guru di uraikan pada tabel berikut: Tabel 4.10. Data Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II No. Tahapan Inkuiri Aspek Tiap Tahapan yang Diamati Skala 4 3 2 1 1. Merumuskan Masalah a. Mengajukan pertanyaan yang mengarah pada penyelidikan √ b. Mencari data informasi dan memahami tentang permasalahan yang telah diberikan √ c. Melakukan diskusi kelompok untuk merumuskan hipotesis √ d. Menyampaikan hipotesis √ 2. Melakukan Percobaan a. Memilihanmenggunakan alat dengan benar sesuai dengan prosedur praktikum √ b. Menggunakan metode dan prosedur praktikum sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan √ c. Mengamati perubahan yang terjadi dengan teliti √ d. Membandingkan literatur dengan hasil temuan √ e. Mencatat data sesuai hasil pengamatan √ f. Membuat tabel hasil pengamatan secara cermat dan terorganisasi √ 3. Menganalisis dan Menyajikan Hasil a. Diskusi kelompok untuk menterjemahkan dan menganalisis data hasil pengamatan √ b. Menyajikan pemahaman baru √ c. Membuat kesimpulan √ 4. Komunikasi a. Tiap kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan kesimpulan di depan kelas √ b. Memberikan tanggapan terhadap kesimpulan kelompok siswa yang lain √ c. Memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan hal-hal yang dianggap belum jelas √ d. Mengumpulkan laporan tertulis √ Persentase siklus 83,82 Kategori Sangat Baik Tabel 4.10 menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan RPP berkategori sangat baik. Terjadi peningkatan presentase dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini terlihat pada proses komunikasi. Peran guru pada saat pembelajaran tidak mendominasi kelas tetapi memberikan banyak waktu untuk siswa terlibat langsung selama pembelajaran. Sehingga siswa bisa aktif, dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam pembelajaran. Lampiran 41 3 Catatan Lapangan Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat diuraikan dalam catatan lapangan. Uraian lengkap pada lembar catatan lapangan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. Hasil Catatan Lapangan Siklus II No. Hal-hal yang Teramati dalam Pelaksanaan Inkuiri Tindakan Uraian Guru Siswa 1. Merumuskan Masalah - Mampu mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan. - Menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. - Terbiasa dalam mengajukan pertanyaan. - Ada usaha untuk mencari sumber lain. - Mulai terbiasa berdiskusi kelompok. - Percaya diri dalam menyampaikan hipotesis. 2. Melakukan Percobaan - Pengawasan sudah menyeluruh pada setiap kelompok. - Mampu mengarahkan siswa untuk membandingkan literatur dengan hasil temuan. - Serius dalam praktikum. - Kerja sama antar anggota kelompok sudah terjalin dengan baik. - Terbiasa dalam mengamati hasil temuan, penyajiannya. - Mampu membandingkan literatur dengan hasil temuan. 3. Menganalisis dan Menyajikan Hasil - Semua kelompok mendapat pengawasan guru dalam proses diskusi. - Mampu membimbing diskusi kelompok, agar siswa dapat menyajikan pemahaman baru dan menyimpulkan hasil temuan mereka sesuai dengan indikator. - Seluruh siswa aktif dalam proses diskusi untuk menganalisis dan menyajikan hasil praktikum. - Percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan menyajikan pemahaman baru. - Mulai tepat menyimpulkan hasil temuan mereka dari kegiatan praktikum tentang arah pergeseran kesetimbangan kimia. 4. Komunikasi - Kepemimpinan guru dalam diskusi sudah baik. - Kesimpulan yang diberikan sudah mengarah pada indikator, sehingga siswa termotivasi untuk bertanya. - Percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi. - Mampu menghargai pendapat orang lain, senantiasa menyimak setiap siswa yang sedang menyampaikan pendapat dan tidak malu untuk bertanyaan. Berdasarkan tabel 4.11 pada saat merumuskan masalah tampak siswa mampu dalam mengajukan pertanyaan dan ada usaha untuk mencari sumber lain dengan berkunjung ke perpustakaan sekolah. Siswa juga mulai terbiasa berdiskusi dalam kelompok masing-masing dengan posisi yang telah ditentukan. Sehingga pengawasan guru sudah menyeluruh pada setiap kelompok. Siswa malai percaya diri dalam menyampaikan hipotesis yang telah ditetapkan oleh tiap-tiap kelompok. Pada saat melakukan percobaan tampak siswa serius dalam melakukan langkah kerja praktikum. Tidak ada lagi siswa yang mengganggu siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung. Kerja sama antar anggota kelompok sudah terjalin dengan baik. Guru mampu mengarahkan siswa membandingkan literatur dengan hasil temuan. Pada saat diskusi untuk menganalisis dan menyajikan hasil, seluruh siswa aktif dalam proses diskusi kelompok. Guru mulai mampu membimbing diskusi kelompok, agar siswa dapat menyajikan pemahaman baru dan menyimpulkan hasil temuan mereka sesuai dengan indikator. Siswa mulai percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan menyajikan pemahaman baru. Pada saat proses komunikasi, seluruh siswa aktif dan tampak percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusi. Seluruh siswa mampu menyimak penjelasan yang disampaikan. Sehingga proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 4 Wawancara Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus II ini dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.12. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II No. Hal yang Ditanyakan Pernyataan Siswa 1. Merumuskan Masalah - Siswa mulai senang dalam berdiskusi karena dapat bertukar pikiran. - Guru sudah mampu menguasai kelas, sehingga siswa dapat terkondisikan dengan baik. 2. Melakukan Percobaan - Senang karena dapat mengetahui beberapa nama dan kegunaan alat di laboratorium. - Mampu melakukan langkah kerja praktikum yang tertera dalam LKS. - Tidak merasa bingung dalam mengolah hasil temuan. 3. Menganalisis dan Menyajikan hasil - Siswa senang karena dapat bisa memecahkan masalah bersama-sama ketika mengalami kesulitan dalam menyajikan pemahaman baru. - Tidak merasa malu lagi untuk menyampaikan pendapat pada temannya. - Pengaturan posisi duduk yang tepat untuk melakukan diskusi. 4. Komunikasi - Siswa senang bisa bertukar pikiran. - Siswa merasa percaya diri untuk menyampaikan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain. - Tidak malu lagi dalam menyampaikan pendapat didepan teman yang lainnya. - Kesimpulan yang diberikan guru cukup jelas, sehingga siswa tidak bingung lagi untuk mengajukan pertanyaan. Lampiran 52 d. Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan tes kemampuan siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.13. Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus II Rata-rata Siswa Pretest 20,70 Posttest 83,08 N-Gain 0,79 Pada siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan rata-rata skor pretest 20,70. Tetapi setelah mengalami pembelajaran rata- rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,08. Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus II maka data skor hasil tes pemahaman siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa. Dari selisih skor pretes dan postes didapatkan nilai N-Gain 0,79. Berdasarkan kategorisasi perolehan skor N-gain, skor N-gain 0,79 berkategori menunjukkan g-tinggi nilai g 0,7. Hal ini menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi atas perlakuan tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri Lampiran 34. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai ketuntasan ideal yaitu 100. Lampiran 33. e. Refleksi Pada proses pembelajaran pada siklus II ini, tampak siswa mampu belajar mandiri. Siswa yang lambat dalam memahami materi mulai dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Dengan menerapkan pendekatan inkuiri dapat membuat siswa merasa senang dan mudah mempelajari materi. Sehingga terjadi peningkatan pada kegiatan siswa dan hasil belajar siswa. Gurupun merasa lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran kimia dan menyampaikan materi kepada siswa sehingga target pembelajaran akan mudah dicapai. Siswa yang semula mengalami kesulitan dalam memahami materi selama proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri kini mulai aktif dan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Terjadi peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 73,94 pada siklus I dan 83,08 pada siklus II . Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 100. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan menunjukkan tindakan yang dilakukan telah berhasil. f. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar dan kemampuan inkuiri siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia telah memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Indikator yang ditetapkan adalah sebanyak 75 siswa memiliki nilai postest di atas KKM sekolah yaitu 65. Hasilnya, pemberian tindakan pada siklus II menunjukkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 100. Selain itu, siswa juga sudah mampu melakukan kegiatan inkuiri dengan lebih baik dan sudah tercipta suasana kerja sama siswa dalam menghadapi masalah dalam kegiatan diskusi maupun praktikum. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan pemberian tindakan berupa pembelajaran yang menerapkan pendekatan inkuiri pada konsep kesetimbangan kimia.

B. Pembahasan

Penerapan pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan inkuiri pada konsep kesetimbangan kimia mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan inkuiri, proses pembelajaran didominasi oleh guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Bahkan banyak siswa yang melakukan aktifitas lain yang tidak mendukung proses pembelajaran. Setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan inkuiri siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa mulai mampu belajar mandiri. Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri diperoleh persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: Gambar 4.1. Persentase Siswa yang Mencapai KKM Pada Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I tentang kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen, serta tetapan kesetimbangan belum mencapai kriteria yang diharapkan ketuntasan belajar 75. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM dalam pembelajaran hanya 16 siswa dari 22 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah. Begitu juga aktivitas belajar yang menunjukkan kegiatan siswa belum tercapai dengan optimal. Dalam diskusi maupun praktikum masih banyak siswa yang sibuk mengobrol, bercanda, mengganggu kelompok lain, tidak serius dalam mengikuti prosedur yang dicantumkan dalam LKS, ragu dalam bertanya, dan mengandalkan teman yang berkemampuan lebih dan yang memiliki keberanian. 72.73 100 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum bisa bekerja sama dalam memecahkan masalah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya sendiri. Sehingga masih perlu ditingkatkan lagi keaktifan siswa, guna mencapai pembelajaran yang optimal. Setelah dilanjutkan dengan tindakan pembelajaran pada siklus II ternyata hasil belajar siswa melebihi ketuntasan belajar yang diharapkan, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 100. Sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri pada konsep kesetimbangan kimia membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran menggunakan inkuiri dengan metode praktikum dan diskusi. Proses pembelajaran ini dapat berinteraksi dengan siswa lainnya, guru dan dan sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran berupa LKS dan buku paket kimia kelas XI dan buku-buku kimia yang lain yang berkaitan dengan konsep kesetimbangan kimia. Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri siswa dapat membuktikan dan menemukan sendiri konsep kesetimbangan kimia. Siswa mulai dikenalkan mengenai keterampilan-keterampilan dasar dalam kerja ilmiah. Di samping itu, dengan metode praktikum dan diskusi ini siswa dapat terlatih untuk menganalisis suatu permasalahan dengan cermat sehingga siswa dengan sendirinya dapat mengembangkan daya kreativitas siswa untuk menemukan hubungan baru mengenai konsep yang dimiliki dengan permasalahan yang dihadapi. Karena dengan demikian siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna sehingga retensi siswa terhadap suatu konsep akan lebih lama untuk diingat. Sesuai dengan yang dikatakan Roestiyah bahwa penggunaan metode praktikum ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih dalam cara berpikir yang