Dinas Kesehatan Analisis Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008
Gambar 8. Grafik Tingkat Penyerapan Aspirasi Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008
Bila ditinjau dari segi besarnya anggaran yang dialokasikan seperti yang tertuang dalam Tabel 23, maka jumlah
Belanja Langsung
adalah Rp. 18.839.276.141,- dengan rincian Rp. 5.002.933.900,- atau sebesar 26,56 untuk
usulan berdasarkan Musrenbang, sebesar Rp. 13.089.366.141,- atau 69,48 untuk kegiatan berdasarkan usulan SKPD dan Rp. 746.976.100,- atau 3,96 merupakan
kegiatan lanjutan. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa, penyerapan aspirasi masyarakat pada
Dinas Kesehatan sudah cukup baik, dimana 27 dari total kegiatan yang ada dalam APBD dan 41 bila dibandingkan dari total kegiatan yang diusulkan masyarakat
pada Musrenbang sudah dapat ditampung dalam APBD yaitu sebanyak 44 dari 164 kegiatan dan 106 usulan musrenbang. Hal ini memang sesuai dengan komitmen
mereka untuk selalu mengutamakan programkegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi riil di lapangan dan apa yang telah ditetapkan dalam berbagai aturan bidang
kesehatan. Hal ini seperti yang diungkapkan informan dari Dinas Kesehatan bahwa : “..........untuk kegiatan fisik pembangunan sebahagian besar merujuk dari
hasil Musrenbang. Sedangkan untuk program-program bidang kesehatan lain disesuaikan dengan kondisi permasalahan yang ada di lapangan serta merujuk pada
program Nasional dan Provinsi sesuai standar pelayanan minimal bidang kesehatan.”
Untuk mencapai itu semua pihak Dinas Kesehatan juga selalu melakukan survei baik secara langsung ataupun melalui para petugas kesehatan seperti Bidan Desa
Bides, hal ini dilakukan untuk penentuan skala prioritas kegiatan yang dilakukan
karena keterbatasan anggaran dan terkadang usulan masyarakat tidak sesuai dengan standar. Standar yang dimaksud adalah seperti yang dicontohkan oleh informan
yaitu : “..........usulan masyarakat tersebut terkadang tidak sesuai standar kebutuhan,
misalnya di Desa yang sudah ada Puskesmas Pembantu Pustu diminta untuk membangun Polindes atau Poskesdes. Padahal Polindes dan Poskesdes hanya untuk
Desa-desa yang tidak ada atau jauh dari Pustu.”
Dari uraian-uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang sudah berusaha untuk lebih mengutamakan aspirasi
masyarakat dalam programkegiatan yang dilakukannya, walau demikian tentu keterbatasan anggaran dan hal-hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
terakomodasinya aspirasi masyarakat. Selain itu, pemahaman masyarakat terhadap pembangunan tentang bagaimana proses dan apa yang akan diusulkan standar tentu
juga akan berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya aspirasi mereka. Untuk itu pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tentunya harus lebih proaktif dalam
upaya sosialisasi program dan kegiatannya kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui petugas-petugas kesehatan yang tersebar di seluruh Kecamatan dan
Desa sehingga pada masa-masa datang akan lebih banyak lagi aspirasi masyarakat yang tertampung dalam APBD Kabupaten Aceh Tamiang.