Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Berdasarkan Tabel 22 maka jumlah kegiatan pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Tamiang di Tahun Anggaran 2008
adalah 45 kegiatan, yang keseluruhannya merupakan kegiatan berdasarkan usulan SKPD dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 6.215.230.121,-.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa, seluruh kegiatan pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan adalah merupakan usulan SKPD, hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada upaya dari Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Padahal Dinas Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan merupakan SKPD yang langsung melakukan pelayanan untuk peningkatan perekonomian masyarakat terutama usaha kecil dan
menengah. Menurut informan pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam APBD sebenarnya sudah sesuai dengan Musrenbang, dan ada sebagian yang merupakan merupakan usulan masyarakat secara
langsung Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. Hanya saja, usulan- usulan yang masuk dalam Musrenbang biasanya merupakan usulan bantuan untuk
perorangan, sedangkan bantuan untuk usaha kecil dan menengah lebih diprioritaskan untuk kelompok usaha. Menurut informan pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan : “..........kegiatan yang kita lakukan ditujukan untuk kelompok usaha, sedangkan
usulan masyarakat yang masuk baik di Musrenbang maupun yang ditujukan langsung ke Dinas sebagian besar adalah kegiatan untuk perorangan, bahkan
sebagian besar belum mencerminkan kepentingan masyarakat pada umumnya, tetapi merupakan kepentingan kelompok-kelompok tertentu.”
Menurut informan tersebut, setiap kegiatan untuk pengembangan usaha kecil menengah atau kegiatan-kegiatan yang langsung menyentuh perekonomian
masyarakat sudah berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan sebelum diusulkan dalam RAPBD agar lebih tepat sasaran. Informan pada Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan menyatakan : “..........usulan yang masuk langsung untuk kegiatan usaha kecil dan menengah
lebih banyak dari yang diusulkan di Musrenbang. Oleh sebab itu setiap usulan yang masuk kita lakukan survei, agar pada saat bantuan diberikan benar-benar diterima
oleh orang atau kelompok yang tepat.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, tingkat penyerapan aspirasi masyarakat pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan sangat buruk,
kalaupun mereka menyatakan bahwa apa yang telah ditetapkan dalam APBD sudah sesuai kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan, namun
hal itu tentu belum cukup. Sebab bagaimanapun juga, hasil Musrenbang adalah merupakan sebuah kesepakatan yang telah melalui jalan yang panjang dan tentu
sudah dikoordinasikan agar sejalan dengan apa yang menjadi tujuan dari Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan maupun RPJMD yang kemudian
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kabupaten Aceh Tamiang. Kalaupun anggapan mereka kualitas usulan yang masih kurang baik dan
belum mencerminkan apa kebutuhan masyarakat, seharusnya mereka lebih proaktif baik secara langsung maupun dengan penyebaran informasi yang lebih luas untuk
membimbing masyarakat agar masyarakat memahami tujuan dari pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang dan tidak mudah diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu.