Kantor Peternakan Analisis Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008
dengan rincian Rp. 78.990.000,- atau sebesar 3,86 untuk usulan berdasarkan Musrenbang, sebesar Rp. 1.323.470.185,- atau 64,70 untuk kegiatan berdasarkan
usulan SKPD dan Rp. 643.000.320,- atau 31,44 merupakan kegiatan lanjutan. Penyerapan aspirasi masyarakat dalam APBD khususnya kegiatan pada Kantor
Peternakan dapat digambarkan pada grafik berikut :
Gambar 12. Grafik Tingkat Penyerapan Aspirasi Masyarakat Pada Kantor Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa, penyerapan aspirasi masyarakat pada Kantor Peternakan masih sangat rendah yaitu hanya 16 atau 3 kegiatan dari 19
kegiatan yang dalam APBD dan 2,46 bila dibandingkan dengan kegiatan yang diusulkan dalam musrenbang. Apalagi bila ditinjau dari anggaran yang diserap yaitu
hanya Rp. 78.990.000,- atau 3,86 dari anggaran belanja langsung yang ada pada Kantor Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang.
Menurut Kantor Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, hal disebabkan karena keterbatasan anggaran yang tersedia dan jenis dari kegiatan yang diusulkan oleh
masyarakat. Hampir seluruh kegiatan yang diusulkan masyarakat baik secara
langsung maupun melalui Musrenbang adalah pengadaan ternak seperti Sapi, Kambing dan Ayam Itik. Untuk kegiatan tersebut sebenarnya sudah terakomodasi
pada kegiatan lanjutan sebesar Rp. 643.000.320,- yang belum selesai dilaksanakan pada tahun 2007 diakibatkan sulitnya mencari bibit unggul dan kondisi masyarakat
serta daerah yang belum stabil akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang pada 23 Desember 2006. Informan pada Kantor Peternakan mengungkapkan
bahwa : “..........setiap tahun masyarakat selalu mengusulkan pengadaan bibit ternak,
seperti sapi, kambing dan unggas ayam dan itik. Nah karena keterbatasan anggaran yang tersedia dan bantuan bibit ternak tahun sebelumnya belum
sepenuhnya terlaksana, makanya untuk tahun ini tidak ada penambahan kegiatan pengadaan bibit ternak.”
Kebisaan buruk masyarakat juga menjadi penyebab tidak semua permintaan bantuan ternak mereka dapat dipenuhi. Seringkali bantuan ternak yang diberikan baik
oleh Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi tidak dijalankan dengan baik oleh masyarakat. Dengan alasan mati dan sebagainya, seringkali ternak yang diberikan
hilang entah kemana. Semua bantuan yang berikan seharusnya bersifat bergulir, mengingat anggaran yang terbatas, maka tidak mungkin Pemerintah mampu
memenuhi seluruh permintaan ternak masyarakat. Alasan tersebut diatas yang juga membuat DPRD melalui Panitia Anggaran
tidak menyetujui untuk penambahan kegiatan pengadaan ternak. Panitia Anggaran menghendaki agar pihak Eksekutif melalui Kantor Peternakan mampu membuktikan
agar bantuan ternak yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003 benar-benar berjalan dengan baik, sehingga anggaran yang telah keluarkan tidak menjadi sia-sia.
“..........maunya Kita pihak eksekutif membuat program yang jelas untuk kegiatan bantuan bibit ternak ini agar tidak sia-sia anggaran yang dikeluarkan.
Soalnya hampir setiap tahun kita memberikan bantuan ternak tetapi belum kelihatan hasil yang memuaskan dari kegiatan tersebut.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, partisipasi masyarakat juga sangat menentukan sebesarnya besar aspirasi mereka dapat diserap. Partisipasi masyarakat
seharusnya tidak hanya dalam membuat usulan kegiatan, tetapi bagaimana mereka juga turut mendukung programkegiatan pemerintah dengan cara menjalankan
programkegiatan tersebut dengar benar. Selain itu partisipasi mereka juga dapat dilakukan dengan cara ikut mengawasi programkegiatan yang dibuat oleh
pemerintah, seperti kasus pada tidak Peternakan ini, masyarakat yang belum mendapat bantuan seharusnya ikut mengawasi masyarakat lain yang telah menerima
bantuan agar tidak diselewengkan.