1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan remaja secara fisik maupun psikis harus diperhatikan. Kebutuhan fisik dapat dilakukan salah satunya melalui pemenuhan zat gizi yang diperlukan.
Kecepatan pertumbuhan fisik kaum remaja adalah yang kedua tercepat setelah masa bayi. Kira-kira 20 tinggi badan dan 50 berat badan seseorang dicapai selama
periode ini. Itulah sebabnya diperlukan asupan gizi yang cukup untuk menjamin pertumbuhan optimal Khomsan, 2004. Remaja memerlukan energi dan zat gizi
seperti protein, kalsium, seng, zat besi, vitamin, dan serat untuk mencegah terjadinya defisiensi suatu zat gizi. Remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan
pergaulannya seperti keluarga, sekolah dan teman sebaya peer group sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan makan termasuk jenis makanan yang dikonsumsi
Wulansari, 2009. Salah satu masalah umum dari perilaku konsumsi remaja adalah kurangnya
konsumsi buah dan sayur WHO, 2005. Kurangnya konsumsi sayur dan buah pada remaja usia sekolah akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan di masa yang
akan datang. Berbagai penelitian mengenai konsumsi buah dan sayur dapat beresiko dalam perkembangan penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan
kanker WHO, 2003. Hal ini sejalan dengan penelitian Hung et al 2004 terhadap 110.000 pria dan wanita selama 14 tahun menunjukkan bahwa rata-rata orang yang
mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan perkembangan penyakit
kardiovaskuler. Hal ini dilihat pada orang yang konsumsi buah dan sayurnya rendah kurang dari 1,5 kalihari 30 lebih tinggi terkena penyakit jantung atau stroke
dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi 8 kalihari atau lebih. Dampak lain disebutkan dalam laporan WHO 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 31
penyakit jantung dan 11 penyakit stroke di seluruh dunia disebabkan oleh kurangnya asupan buah dan sayur di dalam tubuh.
Rekomendasi kecukupan konsumsi buah dan sayur menurut WHO 2003 yaitu sebanyak 400 gram per hari atau sebanyak 3-5 porsi sehari. Selain itu dalam
Dietary Guidelines for American dikatakan bahwa rekomendasi minimal konsumsi buah adalah 2 kalihari dan 3 kalihari untuk konsumsi sayur atau setara dengan
konsumsi buah dan sayur 5 kalihari. Berbagai penelitian menyebutkan kebanyakan remaja tidak dapat memenuhi rekomendasi tersebut. Seperti penelitian Munoz et al
1997 yang membandingkan antara asupan makanan remaja di US dengan yang dianjurkan didapatkan hasil bahwa hanya sekitar 30 remaja mengonsumsi buah
dan 36 remaja mengosumsi sayur sesuai dengan anjuran. Di Indonesia, konsumsi buah dan sayur yang dianjurkan terdapat dalam
Tumpeng Gizi Seimbang. Dalam Tumpeng Gizi Seimbang dianjurkan untuk mengonsumsi buah sebanyak 2-3 porsi dalam sehari dan untuk sayuran dianjurkan
mengonsumsi 3-5 porsi dalam sehari KFI, 2011. Menurut Almatsier 2004 konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 2-3 potong sehari berupa pepaya
atau buah lain sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sebanyak 1 ½ - 2 mangkok sehari. Kecenderungan kurang konsumsi buah dan sayur
juga terjadi di Indonesia. Kebiasaan makan para remaja cenderung kurang
mengonsumsi buah dan sayur dan lebih memilih konsumsi makanan siap saji yang tinggi kandungan kolesterol dan garam tetapi rendah serat Jahari, 2001 dan
Arisman, 2004. Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan sayur dan buah namun
asupan sayur dan buah pada remaja sekolah masih kurang dari angka kecukupan yang dianjurkan. Pentingnya konsumsi sayur dan buah ini masih kurang disadari
oleh penduduk Indonesia. Menurut laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, prevalensi penduduk kurang makan buah dan sayur usia 10-14 tahun sebesar
93,6. DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 94,5. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
tentang konsumsi sayuran dan buah-buahan perkapita perhari menurut Provinsi Kota-Desa Tahun 2007, DKI Jakarta menempati urutan terendah dengan konsumsi
sebesar 71,56 kkalhari Aswatini, dkk, 2008. Oleh karena itu pola konsumsi sayur dan buah ini perlu diperhatikan, khususnya pada usia remaja. Kelompok remaja
perlu mendapat perhatian yang besar karena kualitas sumber daya manusia masa datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk
menunjang tercapainya kualitas tersebut diperlukan zat gizi yang seimbang Wulansari, 2009.
Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada remaja. Berdasarkan penelitian
Rasmussen et al 2006 menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor determinan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja
yaitu faktor usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, preferensi, kebiasaanasupan makan
orang tua dan ketersediaan buah dan sayur di rumah. Selain itu, menurut Worthington 2000 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumsi individu yang dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal, diantaranya kebutuhan dan karakteristik fisiologis, preferensikesukaan,
perkembangan psikososial, kepercayaan, citra tubuhbody image, konsep diri dan status kesehatan, sedangkan faktor eksternal, diantaranya besar dan karakteristik
keluarga, kebiasaan orang tua, sosial budaya, pengetahuan gizi, teman sebaya, pengalaman individu, media massaiklan dan fast food makanan cepat saji.
Penelitian Astriyani 2011 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja di SMAN 57 Jakarta Barat tahun 2011 telah
meneliti beberapa variabel seperti pengetahuan gizi, ketersediaan buah dan sayur, kesukaan, besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan
orang tua dan peran orang tua. Namun beberapa variabel masih ada yang belum diteliti yaitu pengaruh teman sebaya, media massaiklan dan fast food. Peneliti
tertarik untuk meneliti variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 siswa yang
dipilih secara acak di SMPN 226 Jakarta Selatan didapatkan siswa kurang mengonsumsi buah sebesar 70 dan kurang konsumsi sayur sebesar 85. Kategori
kurang jika konsumsi buah 2 kalihari dan sayur 3 kalihari. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran sesungguhnya tentang kecenderungan
makan sayur dan buah dan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada siswa SMP Negeri 226 Jakarta.
B. Rumusan Masalah