peningkatan pendapatan maka konsumsi buah oleh rumah tangga juga akan meningkat.
11. Jumlah Anggota Keluarga
Menurut Depkes 2008, jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota rumah tangga yang bertempat tinggal di rumah tangga tersebut.
Suhardjo 2006 menyatakan bahwa sebagian besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan sedangkan kebutuhan lainnya
kurang tercukupi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi pola pengalokasian pangan pada rumah tangga sehingga semakin besar jumlah
anggota keluarga, maka alokasi pangan untuk tiap individu akan semakin berkurang
Dalam penelitian Wulansari 2009, berdasarkan hasil uji statistik diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara keluarga kecil dan besar
terhadap perilaku konsumsi individu. Namun, berdasarkan penelitian Srimaryani 2010, diketahui bahwa jumlah anggota keluarga dengan perilaku
konsumsi individu menunjukkan jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar pangan yang dikonsumsi dan pembagian makanan dalam keluarga
tersebut akan lebih sedikit dibandingkan keluarga dengan jumlah sedikit.
E. Kerangka Teori
Perilaku konsumsi dan pemilihan makanan pada seseorang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai interaksi faktor. Menurut Worthington 2000
perilaku konsumsi individu dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal, diantaranya kebutuhan dan karakteristik fisiologis, preferensikesukaan,
pengetahuan gizi, perkembangan psikologis, kepercayaan, citra diri, konsep diri dan status kesehatan, sedangkan faktor eksternal, diantaranya jumlah anggota keluarga
dan karakteristik keluarga, kebiasaan orang tua, sosial dan budaya, teman sebaya,
pengalaman individu, media massaiklan dan fast food. Maka peneliti menyusun
kerangka teori seperti dapat dilihat pada bagan 2.1 berikut ini:
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Worthington 2000
Faktor Internal :
- Umur
- Jenis Kelamin
- Citra diri
- Konsep diri
- Kepercayaan
- Kebutuhan Fisiologi
Tubuh -
PreferensiKesukaan -
Perkembangan Psikologis -
Kesehatan
Faktor Eksternal :
- Pengetahuan Gizi
- Pendapatan
- Pendidikan
- Media Massaiklan
- Sosial Budaya
- Jumlah Anggota
Keluarga -
Kebiasaan orang tua -
Teman Sebaya -
Fast Food
Gaya Hidup
Perilaku Konsumsi
35
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori diatas, maka peneliti menyusun kerangka konsep di bawah ini. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan
buah dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, kesukaanpreferensi, pengetahuan gizi, media massaiklan, kebiasaan orang tua, konsumsi fast food, jumlah anggota
keluarga dan pendapatan orang tua. Sedangkan faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya:
1. Faktor internal
a. Umur: Variabel umur dalam penelitian ini tidak diikutsertakan dikarenakan
populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yaitu rentang usia antara 13-15 tahun usia siswa SMP.
b. Kebutuhan fisiologis tubuh, citra diri, konsep diri, perkembangan
psikologis dan kepercayaan: variabel ini tidak diteliti karena peneliti tidak melihat dari aspek fisiologis dan psikologisnya.
c. Kesehatan: dalam penelitian ini variabel kesehatan tidak diikutsertakan,
karena diperlukan diagnosa lebih lanjut untuk mengetahui penyakit yang diderita responden. Peneliti memiliki keterbatasan dalam hal tersebut.
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan: tidak diikutsertakan karena populasi memiliki tingkat
pendidikan yang sama yaitu SMP.
b. Sosial budaya: tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena sosial
budaya dianggap sama homogen yaitu sosial budaya masyarakat perkotaan.
Untuk lebih jelas, kerangka konsep dapat dilihat pada bagan 3.1
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Faktor internal:
- Jenis kelamin
- PreferensiKesukaan
Faktor eksternal:
- Pengetahuan gizi
- Kebiasaan orang tua
- Teman sebaya
- Media massaiklan
- Konsumsi Fast food
- Jumlah Anggota Keluarga
- Pendapatan Orang Tua
Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur
B. Definisi Operasional