Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

7. Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

Sayur Kebiasaan makan para remaja cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur dan lebih memilih konsumsi makanan siap saji yang tinggi kandungan kolesterol dan garam tetapi rendah serat Jahari, 2001 dan Arisman, 2004. Fast food makanan cepat saji adalah gaya hidup remaja kota. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Neumark Sztainer et al 2003 yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Pada hasil tabulasi silang menunjukkan kecenderungan responden yang sering mengonsumsi fast food memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur kurang. Hasil ini sejalan dengan penelitian French, et al 2001 yang menyatakan bahwa semakin seringnya remaja mengonsumsi fast food dapat menjadi penghalang dalam pemilihan konsumsi makanan sehat termasuk buah dan sayur. Konsumsi buah dan sayur berkurang seiring dengan semakin seringnya remaja mengonsumsi fast food. Fast food umumnya mengandung tinggi lemak. Lemak pada makanan dapat menambah palatabilitas makanan, yaitu menambahkan rasa dan sensasi mulut tertentu terhadap makanan dan mempertinggi rasa puas yang diperoleh dengan makanan. Makanan sangat dipengaruhi oleh rasa dan tekstur dari lemak sehingga meningkatkan selera makan Schlenker, 2007. Sedangkan pada buah dan sayur hanya sedikit mengandung lemak, maka dari itu dapat disimpulkan kecenderungan siswa lebih memilih konsumsi fast food dibandingkan buah dan sayur karena kandungan lemak dari fast food tersebut. Selain mengandung tinggi lemak, fast food juga mengandung kalori, gula, dan sodium Na yang tinggi tetapi rendah serat kasar, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur menjadi pola makan akan berdampak negatif pada keadaan gizi para remaja Khomsan, 2003. Maka dari itu para remaja perlu diberikan edukasi mengenai dampak negatif dari konsumsi fast food sehingga konsumsi fast food pada remaja dapat berkurang dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur mereka.

8. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku Konsumsi Buah