Strategi yang di Lakukan Pemerintah

V.5. Strategi yang di Lakukan Pemerintah

Untuk mengatasi persoalan pemukiman kumuh ada lima strategi yang dilakukan pemerintah yang pertama adalah identifikasi lahan-lahan yang dikatakan kawasan kumuh kota Medan setelah itu ditangani sesuai dengan permasalahan yang berbeda disetiap lokasi. secara garis besar ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan misalnya untuk pemukiman liar dibagian yang dikawasan bibir pantai belawan bagian utara, muara sungai deli, dan di rel kereta api, pasti perlu lahan dan mereka tidak mampu memiliki lahan, maka pemerintah menyediakan lahan. Lahan yang disediakan pemerintah terdapat di Kelurahan Nelayan Indah 15 ha, 8 ha dari lahan tersebut telah dibangun Perumahan Nelayan Indah sebanyak 1300 unit, lokasi lahan tidak bisa jauh dari tempat mata pencaharian masyarakat tersebut, kebanyakan mereka yang tinggal di Nelayan Indah adalah mereka yang bekerja sebagai Nelayan karena lokasi perumahan juga dekat dengan pantai . Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012. Rumah susun juga telah disediakan pemerintah Kota Medan di Kecamatan Medan Deli. Rumah Susun Sewa yang di kelola oleh pemerintah Kota Medan saat ini ada sebanyak 7 twinblock dengan kisaran satu twinblock sekitar 98 rumah. dari 7 twin block rumah susun sewa yang telah dibangun, dengan harapan bahwa masyarakat yang tinggal di lahan yang illegal akan menempatkan rumah susun sewa yang telah disediakan pemerintah, rumah susun sewa di Medan Labuhan di khususkan untuk masyarakat yang berprofesi sebagai tukang becak, buruh bongkar muat, dan pedagang, namun sampai saat ini 5 twin block rumah susun Universitas Sumatera Utara belum di huni yang terdapat pada Kecamatan Medan Deli di Sungai Mati. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012. Gambar 3 Kondisi rumah susun di Kota Medan, sebagian yang telah ditempati dan 5 twinblock masih belum ditempati. Gambar 1, harianorbit.blogspot.com Rumah susun juga direncanakan pemerintah dibangun di lingkungan pemukiman Kampung Aur dengan menggunakan kebijakan kuratif revolutif yaitu menhilangkan rona kumuh yang ada secara langsung terhadap pemukiman tersebut, dengan membangun rumah susun di lahan pemukiman kumuh sebagai pengganti pemukiman yang telah mereka bangun sebelumnya. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012. Kedua, sosialisasi kepada masyarakat, pada dasarnya sebelum mengambil keputusan harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan begitu pemerintah akan Universitas Sumatera Utara mengetahui tindakan apa yang bisa diambil, apalagi persoalan pemukiman, hal itu adalah persoalan yang sangat sensitif, dimana penyelesaiannya harus memperhitungkan perasaan dan keinginan dari masyarakat itu sendiri, persoalan pemukiman menjadi prioritas pemerintah namun saja tidak bisa terwujud dalam jangka waktu yang singkat. Sosialisasi kepada masyarakat tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat, seperti yang terjadi dikelurahan Aur, lingkungan III dan IV yang bahkan belum bisa menerima kebijakan pemerintah untuk mendirikan rumah susun. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya,pada tanggal 21 Desember 2012. Ketiga, Pemerintah menyiapkan alternatif yang akan digunakan jika masyarakat tetap menolak untuk relokasi setelah sosialisasi berulang kali di lakukan, yaitu akan melakukan pembayaran ganti rugi seadanya sesuai dengan standar harga bangunan yang mereka tempati, rumah yang mereka tempati pada umumnya sempit dan tidak mempunyai fasilitas yang memadai hal ini tentunya akan terjual dengan harga yang murah, disamping itu pemerintah akan memberi pandangan kembali bahwa rumah susun yang akan disiapkan pemerintah dengan fasilitas yang lengkap akan menjadi hak milik bagi masyarakat dan diberi sertifikat hak milik bagi yang pada dasarnya memiliki rumah pribadi di lingkungan III dan IV Kelurahan Aur tersebut namun status lahan akan menjadi milik bersama, tidak ada lahan milik individu. Masyarakat yang memiliki sertifikat atas rumah susun hak milik pribadi bisa menjual rumah bagian mereka tersebut kepada siapa saja, tentu dengan harga yang lebih tinggi dari rumah yang saat ini mereka tempati dengan fasilitas yang tidak memadai. Wawancara dengan Universitas Sumatera Utara Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya,pada tanggal 21 Desember 2012. Keempat, untuk meminimalisir penyalahgunaan lahan Pihak Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sebagai Dinas yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan tata ruang yang ada di kota Medan, tidak akan mengeluarkan izin bagi masyarakat yang memohon izin mendirikan bangunan diwilayah-wilayah yang tidak bisa dibangun, namun sulitnya terkadang masyarakat tidak melapor sebelum mendirikan bangunan sehingga ini mempersulit pengawasan bagi pihak Dinas. Wawancara dengan pak John E Lase selaku Kepala Seksi Tata Letak di dinas tata ruang dan tata bangunan Kota Medan, Kamis 20 Desember 2012. Kelima, usaha pemerintah untuk memperbaiki kondisi lingkungan, dikampung Aur khususnya lingkungan III dan IV melalui dana PNPM ditambah dengan memperbaiki kondisi jalan, kemudian karena masyarakat selalu menggunakan sungai sebagai tempat mencuci dan beraktifitas, jadi dilakukan semenisasi terhadap tepi bibir sungai, sehingga kondisi sungai menjadi lebih baik dan mempermudah masyarakat untuk beraktifitas. Lokasi pemukiman di Kampung Aur mengikuti pola pemukiman yang terdapat di sepanjang sungai. Walaupun semula tidak dikeluarkan dana karena lokasi tersebut adalah jalur hijau namun karena melihat aktifitas yang selalu dilakukan masyarakat disungai maka tahun 2009 di buat proyek penyemenan dari dana PNPM tersebut. Adanya bantuan tersebut mempermudah keseharian masyarakat di kampung Aur dalam beraktifitas. Wawancara dengan kepala lingkungan III IV Ali Umar dan Yahdi Syabil, pada tanggal 21 Maret 2013. Universitas Sumatera Utara Gambar 4 Terdapat rincian dana proyek yang di gantung pada dinding rumah warga, di lingkungan III Kelurahan Aur Gambar 3 : Lokasi Lingkungan III kampung Aur. Gambar 5 Adanya penyemenan dibibir pantai mempermudah masyarakat saat ingin mencuci dan melakukan aktifitas disungai Gambar 4, Lokasi lingkungan III kampung Aur Universitas Sumatera Utara

V.6. Kurangnya Koordinasi Pemerintah dalam Mengatasi Pemukiman