Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah

V.2. Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah

Proses pembangunan kota harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan diberbagai bidang oleh karena itu diperlukan orang-orang yang profesional artinya pemerintah harus bekerja sesuai dengan tujuan pembangunan yang akan dicapai, memiliki fokus dan peka terhadap segala perubahan dan tuntutan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi. Pembangunan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat yang juga turut menentukan arahan tujuan pembangunan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan kota serta memberikan kontibusi secara signifikan dalam menyelesaikan masalah pembangunan kota Data Renstra Kota Medan tahun 2011. Proses pembangunan tidak lepas dari proses perencanaan pembangunan terlebih dahulu, maka diperlukan perencana pembangunan yang professional dari Bappeda, Bappeda sebagai badan perencanaan daerah harus bisa menjalankan fungsinya secara tepat, namun rencana yang matang tidak akan menghasilkan dampak positif yang besar jika tidak adanya partisipasi yang baik dari masyarakat maupun pemerintah dari berbagai SKPD itu sendiri sebagai mendukung akselerasi pembangunan yang akan berperan sebagai pendorong dan penggerak dalam percepatan pembangunan kota, khususnya untuk persoalan pemukiman supaya merata, guna mewujudkan kota yang maju, berkemakmuran dan berkeadilanWawancara dengan Pihak Bappeda, Hendra seksi dibidang data monitoring dan evaluasi pada tanggal 1 Januari 2013. Pada dasarnya Bappeda dalam melaksanakan fungsinya adalah untuk mengarahkan kepada dinas-dinas atau menjadi pengkoordinir yang biasanya Universitas Sumatera Utara dilakukan pihak Bappeda melalui surat. Tugas Bappeda bukan masalah pengimplementasian atau aksinya melainkan masalah perencanaan. Untuk setiap rencana yang dibuat oleh SKPD seperti Dinas Perumahan dan Pemukiman serta Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan harus mendapat persetujuan dari pihak Bappeda. pihak Bappeda akan mendahulukan apa yang menjadi prioritas, artinya memilah usulan setiap SKPD tersebut sesuai dengan apa yang menjadi prioritas pembangunan di Kota Medan termasuk dalam hal pembangunan pemukiman. Wawancara dengan Pihak Bappeda, Hendra seksi dibidang data monitoring dan evaluasi pada tanggal 1 Januari 2013. Berdasarkan data Dinas Perumkim pada tahun 2009 untuk lebih fokus terhadap pemukiman di Kota Medan Dinas Perumahan dan Pemukiman memiliki bidang tersendiri dengan nama pembinaan dan pengembangan perumahan satu bidang setingkat eselon 3 yang khususnya menangani persoalan perumahan dan dibawahnya ada 3 seksi yang terdiri dari yang pertama seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, kedua pengembangan kawasan, yang ketiga pembinaan peraturan perumahan. Dengan adanya spesialisasi ini maka seksi dibidang tersebut akan lebih fokus menyelesaikan persoalan pemukiman. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012. Dengan adanya bidang yang telah dikhususkan untuk menangani persoalan pemukiman sejak tahun 2009, persoalan perumahan di Kota Medan menjadi lebih di perhatikan, dan lebih ditanggapi secara serius, karena spesialisasi kerja dari bidang tersebut adalah mengenai kondisi perumahan, dan penyediaan perumahan bagi masyarakat yang membutuhkan. Seksi di bidang tersebut terkadang Universitas Sumatera Utara kelapangan untuk melakukan peninjauan terhadap lokasi dan pemukiman kumuh yang tersebar di Kota Medan. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya pada tanggal, 21 Desember 2012 Sementara itu, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan merupakan Dinas yang memiliki andil dalam menciptakan pembangunan perumahanan dan pemukiman yang baik, juga memiliki target yang harus dicapai,seperti pelayanan yang maksimal kepada seluruh masyarakat oleh karena itu diperlukan misi yang tepat sasaran dan dijalankan secara profesional. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP TRTB tahun 2011, Misi Dinas tersebut adalah pertama, merumuskan, mengembangkan dan mengevaluasi rencana dan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan secara berkelanjutan dengan melibatkan stakeholder; kedua, mengembangkan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur dan program kerja yang berkelanjutan; ketiga, memberikan pelayanan yang prima; keempat, mengendalikan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan melalui pengawasan, pembinaan dan penindakan yang efektif. Berdasarkan LAKIP 2011 Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan digambarkan bahwa capaian rata-rata kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan pada Tahun 2011 adalah sebesar 74,64 meningkatkan apabila dibandingkan dengan tahun 2010 dengan uraian capaian keberhasilan tiap program adalah 1 Program Pelayanan administrasi Perkantoran 11,10, 2 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 11,83, 3 Peningkatan disiplin Aparatur 14,43, 4, Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 6,8, 5 Universitas Sumatera Utara Peningkatan Sistem pelaporan capaian Kinerja Keuangan 5,95, 6 Perencanaan Tata Ruang 6,36, 7 Pemanfaatan Ruang 11,42, 8 Pengendalian Pemanfaatan Ruang 6,69. Berdasarkan LAKIP 2011 TRTB, walaupun perhitungan kinerja telah mencapai titik keberhasilan, namun masih ada kinerja yang belum maksimal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan antara lain: 1. Peraturan pendukung seperti PERDA yang belum mengakomodasikan kesesuaian terhadap perundang-undangan yang di terbitkan. 2. Acuan pemanfaatan ruang bawah tanah belum ada padahal pembangunan kawasan bawah maupun atas udara antara lain tower dan bawah tanah seperti basement terus diingini pengembang. 3. Banyak perubahan fungsi bangunan dilapangan. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut menyebabkan sulit mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan lingkungan pemukiman karena terkendala oleh beberapa faktor eksternal diatas. Dinas TRTB dalam pelaksanaan tanggung jawab lebih fokus terhadap apa yang ada didalam organisasi, dan kurang melakukan pengawasan dilapangan, artinya segala laporan tertulis yang masuk dalam dinas, seperti laporan masyarakat yang akan mendirikan bangunan, maka TRTB akan melakukan sesuai prosedur dan proses dijalankan tepat waktu, namun untuk diluar organisasi seperti persoalan yang ada dilapangan kurang diawasi secara langsung. Wawancara dengan John E Lase, Kepala Seksi Tata Letak TRTB, Pada Tanggal 20 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara

V.3. Visi dan Misi Perumahan dan Pemukiman Nasional