BAB V PEMUKIMAN KUMUH SEBAGAI PRIORITAS
PEMBANGUNAN PERKOTAAN YANG BERSIFAT JANGKA PANJANG
V.1. Prioritas Pemerintahan
Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga di Indonesia , kota ini mempunyai visi menjadi kota metropolitan yang memilik daya saing, nyaman
peduli dan sejahtera, Pemerintah harus mampu melakukan tugas tersebut dengan segala macam bentuk hambatan baik yang datang dari birokrasi itu sendiri
maupun dari lingkungan masyarakat, serta dengan segala macam kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Pemerintah dengan berbagai upaya untuk
mewujudkan visi pembangunan kota yang ditetapkan dan sekaligus mempertegas tugas, fungsi dan tanggungjawab seluruh pelaku pembangunan baik dari
penyelenggara pemerintah maupun dari masyarakat selama lima tahun kedepan. Berdasarkan data Rencana Strategis Kota Medan Tahun 2011-2015, visi
pembangunan kota, dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah strategis kedalam misi pembangunan kota tahun 2011-2015 secara jelas terarah dan terukur, sebagai
berikut yaitu pertama, Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis,
berkeadilan, transparan dan akuntabel; Kedua, Meningkatkan penataan prasarana
dan sarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota; ketiga, Meningkatkan akselarasi pertumbuhan ekonomi kota yang merata dan
berkelanjutan; keempat, Mewujudkan penataan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman dan religius; Kelima, Meningkatkan kualitas masyarakat kota.
Universitas Sumatera Utara
Langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel dimaksudkan membangun
suatu pemerintah daerah yang beretos kerja yang tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip sepuluh kepemerintahan yang baik, penerapan
prinsip tersebut merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan kota yang berdaya guna dan berhasil guna serta memiliki daya saing. Sebagai pemerintah
yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel pemerintah haruslah meningkatkan penataan sarana dan prasarana perkotaan yang serasi dan seimbang
untuk semua kawasan kota dalam rangka kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun ekonomi. Dengan prinsip berkeadilan ini maka semua masyarakat dapat
merasakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan yang merata akan memampukan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi seperti yang
diharapkan, ini tentunya tidak semudah yang dipikirkan, karena begitu banyaknya persoalan kota maka untuk meralisasikan apa yang menjadi prioritas masih sangat
sulit untuk tercapai. Semua itu harus dilakukan dengan usaha dan kerja keras oleh berbagai pihak, misalnya seperti pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat
sebagai pihak yang merasakan dan juga ikut serta dalam pencapaian usaha pembangunan tersebut Sumber : Renstra Kota Medan tahun 2011.
Pembangunan harus diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri, dengan menjadikan pendidikan dan tingkat kereligiusan
sebagai faktor pendorong keinginan untuk maju. Orang-orang yang memiliki keinginan untuk maju akan mengusahakan dirinya untuk terlepas dari lingkaran
pemukiman kumuh, mereka akan berusaha untuk bangkit dari kemiskinan yang mengelilingi hidup mereka, semua itu bisa berhasil jika pemerintah memberikan
Universitas Sumatera Utara
dukungan terhadap apa yang mereka usahakan. Oleh karena itu pemerintah harus menjadi fasilitator yang dapat membantu masyarakat untuk lepas dari kemiskinan
dan dapat merasakan kehidupan yang selayaknya mereka dapatkan Wawancara dengan John E Lase Kepala Seksi Bidang Tata Letak Dinas TRTB Kota Medan,
pada tanggal 20 Desember 2012. Dalam RPJM Nasional Tahun 2010
– 2014, pemerintah telah menempatkan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman sebagai salah
satu prioritas nasional. Dalam hal ini, ada lima program utama yang dilaksanakan oleh Kemenpera pada tahun 2014 mendatang yang bersifat nasional, program
tersebut antara lain, pertama, target pembangunan rusun sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 1000 twin block; kedua, pembangunan rumah
khusus yang difokuskan pada kebutuhan rumah bagi petugas negara di daerah perbatasan dan kebutuhan rumah untuk masyarakat Papua dan Papua Barat;
ketiga, penyaluran Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya BSPS dengan target sekitar 500.000 unit rumah swadaya; keempat, penanganan lingkungan perumahan
dan kawasan permukiman kumuh melalui enyediaan Prasarana Umum PSU khususnya pembangunan drainase dan MCK komunal; kelima, penyaluran
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP sebanyak 310.000 unit serta bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang ditujukan untuk
meningkatkan pembangunan rumah bagi MBR. http:www.kemenpera.go.id, diakses pada Jumat 29 Maret 2013.
Sementara itu berdasarkan data Rencana Strategis Kota Medan, pemerintah Kota Medan menetapkan sembilan prioritas kota untuk dijadikan
pedoman dalam pembangunan yang dapat memperbaiki kondisi kota dan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat,dari prioritas tersebut pemerintah dapat memilih kegiatan apa yang diutamakan. Dari data yang diperoleh dari Bappeda sembilan9 prioritas
pembangunan Kota Medan tahun 2013 adalah pertama, memperkuat akses dan kualitas pendidikan masyarakat; kedua, meningkatkan ketersediaan dan kualitas
infrastruktur serta utilitas kota; ketiga, meningkatkan kedudukan fungsi dan peranan UMKM dalam perekonomian kota; keempat, meningkatkan akses dan
kualitas kesehatan masyarakat; Kelima, meningkatkan penataan ruang dan kualitas lingkungan hidup; Keenam; meningkatkan pelayanan administrasi kepedudukan;
ketujuh, meningkatkan efektifitas kelembagaan dan pelayanan kepegawaian daerah; kelapan, percepatan dan perluasan penanggulangan kemiskinan daerah;
kesembilan, meningkatkan kesempatan kerja dan lapangan kerja. Bappeda sebagai badan yang melakukan perencanaan pembangunan
daerah, terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam penyusun rencana program pembangunan, pertimbangan ini menyangkut kepentingan
masyarakat banyak terutama masyarakat yang kurang beruntung, selain itu juga usulan dari hasil musrembang yang dilakukan di Kelurahan, Kecamatan dan Kota
dan juga memperhatikan skala prioritas pemerintah Kota Medan Wawancara dengan Sandra selaku Sub Bagian Penyusunan Program Bappeda, pada tanggal 27
Februari 2013. Pada dasarnya prioritas pemerintah merupakan gambaran tentang apa yang
akan dilaksanakan pemerintah kedepannya, dengan harapan bahwa prioritas yang telah ditetapkan menunjukkan kemajuan, baik dari sisi kepemerintahan, maupun
dari sisi masyarakat itu sendiri. Kemajuan ini akan berpengaruh terhadap pembangunan. Pembangunan yang selalu disebut-sebut sebagai langkah untuk
Universitas Sumatera Utara
mensejahterakan masyarakat, pelaku pembangunan khususnya pembangunan perkotaan dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat, pembangunan tidak
berjalan baik jika hanya salah satu pihak yang menjadi pelakunya. Oleh karena itu pentingnya partisipasi masyarakat itu baik secara berkelompok maupun
individuwawancara dengan Sandra Hedra dari Bappeda, John E Lase dari dinas TRTB, Tondi Nasya Yusuf dari Dinas Tarunkim.
Masyarakat berpenghasilan rendah tmenjadi prioritas dalam pembangunan begitu pula dengan pemukiman kumuh menjadi, kedua hal tersebut merupakan
proyek jangka panjang pemerintah, karena persoalan pemukiman tidak bisa diatasi dengan cepat. Persoalan pemukiman adalah hal yang sensitif dimana masyarakat
yang ditangani adalah mereka yang memiki masalah yang berbeda-beda, yang perlu ditangani secara perlahan dan perlu kerjasama pemerintah dengan
masyarakat itu sendiri. Wawancara dengan Sandra Sub Bagian Penyusunan Program, pada tanggal 27 Februari 2013.
Meskipun lingkungan atau pemukiman kumuh merupakan prioritas pembangunan namun tidak semua usulan dapat diloloskan, Kelurahan Aur adalah
salah satu kelurahan yang memiliki penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh, yang tidak memiliki sarana MCK yang memadai, usulan kelurahan dalam
musrembang yang telah beberapa kali dilakukan tidak mendapat tanggapan positif dari pemerintah. Wawancara dengan Eben E.P Sh selaku Sekretaris Lurah di
kelurahan Aur pada tanggal 5 Maret 2013. Permasalahan pemukiman kumuh tidak hanya mencakup disatu faktor saja
seperti faktor ekonomi yang lemah dan faktor ketidakpedulian pemerintah namun juga faktor budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Di mana masyarakat merasa
Universitas Sumatera Utara
bahwa lingkungan yang mereka tempati adalah tempat yang nyaman untuk berlindung, sehingga sulit bagi pemerintah untuk meyakini masyarakat bahwa
perlu adanya perbaikan kondisi pemukiman dengan jalan relokasi, dan menggantikan pemukiman dengan rumah susun. Hal ini pula yang menjadi faktor
perencanaan dan prioritas yang telah ditetapkan untuk mengantasi pemukiman kumuh tidak bisa di realisasikan dalam jangka waktu yang singkat.
Pemerintah banyak melakukan usaha untuk memperbaiki perumahan masyarakat, khusus bagi rumah dengan kepemilikan sendiri, seperti Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya BSPS yaitu program dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, dana yang dicairkan untuk perbaikan kualitas
rumah mencapai Rp. 10.000.000 dan untuk perbaikan total Rp 15.000.000, yang kedua yaitu bantuan dari Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera
Utara yaitu program Rumah Tidak Layak Huni RTLH dengan jumlah bantuan Rp. 17.000.000. Namun BPSP maupun RTLH tidak dilaksanakan di kampung Aur
karena pemukiman dikampung Aur tidak memiliki lahan yang memadai artinya kondisi lahan yang sulit untuk diperbaiki karena kepadatan yang sangat tinggi.
Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi
pembinaan perumahan formal dan swadaya perumkim, pada tanggal 3 Maret 2013.
Untuk menciptakan keseimbangan dalam pembangunan, dan mencegah terjadinya kesemrautan yang sering sekali terjadi di kota-kota besar dikeluarkan
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Dengan Hunian
Berimbang, dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa Komposisi berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah dan jumlah rumah mewah. Perbandingan yang dimaksud adalah dalam
skala 3:2:1, yaitu 3 tiga atau lebih rumah sederhana berbanding 2 dua rumah menengah berbanding 1 satu rumah mewah.
http:www.hukumproperti.com, diakses pada minggu,31 Maret 2013.
Keseimbangan pembangunan yang dimaksud bertujuan untuk 1 Menjamin tersedianya rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana bagi
masyarakat yang dibangun dalam satu hamparan atau tidak dalam satu hamparan untuk rumah sederhana; 2 Mewujudkan kerukunan antar berbagai golongan
masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial dalam perumahan, pemukiman, lingkungan hunian dan kawasan pemukiman; 3
Mewujudkan subsidi silang untuk penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum serta pembiayaan pembangunan perumahan; 4 Menciptakan keserasian tempat
bermukim baik secara sosial dan ekonomi; 5 dan Mendayagunakan penggunaan lahan yang diperuntukkan bagi perumahan dan kawasan pemukiman.
http:www.hukumproperti.com, diakses pada Minggu 31 Maret 2013. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP TRTB
tahun 2011, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan kota dalam menetapkan kawasan sesuai dengan peruntukkannya tentu tidak terlepas dari
peran serta dari Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan TRTB, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai andil yang sangat besar untuk menciptakan
keserasian pembangunan kota, karena Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah tempat dimana keluarnya Surat Izin Mendirikan Bangunan IMB.
Adapun Visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan yang mengacu kepada pada
Universitas Sumatera Utara
arah perencanaan pembangunan Kota Medan adalah “Penataan Kota yang
Berkualitas, Transparan dan Berkesinambungan Menuju Terwujudnya Medan Kota Metropolitan”
Berdasarkan data LAKIP Dinas TRTB tahun 2011, dengan mengacu kepada pengharapan bahwa Kota Medan menjadi kota metropolitas yang
berkualitas, maka visi yang harus dijalankan untuk hasil yang terbaik dan prima, maka penataan ruang dan bangunan serta fungsi pelayanan yang diberikan
bermutu, cepat, mudah, murah dan memuaskan. kualitas pelayanan juga dapat diukur dari transparan atau tidaknya suatu kebijakan yang telah dibuat, semua
pihak yang terlibat dalam pembangunan haruslah mendapat perlakuan yang sama, dan berhak untuk mendapatkan penjelasan atas setiap kebijakan yang dibuat oleh
pihak dinas. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka kualitas pelayanan yang baik harus dilakukan secara berkesinambungan atau terus menerus dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas pelayanan tebaik bagi masyarakat yang
bermukim dipemukiman kumuh menjadi suatu kerja yang sangat panjang bagi pemerintah yang harus diselesaikan dalam waktu yang berkesinambungangan.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan sesuai pula dengan harapan dan target
kota. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf dari Dinas Perumkim, dan Sandra dari Bappeda.
Universitas Sumatera Utara
V.2. Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah