IV.6. Gambaran Umum Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan Perumkim
IV.6.1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota Medan.
Dinas Perumahan dan Pemukiman adalah unsur pelaksana pemerintah Kota Medan dalam bidang bangunan dan perumahan yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui sekretaris daerah. Dinas perumahan dan Pemukiman Kota Medan
dibentuk pada tahun 2001. Berdasarkan peraturan daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan. Dinas Perumahan dan Pemukiman berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan, mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah dalam bidang perumahan dan pemukiman, antara lain menyangkut bina lingkungan, pembangunan,pemeliharaan dan pengelolaan
bangunan pemerintah dan rumah dinas, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
a. Tugas Pokok Dinas Perumahan dan pemukiman Kota Medan
1. Dinas Perumahan dan Pemukiman adalah unsur pelaksana Pemerintah
Kota Medan dalam bidang bangunan dan Perumahan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Universitas Sumatera Utara
2. Dinas Perumahan dan Pemukiman mempunyai tugas melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perumahan dan pemukiman, antara lain menyangkut bina lingkungan, pembangunan,
pemeliharaan dan pengelola bangunan pemerintah dan rumah dinas, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan tugas
pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Fungsi Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perumahan dan pemukiman.
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang perumahan dan pemukiman
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perumahan dan pemukiman
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
IV.6.2. Struktur Organisasi Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan
Sesuai dengan peraturan Walikota Medan Nomor 44 tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan,
pada BAB II dijelaskan mengenai Susunan Organisai Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan yang terdiri dari:
a. Dinas
b. Sekretariat , membawahkan:
Universitas Sumatera Utara
1. Sub Bagian Umum
2. Sub bagian Keuangan
3. Sub Bagian Penyusunan Program
c. Bidang Perencanaan dan Bina Teknik, membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Dasar
2. Seksi Sarana dan Prasarana Lingkungan
3. Seksi Bangunan Gedung.
d. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perumahan, membawahkan:
1. Seksi Pembinaan Perumahan Formal dan Swadaya
2. Seksi Pengembangan Kawasan
3. Seksi Pembinaan Peraturan Perumahan
e. Bidang Pembangunan Pemeliharaan dan Pengelolaan, membawahkan:
1. Seksi Prasarana Dasar
2. Seksi Prasarana lingkungan
3. Seksi Bangunan Pemerintah.
f. Bidang Pengawasan dan Survei, membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana Dasar;
2. Seksi Sarana dan Prasarana Lingkungan;Un
3. Seksi Bangunan Gedung dan Pemerintah.
g. Unit Pelaksana Teknis UPT
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sumber daya Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan terdiri dari 77 pegawai, 6 pegawai berlatar belakang pendidikan S 2 atau sekitar 7,8 , 23
Universitas Sumatera Utara
pegawai berlatar belakang pendidikan S 1 atau sekitar 29,9 , 5 pegawai berlatar belakang pendidikan D III dan 43 pegawai berlatar belakang pendidikan SMA.
IV.7. Gambaran Umum Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan TRTB
Pada tahun 2001, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Medan, dibentuk Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang merupakan penggabungan kembali fungsi kawasan bangunan dan penataan ruang
kota dalam satu dinas, sebagaimana sebelum tahun 1963. guna untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan perizinan dan penataan ruang serta
penataan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan. Pada tahun 2009 berdasarkan perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 tentang
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah bahwa Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan berubah menjadi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tatapi sampai
saat ini Peraturan Walikota tentang Tugas Pokok dan Fungsi belum terbit. Berdasarkan Perda sebelumnya menjelaskan bahwa kedudukan Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang penataan kota yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah terurama dalam hal Penataan Ruang.
Universitas Sumatera Utara
Pembentukan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan yang merupakan konsekwensi terhadap Peraturan Daerah No.41 tahun 2007 yang seterusnya
ditindaklanjuti dengan perda Kota Medan No.3 tahun 2009 disetai adanya pengembanganperluasan tugas dan fungsi dalam rangka penataan kota.
IV.7.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang tata ruang dan tata bangunan, antara lain
menyusun,mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota, pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat
dan terarah sesuai dengan perencanaan tata ruang kota dan pola kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai
dengan bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
mempunyai fungsi: a.
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang penataan ruang
dan penataan bangunan.
b. Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka perumusan,
pengembangan dan penetapan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan
penataan ruang kota dan bangunan yang berlaku.
c. Mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan
penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-
norma penataan kota dan bangunan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
d. Menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan
dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan
kebijaksaan penataan ruang kota dan penataan bangunan.
e. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan
pembinaan sesuai dengan kebijaksanan yang ditetapkan Kepala Daerah
dan Peraturan yang berlaku.
f. Melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan
kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah
ditetapkan.
g. Memberikan pelayanan terhadap permohonan Keterangan Rencana
Peruntukan KRP, dan Izin Mendirikan Bangunan IMB serta memungut retribusi atas IMB tersebut sesuai dengan ketenteuan dan peraturan yang
berlaku.
h. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap penataan ruang kota
dan penataan bangunan serta teknis kontruksi yang telah ditetapkan,
bekerjasama dengan isntansi terkait.
i. Merumuskan kebijaksanaan dan pengawasan terhadap pelestarian dan
konservasi bangunan.
j. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya.
k.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
IV.7.2. Struktur Organisasi
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi 1 satu orang sekretaris, 4 empat orang Kepala Bidang,
3 tiga orang Kepala Sub Bagian, dan 12 dua belas orang Kepala Seksi serta Kelompok Jabatan Fungsional saat ini belum terbentuk.
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan saat ini memiliki SDM sebanyak 126 orang yang terdiri atas dengan rincian sbb:
Tabel 2 Pejabat Struktural
20 Orang Pejabat Fungsional
-
Tenaga Fungsional 22 Orang
Tenaga Teknis 83 Orang
Jumlah 126 Orang
Sumber : Data Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa pejabat struktural di Kantor Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan adalah 20 dua puluh
orang, Pejabat fungsional tidak tersedia namun memiliki tenaga fungsional sebanyak 22 dua puluh dua orang, dan tenaga teknis sebanyak 83 delapan puluh
tiga orang, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 126 seratus dua puluh enam orang.
Universitas Sumatera Utara
Komposisi SDM tersebut berdasarkan strata pendidikan fungsional jabatan dan golongan, yaitu:
a. Menurut Strata Pendidikan:
Tabel 3.a S-2
8 Orang S-1
33 Orang DIII
2 Orang SLTA
45 Orang STM
34 Orang SLTP
4 Orang SD
- Jumlah
126 Orang Sumber: Data SDM Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Dari Tabel 3.a diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan strata pendidikan Kantor Dinas memiliki sumber daya manusia dengan pendidikan akhir
S-2 sebanyak 8 delapan orang, S-1 Sebanyak 33 orang, DIII sebanyak 2 dua orang, SLTA sebanyak 45 orang empat puluh lima orang, STM sebanyak 34
tiga puluh empat orang dan SLTP sebanyak 4 empat orang, dengan jumlah keseluruhan 126 seratur dua puluh enam dari keterangan tersebut dapat
diketahui bahwa pegawai kantor Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan Kota Medan memiliki pegawai terbanyak dengan pendidikan SMA sederajat yaitu
SLTA dan STM dengan jumlah keseluruhan 79 orang.
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut Jabatan
Tabel 3.b Jabatan Struktural
1 Kepala Dinas
2 Sekretaris
3 Kepala Bidang
4 Kepala Sub Bagian
5 Kepala Seksi
1 Orang 1 Orang
4 Orang 3 Orang
12 Orang Jabatan Fungsional
- Staf
1. Tata Usaha
2. Bidang Tata Ruang
3. Bidang Tata Bangunan
4. Bidang Pengukuran dan
Pemetaan 5.
Bidang Pengendalian dan pemanfaatan ruang
: 14 Orang
15 Orang 9 Orang
24 Orang
48 Orang
Jumlah Keseluruhan 126 Orang
Sumber : Data SDM Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Berdasarkan Tabel 3.b diatas dapat diketahui bahwa Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menurut jabatan terdapat 4 tiga jabatan yaitu jabatan
struktural, jabatan fungsional, jabatan staf dan golongan. menurut jabatan struktural terdapat 1 orang Kepala Dinas dengan 1orang sekretaris, 4 empat
Universitas Sumatera Utara
orang Kepala Bidang, 3 tiga orang kepala Sub Bagian dan 12 dua belas orang Kepala Seksi. dari tabe tersebut juga dapat terlihat bahwa Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan tidak ada jabatan fungsional, namun memiliki jabatan staf yang menempati Bidang Tata Usaha terdapat 14 empat belas orang, Bidang Tata
Ruang 15 lima belas orang, Bidang Tata Bangunan 9 sembilan orang, Bidang Pengukuran dan Pemetaan sebanyak 24 dua puluh empat orang dan Bidang
Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang sebanyak 48 empat puluh delapan orang dengan jumlah keseluruhan adalah 126 seratus dua puluh enam orang.
c. Menurut Golongan
Tabel 3.c No
Golongan Jumlah
1. 2.
3. 4.
Golongan I Golongan II
Golongan III Golongan IV
1 Orang 18 Orang
104 Orang 3 Orang
Jumlah 126
Sumber : Data SDM Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa dinas tata Ruang dan Tata Bangunan memiliki pegawai dengan golongan I sebanyak 1 satu orang,
golongan II sebanyak 18 delapan belas orang, golongan III sebanyak 104 seratus empat orang, dan golongan IV sebanyak 3 tiga orang.
IV.8. Gambaran Umum Kelurahan Aur
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan Aur adalah salah satu dari 6 enam kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Medan Maimun dengan luas wilayah 60 Ha, terdiri atas 10
lingkungan, dengan batas-batas, sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan
Suka Raja Kecamatan Medan Maimun, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota, dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun, jumlah penduduk kesuluruhan pada kelurahan Aur ini adalah 5.629 jiwa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan Kelurahan Aur memiliki 4 lingkungan yang tergolong sangat buruk,
yang terdapat pada lingkungan III,IV,VIII dan IX dengan luas keseluruhan lokasi kumuh adalah sebesar 3.49 Ha, dengan jumlah rumah 307 unit, jumlah keluarga
miskin sebanyak 307 KK, kondisi lingkungan ini sangat memprihatinkan dengan kondisi drainase yang sangat buruk dan tidak semua rumah mendapatkan layanan
air PDAM karena tersandung biaya yang mahal. Lingkungan III dan IV yang direkomendasikan oleh kelurahan untuk di teliti dengan alasan lingkungan yang
saling berdampingan dan rumah sangat padat, yang berada di jalan kampung Aur dikelurahan Aur ini merupakan tanah pemberian kesultanan Deli kepada
masyarakat suku Minang yang terletak pada jalan Aur disepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Sungai Deli, berbeda dengan lingkungan IX yang dominan di
tempati oleh masyarakat Tamil. Peneliti melihat bahwa, lokasi lingkungan III dan IV terdapat tepat pada sepanjang sungai, lingkungan III dan IV tidak memiliki
drainase sama sekali, rumah yang berada pada dua lingkungan tersebut sangat padat, jalan di batasi langsung oleh rumah masyarakat, dengan ukuran jalan lebih
Universitas Sumatera Utara
kurang satu meter, dan lingkungan tersebut yang telah direncanakan pemerintah sejak tahun 2010 dilakukan pembangunan Rumah Susun.
Berdasarkan hasil observasi, lokasi kampung Aur lingkungan III dan IV bisa di jumpai melalui jalan Letnan Jendral Suprapto dan jalan Brigadir Jendral
Katamso, ada beberapa titik nama jalan yang terdapat pada lingkungan ini yaitu jalan kampung Aur untuk masuk di lingkungan IV dan jalan Mantri untuk masuk
di lingkungan III, namun umumnya ke dua lingkungan ini dinamakan kampung Aur. Pada lingkungan IV yang masuk dari jalan kampung Aur akan akan dijumpai
tangga penurunan kelokasi pemukiman, lokasi pemukiman sangat jauh dibawah dari jalan raya, dan sangat dekat dengan sungai, oleh sebab itu mudah sekali
terkena banjir, untuk mencapai kelokasi dari jalan kampung Aur harus menuruni 7 anak tangga, posisi depan dari jalan kampung Aur akan terlihat aktifitas
masyarakat yang sangat ramai di depan rumah dengan berbagai aneka jajanan yang bisa dibeli oleh masyarakat yang bermukim dilingkungan tersebut, Pada
lingkungan IV langsung bisa ditemui mesjid di sebelah kiri, tidak jauh dari lingkungan IV terdapat lingkungan III yang berada diposisi belakang jika masuk
dari jalan kampung Aur, lingkungan III tidak kalah padatnya, namun lingkungan III cenderung berada di lokasi yang lebih tinggi dari lingkungan IV, sehingga
lingkungan tersebut jarang terkena banjir, di lorong-lorong kecil terdapat rumah yang menjadikan rumah nya sebagai tempat membuka kedai kecil.
Gambar 1
Universitas Sumatera Utara
Pemukiman dapat dilihat jauh menjorok kebawah, lokasi, pemukiman kampung Aur lingkungan IV, 20 januari 2013
Umumnya pemukiman masyarakat di lingkungan III dan IV berdinding seng, dan kayu,aktifitas MCK masyarakat dilakukan di Sungai Deli, kondisi air
yang tidak baik di pergunakan untuk mandi serta mencuci, dan sebagi tempat pembuangan kotoran, ditinjau dari status administrasi kelurahan Aur masih berada
di dalam kawasan perkotaan Kota Medan Urban. di lihat dari kesesuaian dengan tata ruang maka lokasi pemukiman tersebut tidak sesuai karena terletak di
sempadan sungai, Masyarakat tidak memiliki surat atas tanah yang mereka tempati, namun tanah di kampung Aur adalah pemberian dari Kesultanan Deli
kepada masyarakat minang yang menempati lokasi tersebut, sehingga pemerintah tidak bisa menggusur paksa terhadap masyarakat tersebut. Kepala lingkungan
yang menjabat pada lingkungan tersebut adalah bapak Ali Umar kepala
Universitas Sumatera Utara
lingkungan III dan Bapak Yahdy Sabil kepala lingkungan IV, sementara itu Lurah yang menjabat di Kelurahan Aur saat ini adalah yaitu ibu Yunasri Nasution.
Gambar 2
Terlihat pemukiman warga dengan menggunakan seng sebagai dinding rumah. photo diambil di lokasi penelitian di kelurahan Aur lingkungan III
IV.8.1 Data Kependudukan Masyarakat di Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
1. Jumlah Penduduk Kelurahan Aur Tahun 2011
Tabel 4 Jumlah Laki-Laki
4.519 Jiwa Jumlah Perempuan
4.560 Jiwa
Jumlah Total 9.079 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga 2.553 KK
Sumber : Ekspose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Universitas Sumatera Utara
Di lihat dari Tabel 4 tentang data kependudukan di kelurahan Aur maka dapat di ketahui bahwa perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan tidak terlalu
jauh yaitu laki dengan jumlah 4.519 jiwa dan wanita 4560 jiwa dengan jumlah keseluruhan adalah 9.079 jiwa, dan Jumlah Kepala Keluarga sebesar 2.553 Kartu
Keluarga.
2. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Tabel 5 Islam
4.609 Jiwa Kristen Protestan
943 Jiwa Kristen Katolik
265 Jiwa Hindu
110 jiwa Budha
3.152 Jiwa Total
9.079 Jiwa Sumber : Ekspose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat di Kelurahan Aur beragama Islam yaitu dengan jumlah 4.609 jiwa. jumlah masyarakat
beragama Kristen Protestan 943 jiwa, jumlah masyarakat yang beragama Kristen Katolik 265 jiwa, jumlah masyarakat yang beragama Hindu 110 jiwa, dan jumlah
masyarakat yang beragama Budha 3.152 jiwa dengan total keseluruhan masyarakat yaitu 9.079 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
3. Jumlah Penduduk Kelurahan Aur Berdasarkan Etnis
Tabel 6 Tionghoa
5.265 Jiwa Minang
2.497 Jiwa Batak
745 Jiwa Jawa
290 Jiwa Melayu
205 Jiwa Aceh
72 Jiwa Lainnya
5 Jiwa Sumber : Eksepose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Dari Tabel 6 diatas dapat diketuhi bahwa penduduk dikelurahan Aur mayoritas di duduki oleh orang Tionghoa yaitu sebanyak 5.265 jiwa, disusul
dengan jumlah etnis Minang sebanyak 2.497 jiwa, kemudian Batak 745 jiwa, Jawa sebanyak 290 jiwa, Melayu sebanyak 205 jiwa, Aceh 72 jiwa, dan 5 jiwa
berasal dari etnis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Jumlah Penduduk Kelurahan Aur Berdasarkan Tingkat Pendidikan 18-56
Tahun Tabel 7
Tidak Sekolah 165 Jiwa
SD 410 Jiwa
SLTP 693 Jiwa
SLTA 1063 Jiwa
Diploma 121 Jiwa
S1 115 Jiwa
Pasca Sarjana 21 Jiwa
Sumber : Ekspose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Berdasarkan tabel 7 jumlah penduduk di Kelurahan Aur berdasarkan tingkat pendidikan yang dimulai dari tidak bersekolah terdapat 165 jiwa, dan
masyarakat yang hanya mencapai tingkat sekolah dasar atau SD terdapat 410 jiwa, masyarakat yang mencapai tingkat pendidikan sampai ke tingkap SLTP terdapat
693 jiwa, masyarakat Kelurahan Aur memiliki jumah penduduk yang sebagian besar sekolah sampai ke jenjang SLTA hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah
masyarakat yang sampai ke jenjang tersebut yaitu sebesar 1.063 jiwa, diploma sebanyak 121 jiwa, S-1 sebanyak 115 jiwa, dan ada masyarakat yang sampai
ketingkat pasca sarjana sebanyak 20 jiwa.
5. Jumlah Penduduk Kelurahan Aur Berdasarkan Mata Pencaharian
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 Karyawan Swasta
350 Orang Buruh
257 Orang Pedagang
75 Orang Pengusaha
75 Orang Pegawai Negeri Sipil
35 Orang Penjahit
15 Orang Tukang Batu dan Kayu
14 Orang TIM Medis
9 Orang TNI dan Polri
6 Orang Sumber : Eksepose Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Berdasarkan tabel 8, jumlah penduduk kampung Aur berdasarkan Mata pencaharian, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Aur sebagian besar adalah
Pekerja Swasta dengan jumlah sebesar 350 tiga ratus lima puluh orang, kemudian diikuti dengan Pekerjaan Buruh sebanyak 257 dua ratus lima puluh
tujuh orang, mata pencaharian selanjutnya adalah Berdagang dengan jumlah penduduk sebanyak 75 tujuh puluh lima orang, Pengusaha sebanyak 75 tujuh
puluh lima orang, Pegawai Negeri Nipil sebanyak 35 tiga puluh lima orang, penjahit sebanyak 15 lima belas orang, tukang batu sebanyak 14 empat belas
orang, Tim Medis sebanyak 9 Sembilan orang dan TNI Polri sebanyak 6 enam orang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMUKIMAN KUMUH SEBAGAI PRIORITAS
PEMBANGUNAN PERKOTAAN YANG BERSIFAT JANGKA PANJANG
V.1. Prioritas Pemerintahan
Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga di Indonesia , kota ini mempunyai visi menjadi kota metropolitan yang memilik daya saing, nyaman
peduli dan sejahtera, Pemerintah harus mampu melakukan tugas tersebut dengan segala macam bentuk hambatan baik yang datang dari birokrasi itu sendiri
maupun dari lingkungan masyarakat, serta dengan segala macam kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Pemerintah dengan berbagai upaya untuk
mewujudkan visi pembangunan kota yang ditetapkan dan sekaligus mempertegas tugas, fungsi dan tanggungjawab seluruh pelaku pembangunan baik dari
penyelenggara pemerintah maupun dari masyarakat selama lima tahun kedepan. Berdasarkan data Rencana Strategis Kota Medan Tahun 2011-2015, visi
pembangunan kota, dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah strategis kedalam misi pembangunan kota tahun 2011-2015 secara jelas terarah dan terukur, sebagai
berikut yaitu pertama, Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis,
berkeadilan, transparan dan akuntabel; Kedua, Meningkatkan penataan prasarana
dan sarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota; ketiga, Meningkatkan akselarasi pertumbuhan ekonomi kota yang merata dan
berkelanjutan; keempat, Mewujudkan penataan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman dan religius; Kelima, Meningkatkan kualitas masyarakat kota.
Universitas Sumatera Utara
Langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel dimaksudkan membangun
suatu pemerintah daerah yang beretos kerja yang tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip sepuluh kepemerintahan yang baik, penerapan
prinsip tersebut merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan kota yang berdaya guna dan berhasil guna serta memiliki daya saing. Sebagai pemerintah
yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel pemerintah haruslah meningkatkan penataan sarana dan prasarana perkotaan yang serasi dan seimbang
untuk semua kawasan kota dalam rangka kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun ekonomi. Dengan prinsip berkeadilan ini maka semua masyarakat dapat
merasakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan yang merata akan memampukan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi seperti yang
diharapkan, ini tentunya tidak semudah yang dipikirkan, karena begitu banyaknya persoalan kota maka untuk meralisasikan apa yang menjadi prioritas masih sangat
sulit untuk tercapai. Semua itu harus dilakukan dengan usaha dan kerja keras oleh berbagai pihak, misalnya seperti pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat
sebagai pihak yang merasakan dan juga ikut serta dalam pencapaian usaha pembangunan tersebut Sumber : Renstra Kota Medan tahun 2011.
Pembangunan harus diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri, dengan menjadikan pendidikan dan tingkat kereligiusan
sebagai faktor pendorong keinginan untuk maju. Orang-orang yang memiliki keinginan untuk maju akan mengusahakan dirinya untuk terlepas dari lingkaran
pemukiman kumuh, mereka akan berusaha untuk bangkit dari kemiskinan yang mengelilingi hidup mereka, semua itu bisa berhasil jika pemerintah memberikan
Universitas Sumatera Utara
dukungan terhadap apa yang mereka usahakan. Oleh karena itu pemerintah harus menjadi fasilitator yang dapat membantu masyarakat untuk lepas dari kemiskinan
dan dapat merasakan kehidupan yang selayaknya mereka dapatkan Wawancara dengan John E Lase Kepala Seksi Bidang Tata Letak Dinas TRTB Kota Medan,
pada tanggal 20 Desember 2012. Dalam RPJM Nasional Tahun 2010
– 2014, pemerintah telah menempatkan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman sebagai salah
satu prioritas nasional. Dalam hal ini, ada lima program utama yang dilaksanakan oleh Kemenpera pada tahun 2014 mendatang yang bersifat nasional, program
tersebut antara lain, pertama, target pembangunan rusun sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah sebanyak 1000 twin block; kedua, pembangunan rumah
khusus yang difokuskan pada kebutuhan rumah bagi petugas negara di daerah perbatasan dan kebutuhan rumah untuk masyarakat Papua dan Papua Barat;
ketiga, penyaluran Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya BSPS dengan target sekitar 500.000 unit rumah swadaya; keempat, penanganan lingkungan perumahan
dan kawasan permukiman kumuh melalui enyediaan Prasarana Umum PSU khususnya pembangunan drainase dan MCK komunal; kelima, penyaluran
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan FLPP sebanyak 310.000 unit serta bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang ditujukan untuk
meningkatkan pembangunan rumah bagi MBR. http:www.kemenpera.go.id, diakses pada Jumat 29 Maret 2013.
Sementara itu berdasarkan data Rencana Strategis Kota Medan, pemerintah Kota Medan menetapkan sembilan prioritas kota untuk dijadikan
pedoman dalam pembangunan yang dapat memperbaiki kondisi kota dan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat,dari prioritas tersebut pemerintah dapat memilih kegiatan apa yang diutamakan. Dari data yang diperoleh dari Bappeda sembilan9 prioritas
pembangunan Kota Medan tahun 2013 adalah pertama, memperkuat akses dan kualitas pendidikan masyarakat; kedua, meningkatkan ketersediaan dan kualitas
infrastruktur serta utilitas kota; ketiga, meningkatkan kedudukan fungsi dan peranan UMKM dalam perekonomian kota; keempat, meningkatkan akses dan
kualitas kesehatan masyarakat; Kelima, meningkatkan penataan ruang dan kualitas lingkungan hidup; Keenam; meningkatkan pelayanan administrasi kepedudukan;
ketujuh, meningkatkan efektifitas kelembagaan dan pelayanan kepegawaian daerah; kelapan, percepatan dan perluasan penanggulangan kemiskinan daerah;
kesembilan, meningkatkan kesempatan kerja dan lapangan kerja. Bappeda sebagai badan yang melakukan perencanaan pembangunan
daerah, terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam penyusun rencana program pembangunan, pertimbangan ini menyangkut kepentingan
masyarakat banyak terutama masyarakat yang kurang beruntung, selain itu juga usulan dari hasil musrembang yang dilakukan di Kelurahan, Kecamatan dan Kota
dan juga memperhatikan skala prioritas pemerintah Kota Medan Wawancara dengan Sandra selaku Sub Bagian Penyusunan Program Bappeda, pada tanggal 27
Februari 2013. Pada dasarnya prioritas pemerintah merupakan gambaran tentang apa yang
akan dilaksanakan pemerintah kedepannya, dengan harapan bahwa prioritas yang telah ditetapkan menunjukkan kemajuan, baik dari sisi kepemerintahan, maupun
dari sisi masyarakat itu sendiri. Kemajuan ini akan berpengaruh terhadap pembangunan. Pembangunan yang selalu disebut-sebut sebagai langkah untuk
Universitas Sumatera Utara
mensejahterakan masyarakat, pelaku pembangunan khususnya pembangunan perkotaan dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat, pembangunan tidak
berjalan baik jika hanya salah satu pihak yang menjadi pelakunya. Oleh karena itu pentingnya partisipasi masyarakat itu baik secara berkelompok maupun
individuwawancara dengan Sandra Hedra dari Bappeda, John E Lase dari dinas TRTB, Tondi Nasya Yusuf dari Dinas Tarunkim.
Masyarakat berpenghasilan rendah tmenjadi prioritas dalam pembangunan begitu pula dengan pemukiman kumuh menjadi, kedua hal tersebut merupakan
proyek jangka panjang pemerintah, karena persoalan pemukiman tidak bisa diatasi dengan cepat. Persoalan pemukiman adalah hal yang sensitif dimana masyarakat
yang ditangani adalah mereka yang memiki masalah yang berbeda-beda, yang perlu ditangani secara perlahan dan perlu kerjasama pemerintah dengan
masyarakat itu sendiri. Wawancara dengan Sandra Sub Bagian Penyusunan Program, pada tanggal 27 Februari 2013.
Meskipun lingkungan atau pemukiman kumuh merupakan prioritas pembangunan namun tidak semua usulan dapat diloloskan, Kelurahan Aur adalah
salah satu kelurahan yang memiliki penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh, yang tidak memiliki sarana MCK yang memadai, usulan kelurahan dalam
musrembang yang telah beberapa kali dilakukan tidak mendapat tanggapan positif dari pemerintah. Wawancara dengan Eben E.P Sh selaku Sekretaris Lurah di
kelurahan Aur pada tanggal 5 Maret 2013. Permasalahan pemukiman kumuh tidak hanya mencakup disatu faktor saja
seperti faktor ekonomi yang lemah dan faktor ketidakpedulian pemerintah namun juga faktor budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Di mana masyarakat merasa
Universitas Sumatera Utara
bahwa lingkungan yang mereka tempati adalah tempat yang nyaman untuk berlindung, sehingga sulit bagi pemerintah untuk meyakini masyarakat bahwa
perlu adanya perbaikan kondisi pemukiman dengan jalan relokasi, dan menggantikan pemukiman dengan rumah susun. Hal ini pula yang menjadi faktor
perencanaan dan prioritas yang telah ditetapkan untuk mengantasi pemukiman kumuh tidak bisa di realisasikan dalam jangka waktu yang singkat.
Pemerintah banyak melakukan usaha untuk memperbaiki perumahan masyarakat, khusus bagi rumah dengan kepemilikan sendiri, seperti Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya BSPS yaitu program dari Kementerian Perumahan Rakyat Kemenpera, dana yang dicairkan untuk perbaikan kualitas
rumah mencapai Rp. 10.000.000 dan untuk perbaikan total Rp 15.000.000, yang kedua yaitu bantuan dari Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera
Utara yaitu program Rumah Tidak Layak Huni RTLH dengan jumlah bantuan Rp. 17.000.000. Namun BPSP maupun RTLH tidak dilaksanakan di kampung Aur
karena pemukiman dikampung Aur tidak memiliki lahan yang memadai artinya kondisi lahan yang sulit untuk diperbaiki karena kepadatan yang sangat tinggi.
Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi
pembinaan perumahan formal dan swadaya perumkim, pada tanggal 3 Maret 2013.
Untuk menciptakan keseimbangan dalam pembangunan, dan mencegah terjadinya kesemrautan yang sering sekali terjadi di kota-kota besar dikeluarkan
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Dengan Hunian
Berimbang, dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa Komposisi berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
jumlah rumah merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah dan jumlah rumah mewah. Perbandingan yang dimaksud adalah dalam
skala 3:2:1, yaitu 3 tiga atau lebih rumah sederhana berbanding 2 dua rumah menengah berbanding 1 satu rumah mewah.
http:www.hukumproperti.com, diakses pada minggu,31 Maret 2013.
Keseimbangan pembangunan yang dimaksud bertujuan untuk 1 Menjamin tersedianya rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana bagi
masyarakat yang dibangun dalam satu hamparan atau tidak dalam satu hamparan untuk rumah sederhana; 2 Mewujudkan kerukunan antar berbagai golongan
masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial dalam perumahan, pemukiman, lingkungan hunian dan kawasan pemukiman; 3
Mewujudkan subsidi silang untuk penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum serta pembiayaan pembangunan perumahan; 4 Menciptakan keserasian tempat
bermukim baik secara sosial dan ekonomi; 5 dan Mendayagunakan penggunaan lahan yang diperuntukkan bagi perumahan dan kawasan pemukiman.
http:www.hukumproperti.com, diakses pada Minggu 31 Maret 2013. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP TRTB
tahun 2011, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan kota dalam menetapkan kawasan sesuai dengan peruntukkannya tentu tidak terlepas dari
peran serta dari Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan TRTB, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai andil yang sangat besar untuk menciptakan
keserasian pembangunan kota, karena Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah tempat dimana keluarnya Surat Izin Mendirikan Bangunan IMB.
Adapun Visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan yang mengacu kepada pada
Universitas Sumatera Utara
arah perencanaan pembangunan Kota Medan adalah “Penataan Kota yang
Berkualitas, Transparan dan Berkesinambungan Menuju Terwujudnya Medan Kota Metropolitan”
Berdasarkan data LAKIP Dinas TRTB tahun 2011, dengan mengacu kepada pengharapan bahwa Kota Medan menjadi kota metropolitas yang
berkualitas, maka visi yang harus dijalankan untuk hasil yang terbaik dan prima, maka penataan ruang dan bangunan serta fungsi pelayanan yang diberikan
bermutu, cepat, mudah, murah dan memuaskan. kualitas pelayanan juga dapat diukur dari transparan atau tidaknya suatu kebijakan yang telah dibuat, semua
pihak yang terlibat dalam pembangunan haruslah mendapat perlakuan yang sama, dan berhak untuk mendapatkan penjelasan atas setiap kebijakan yang dibuat oleh
pihak dinas. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka kualitas pelayanan yang baik harus dilakukan secara berkesinambungan atau terus menerus dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas pelayanan tebaik bagi masyarakat yang
bermukim dipemukiman kumuh menjadi suatu kerja yang sangat panjang bagi pemerintah yang harus diselesaikan dalam waktu yang berkesinambungangan.
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan sesuai pula dengan harapan dan target
kota. Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf dari Dinas Perumkim, dan Sandra dari Bappeda.
Universitas Sumatera Utara
V.2. Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah