Kontrol Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius pada
43
parameter kerusakan hati. Uji ini dilakukan dengan memejankan karbon tetraklorida 2 mlkgBB pada tikus secara intraperitoneal, kemudian 24 jam
setelahnya diambil darah untuk diukur aktivitas serum ALT-AST. Nilai serum ALT dan serum AST padar tikus normal dapat diketahui dari purata nilai aktivitas
serum ALT-AST pada perlakuan kontrol olive oil 2 mlkgBB, yaitu berturut-turut 82,2 ± 2,7 UL dan 118,6 ± 5,1 UL Tabel V.
Purata nilai aktivitas serum ALT pada kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB adalah sebesar 246,4 ± 17,0 UL Tabel V atau sekitar 3
kali lipat dari purata nilai aktivitas serum ALT pada kelompok kontrol olive oil 2 mlkgBB. Dari Tabel V juga dapat diketahui bahwa purata nilai aktivitas serum
AST pada kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB adalah sebesar 596,2 ± 25,3 UL atau sekitar 5 kali lipat dari purata nilai aktivitas serum ALT
pada kelompok kontrol olive oil 2 mlkgBB. Peningkatan nilai aktivitas ALT dan AST tersebut mengindikasikan adanya kerusakan hati steatosis akibat induksi
hepatotoksin karbon tetraklorida. Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT serum darah tikus pada kelompok
kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida Tabel VI, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok lain. Hasil uji Scheffe aktivitas AST
serum darah tikus pada kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida Tabel VII, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok lain
kecuali dengan kelompok perlakuan dosis 426 mgkgBB. Perbedaan yang bermakna tersebut berkaitan dengan tingginya aktivitas serum ALT-AST dari
44
kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dibanding kelompok lain yang memiliki aktivitas lebih rendah.
Aktivitas serum ALT-AST pada kelompok hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB digunakan sebagai dasar dalam menentukan besarnya efek
hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada kelompok perlakuan.