52
penelitian menggunakan dosis di bawah 426 mgkgBB supaya dapat ditentukan ED
50
. Dalam penelitian ini digunakan dosis 3840, 1280, dan 426 mgkgBB,
dimana jika dikonversikan untuk manusia menjadi 614, 205, dan 68 mgkgBB. Karena dosis tersebut terlalu besar dan kurang rasional jika diaplikasikan untuk
manusia, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji efek hepatoprotektif fraksi metanol-air daun M. tanarius L. Kemudian untuk
membuktikan apakah ekstrak daun M. tanarius juga memiliki efek hepatoprotektif pada bentuk kerusakan hati yang berbeda, perlu dilakukan penelitian dengan
hepatotoksin lain seperti galaktosamin. Kerusakan sel hati yang disebabkan oleh galaktosamin menyerupai kerusakan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis
Zimmerman, 1978.
F. Rangkuman Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3840, 1280, dan 426
mgkgBB mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB berturut-turut sebesar 61,1, 64,4, dan 53,0 . Hasil ini
membuktikan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh
praperlakuan jangka waktu 30 menit. Hasil uji Mann Whitney aktivitas ALT dan uji Scheffe aktivitas AST pada
kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius menunjukkan adanya
53
perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dosis 3840 dan 1280 mgkgBB. Hal ini berarti pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis
3840 dan 1280 mgkgBB mampu memberikan efek hepatoprotektif yang relatif sama pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB dengan pengaruh
praperlakuan jangka waktu 30 menit. Perlakuan dosis 3840 dan 1280 mgkgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap perlakuan dosis 426 mgkgBB
karena ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 426 mgkgBB memiliki efek hepatoprotektif yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut dan persen efek
hepatoprotektif serta perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil
, maka dapat disimpulkan bahwa dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah 1280 mgkgBB.
Adanya efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius dapat ditinjau dari mekanisme kerusakan hati tikus yang disebabkan oleh adanya
induksi hepatotoksin karbon tetraklorida dan aktivitas antioksidan yang terkandung di dalam ekstrak tersebut. Kemungkinan kerja antioksidan sebagai
hepatoprotektor disebabkan karena malofenol B dan macarangiosida A-C yang terkandung dalam tanaman M. tanarius memiliki aktivitas penangkapan radikal
bebas Matsunami, et al., 2006. Kandungan antioksidan tersebut akan
menangkap radikal bebas triklorometil
•
CCl
3
yang merupakan metabolit reaktif karbon tetraklorida sehingga menghambat terjadinya steatosis.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
Dosis paling efektif pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebagai hepatoprotektor pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh
praperlakuan jangka waktu 30 menit adalah 1280 mgkgBB.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang: 1. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang
terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 6 jam.
2. Uji efek hepatoprotektif fraksi metanol-air daun M. tanarius L. 3. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus yang
terinduksi karbon tetraklorida dengan pengaruh praperlakuan jangka waktu 30 menit dengan dosis di bawah 426 mgkgBB untuk menentukan ED
50
. 4. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus
dengan penginduksi hepatotoksin galaktosamin.