Bobot Pengeringan Tetap dan Rendemen Ekstrak Metanol-Air

34

2. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu optimal terjadinya peningkatan aktivitas serum ALT-AST tertinggi pada tikus setelah pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB diujikan kepada tikus dengan rute pemberian secara intraperitoneal kemudian dilakukan pencuplikan darah dengan selang waktu 24 dan 48 jam. Nilai aktivitas serum ALT-AST darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida selang waktu 0 jam dan setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 24 dan 48 jam tersaji pada Tabel II. Tabel II. Nilai purata ± SE aktivitas serum ALT-AST darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam Selang Waktu jam Purata Nilai Aktivitas ALT serum ± SE UL Purata Nilai Aktivitas AST serum ± SE UL 73,2 ± 12,9 151,2 ± 14,3 24 246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3 48 102,0 ± 14,6 188,6 ± 3,3 Berdasarkan Tabel II dapat dilihat bahwa nilai aktivitas ALT serum darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida selang waktu 0 jam adalah 73,2 ± 12,9 UL dan setelah pemberian karbon tetraklorida pada selang waktu 24 dan 48 jam berturut-turut adalah 246,40 ± 17,0 UL, dan 102,0 ± 14,6 UL. Nilai aktivitas AST serum darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida selang waktu 0 jam adalah 151,2 ± 14,3 UL dan setelah pemberian karbon tetraklorida pada selang waktu 24 dan 48 jam berturut-turut adalah 596,2 ± 25,3 UL, dan 35 188,6 ± 3,3 UL. Dari data tersebut dapat diketahui nilai tertinggi aktivitas ALT dan AST serum terjadi setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB dengan selang waktu 24 jam, yakni dengan nilai berturut-turut adalah 246,4 ± 17,0 UL dan 596,2 ± 25,3 UL. Gambar 6. Diagram batang purata ± SE nilai aktivitas ALT serum darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam Dari Gambar 6 dan Gambar 7, dapat diketahui bahwa sebelum pemberian karbon tetraklorida, purata nilai aktivitas serum ALT berada dalam batas rentang normal sedangkan purata nilai aktivitas serum AST diatas batas rentang normal. Hastuti 2008 melaporkan nilai normal serum ALT dan serum AST padar tikus normal berturut-turut adalah 29,8-77,0 UL dan 19,3-68,9 UL. Meningkatnya aktivitas serum AST yang melebihi batas rentang normal belum tentu

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT-AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 111

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek.

0 1 111

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol:air (50:50) daun macaranga tanarius L. terhadap kadar ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 123

Efek hepatoprotektif jangka waktu enam jam ekstrak etanol daun macaranga tanarius L. terhadap ALT AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida

0 1 109

Efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida: kajian terhadap praperlakuan jangka waktu 30 menit - USD Repository

0 1 112

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka pendek - USD Repository

0 0 109

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang - USD Repository

0 0 107