33
cawan porselen dan disimpan dalam oven dengan suhu 50
o
C hingga didapatkan ekstrak kental dengan bobot pengeringan yang tetap, yaitu susut pengeringan 0.
Bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan 0 digunakan sebagai parameter non spesifik standarisasi ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
Pengukuran parameter non spesifik bertujuan untuk menghitung berat zat setelah dilakukan pengeringan pada temperatur 50
o
C. Ekstrak daun M. tanarius dalam cawan porselen ditimbang setiap 1 jam selama 24 jam hingga diperoleh berat
konstan. Seribu gram serbuk daun M. tanarius menghasilkan 237,51 g ekstrak dengan rendemen 23,75.
D. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida
Hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon tetraklorida. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida dilakukan untuk
mengetahui dosis karbon tetraklorida yang mampu menyebabkan kerusakan pada hati tikus steatosis, ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas serum ALT-
AST. Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2
mlkgBB. Penetapan dosis ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana pada dosis tersebut dengan rute pemberian secara
intraperitoneal terbukti mampu meningkatkan aktivitas serum ALT-AST Janakat dan Al-Merie, 2002.
34
2. Penentuan waktu pencuplikan darah
Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu optimal terjadinya peningkatan aktivitas serum ALT-AST tertinggi pada tikus
setelah pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB diujikan kepada tikus dengan rute pemberian secara intraperitoneal
kemudian dilakukan pencuplikan darah dengan selang waktu 24 dan 48 jam. Nilai aktivitas serum ALT-AST darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida
selang waktu 0 jam dan setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 24 dan 48 jam tersaji pada Tabel II.
Tabel II.
Nilai purata ± SE aktivitas serum ALT-AST darah tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0,
24 dan 48 jam Selang Waktu
jam Purata Nilai Aktivitas
ALT serum ± SE UL Purata Nilai Aktivitas
AST serum ± SE UL
73,2 ± 12,9 151,2 ± 14,3
24 246,4 ± 17,0
596,2 ± 25,3 48
102,0 ± 14,6 188,6 ± 3,3
Berdasarkan Tabel II dapat dilihat bahwa nilai aktivitas ALT serum darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida selang waktu 0 jam adalah
73,2 ± 12,9 UL dan setelah pemberian karbon tetraklorida pada selang waktu 24 dan 48 jam berturut-turut adalah 246,40 ± 17,0 UL, dan 102,0 ± 14,6 UL. Nilai
aktivitas AST serum darah tikus sebelum pemberian karbon tetraklorida selang waktu 0 jam adalah 151,2 ± 14,3 UL dan setelah pemberian karbon tetraklorida
pada selang waktu 24 dan 48 jam berturut-turut adalah 596,2 ± 25,3 UL, dan