21
c. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau yang harus dikendalikan, yaitu: hewan uji tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat badan 150-250 g; jalur pemberian,
yaitu secara per oral dan intraperitoneal; dan praperlakuan jangka waktu 30 menit Tiala, 2013.
d. Variabel pengacau tak terkendali Pada penelitian ini variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan
adalah kondisi patologis hewan uji.
2. Definisi operasional
a. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius
Ekstrak daun M. tanarius adalah ekstrak kental yang diperoleh dengan mengekstraksi 10,0 g serbuk kering daun M. tanarius dalam 100 ml
pelarut metanol 50 secara maserasi selama 3 x 24 jam dengan kecepatan putar 140 rpm, kemudian disaring menggunakan kertas saring, dan diuapkan
menggunakan rotary vacuum evaporator serta menggunakan oven selama 24 jam pada suhu 50
o
C hingga bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0.
b. Efek hepatoprotektif Efek hepatoprotektif adalah kemampuan dosis tertentu ekstrak
metanol-air daun M. tanarius untuk melindungi hati dari hepatotoksin. c.
Praperlakuan jangka waktu 30 menit Pemberian hepatotoksin dilakukan 30 menit setelah pemberian
ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
22
C. Bahan Penelitian 1.
Bahan utama
a. Daun M. tanarius diperoleh dari Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
b. Hewan uji yang digunakan, yaitu tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 g, diperoleh dari Laboratorium Imono
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bahan kimia
a. Pelarut ekstrak, yaitu metanol dan air, metanol diperoleh dari Bratachem Yogyakarta yang dikemas oleh PT. Brataco Cikarang, Bekasi dan
aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Hepatotoksin karbon tetraklorida, produksi MERCK Darmstadt, Germany, diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. CMC-Na 1 sebagai bahan untuk membuat suspensi ekstrak metanol-air daun M. tanarius, diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
d. Olive oil BERTOLLI
®
untuk membuat larutan karbon tetraklorida 50.
e. Aquadest diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
f. Blanko pengujian ALT dan AST menggunakan aquabidestilata yang
diproduksi oleh PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta.